Chapter 18

128K 4.1K 124
                                    

Di sini ada part 18+ nya sedikitt hehe

Alland sudah berada di ruang meeting saat ini, senyumnya masih tercetak walaupun sangat tipis. Ia sedang memikirkan apa yang gadis itu lakukan sekarang, pastilah ia sangat kebingungan.

Sementara Camella bertanya-tanya di dalam ruangan Alland. Bagaimana bisa benda miliknya itu hilang? Lalu mana mungkin ia pulang tanpa mengenakan itu.

Drrt... Drrt...

Camella melirik ponsel yang terletak di nakas sebelahnya. Ternyata ponsel milik laki-laki itu, mungkin tertinggal. Camella menaikkan bahu acuh.

Drrt... Drrt...

Lagi, ponsel itu bergetar. Camella memutuskan untuk melihat ponsel tersebut, barangkali penting.

Message

Alena
Alland aku baru sampai di Washington!

Alena
Nanti malam aku akan ke tempatmu :)

Camella melihat dua pesan tersebut.

Siapa Alena? Apakah mungkin kekasih Alland?

Camella memutuskan untuk mengacuhkan pesan tersebut.

Ia beranjak berdiri dan meraih sebuah novel milik Alland. Ia memutuskan untuk membaca novel tersebut dan melupakan pesan barusan. Camella hanya membolak-balikkan halaman demi halaman dalam novel tersebut tanpa benar-benar membacanya.

"Argh! Kenapa aku gelisah." ucap Camella frustasi. Lagi dan lagi pikirannya tertuju pada pesan tersebut. Mengapa ia kesal melihat nama pengirimnya? Seorang wanita? Siapakah sebenarnya dia?

Klek

Pintu kamar itu terbuka, Camella melihat Alland berdiri di sana dengan tatapan bingung.

"Kenapa kau begitu kacau?" tanya Alland menghampiri Camella. Pasalnya gadis itu sangat kacau, dan ranjang sekitarnya pun sedikit kacau, selimut yang tak tertata, bantal berserakan, dan novel miliknya sudah berada di atas ranjang.

"Tidak, aku hanya bingung mengapa benda-ku hilang."

Alland mengulum senyumnya mendengar penuturan gadis itu, ia meraih ponselnya di nakas. Alisnya terangkat melihat notifikasi di ponselnya, kemudian senyum mengembang di wajahnya. Hal tersebut tidak lepas dari pandangan Camella. Apakah Alland tersenyum karena pesan dari gadis itu?

"Kau ku antar pulang." ucap Alland.

Mereka keluar dari ruangan Alland dan memasuki lift pribadi miliknya. Suasana menjadi sangat hening, Alland melirik paha gadis tersebut. Tangannya menjalar menyentuh paha dalam Camella. Camella menahan napasnya mendapat sentuhan tiba-tiba dari atasannya itu. Sementara tangan Alland sudah sibuk meremas-remas bokong gadis itu, Camella memejamkan matanya.

Ting!

Pintu lift terbuka, mereka kembali tersadar dari aktifitas tersebut. Alland memandang sekitar memastikan bahwa tidak ada siapapun yang dapat melihat paha milik Camella. Setelah memastikan aman, mereka kembali berjalan. Camella dan Alland memasuki mobil milik Alland dan kemudian mereka melaju membelah ramainya jalan di kota itu.

Tangan Alland kembali menjulur dan meraba paha Camella. Camella mencubit kecil lengan Alland.

"Why?" tanya Alland.

"Tanganmu nakal!" ucap Camella jengkel.

Alland hanya terkekeh. Kemudian tanpa menyerah tangannya kembali meraba di bawah sana.

"Ahh," desah keluar dari bibir gadis itu ketika Alland berhasil memasukkan dua jarinya ke dalam intinya.

Alland memaju-mundurkan jarinya di bawah sana, sementara tangan kanannya sibuk mengendalikan stir. Ia masih sangat fokus mengendarai mobil tersebut seolah tidak terjadi apa-apa, padahal tangan kirinya sibuk memompa milik Camella di bawah sana. Sedangkan gadis itu hanya mampu mendesah dan mengerang nikmat. Alland menikmati setiap nada yang keluar dari bibir gadis itu.

"Yeah, yeah sir!" racau Camella. Alland memompa jarinya dengan cepat.

"Ahh oh my god!" teriak Camella saat merasakan dirinya akan meledak. Alland memasukkan jarinya lebih cepat dan dalam.

"Yeah! I cum!!" dada Camella membusung ke depan, tubuhnya menggelinjang, cairan bening keluar dari milik-nya. Alland mengeluarkan jarinya dan memasukkan ke dalam mulutnya sensual.

"As always, you're sweet babe." ucap Alland. Sementara Camella masih mengatur napasnya, dadanya naik turun seiring dengan deru napasnya.

"Aku lelah sir, tolong jangan buat aku keluar lagi." mohon Camella. Alland terkekeh melihat gadis itu.

Kemudian ia mengeluarkan sesuatu berwarna hitam dari kantong celananya. Senyum tercetak di bibirnya.

"Pakailah." ucap Alland memberikannya tepat di depan wajah gadis itu. Camella memelototi pria itu.

"Kau? Menyebalkan!"

Camella merampas celana dalam miliknya. Sementara Alland tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi gadis itu.

"Cepat pakai naughty girl, atau aku akan membuatmu keluar lagi." ucap Alland.

Camella membelalakan matanya dan segera memakainya dengan cepat.

"Ternyata atasanku adalah pencuri celana dalam." oceh Camella.

"Hanya milikmu yang aku curi." saut Alland. Camella hanya mendengus kesal, ia memilih untuk memejamkan matanya karena tubuhnya sangat lemas akibat ulah Alland.

Tak lama Alland menepikan mobilnya, ia mengguncang pelan tubuh gadis itu. Camella membuka matanya.

"Apakah kita sudah sampai?" ucap Camella.

"Belum, ayo makan dulu." ucap Alland.

"Aku ingin pulang sir." saut gadis itu.

"Cepat, atau ku buat kau kembali mendesah." ucap Alland dan keluar dari mobilnya. Camella mengerjapkan matanya dan terbirit-birit keluar.

Camella sudah berdiri di samping Alland, ia memandang ke depan lalu tatapannya beralih ke bagian bawahnya. Pakaiannya terlalu pendek, bagaimana mungkin ia masuk ke sana?

Alland menatap gadis itu, sekejap kemudian ia melepas jasnya dan mengikatkannya ke pinggang gadis itu.

"Nanti mereka melihat pahamu." ucap Alland lalu beranjak pergi.

Sementara Camella mematung di tempatnya, apa yang barusan adalah benar-benar Alland? Mengapa sikap pria itu begitu manis? Ia menggelengkan kepalanya dan berlari mengejar pria itu.




Haloha! Update✨
Makin sweet aja nih bang Alland😍

Terima kasih yang sudah menyempatkan untuk membaca dan meninggalkan jejak hehe
Jujur kaget banget kalo ceritaku ini ada yang baca apalagi sampe di vote dan komen huhu, pokoknya thankyou soOoo muchhh guys💞

Hope you like it!❤
Jangan lupa tinggalkan jejak🤗💞

Love you all
Xoxo💋

Sexy Bitch Where stories live. Discover now