51. Peran kakak ketika adiknya ingin menikah (part 2)

180 27 25
                                    

"Aku akan menyusulnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Aku akan menyusulnya." Neo pun mengejar langkah Grigio yang mulai menjauh.

Rosso: "Ini waktu yang cukup penting bagi seorang kakak ya?"

"Waktu yang di nantikan oleh seorang kakak, namun bisa menakutkan di saat bersamaan." ucap Blu kala Neo tidak lagi terlihat oleh pandangan. Sementara Neo berlari mengejar Grigio sampai di taman dekat space garisson, di sana Grigio duduk di kursi yang terletak di tepi kolam. Lantas, Neo pun menghampiri Grigio dan duduk di sampingnya.

Neo: "Gi-chan ..."

Seketika, sapaan halus dari Neo membuat air mata Grigio yang sedari tadi terbendung, kini mulai berlinang, Grigio pun menangis tersedu. "Neo-kun ... hanya karena aku yang paling muda di antara kedua saudaraku, hanya karena aku anak perempuan tunggal di keluargaku, aku di anggap ... hiks ... hiks ..."

Neo pun mendekap Grigo dalam pelukannya. "Kamu merasa selalu di perlakukan dan di pandang sebelah mata?"

Grigio: "Uhm! aku sudah mulai dewasa, aku juga tau bahwa masa depan tidak dapat di perkirakan dan kita tidak tahu hubungan ini kedepannya akan seperti apa."

Neos pun melepas pelukan Grigio dan mengusap lelehan air mata yang tersisa di pipi Grigio. "Gi, aku tahu usiaku masih remaja, aku pun tidak tahu seperti apa hubungan kita kedepannya. Tapi, aku siap jika kamu sudah ingin melangkah lebih jauh ke jenjang pertunangan. Keluargaku pun sudah merestui hubungan ini."

"Neo ... " Hanya itu yang bisa Grigio ucapkan kala Neo mengeluarkan sebuah kotak kaca berukuran kecil, dengan cincin sederhana yang elegan.

Neo pun tersenyum sembari membuka kotak cincin itu, ia pun memberikan kotak cincin itu kepada Grigio, "Gi-chan ... jika kamu menerima lamaranku, maka pakailah cincin ini. Jika belum, kamu boleh menyimpannya. Jika kamu menolak, kamu bisa mengembalikannya. Jangan terburu-buru mengambil keputusan, aku memberimu waktu berpikir."

Grigio pun mengusap air matanya dan mengambil kotak cincin itu. "Neo ... aku akan menyimpan ini."

Neo pun tersenyum dan menepuk kedua pipi Grigio dengan lembut secara bersamaan. "Keep smile and happy! jangan cemberut seperti itu, ne? jika seperti ini, kamu semakin mirip dengan kucing." Ucap Neo sembari tertawa.

"TAKH!" Suara pukulan yang melayang di tangan Neo pun membuat Grigio puas.

Grigio: "HUM! salah siapa?"

Neos: "Iya, aku yang salah karena udah jahil ke kamu, Gi-chan."

"OY! NEO! SEKARANG JADWAL LATIHAN KITA DAN TEMAN-TEMAN DENGAN GURU LEO!" Suara teriakan dari Via pun mengejutkan keduanya.

Neo: "Haihh, aku di sini aja deh."

Grigio: "Lho! kamu harus latihan tahu, udah sana."

Neo: "Hmm, oke. Kita bertemu lain waktu Neko-chan!" Neo pun berlari ke arah Via dan pergi menjauh dari taman.

"Gi ..."

Grigio: "Nii-san?"

Rosso: "Gomen, ne? kami terlalu keras kepadamu ... "

Blu: "Dan kita juga terlalu menyudutkan dirimu dan Neo, kami terkejut, karena tiba-tiba saja kamu bilang ingin bertunangan."

Grigio pun menghamburkan pelukannya ke arah Rosso dan Blu. "Gomen ... Gi juga salah, seharusnya Gi bicara baik-baik, tapi Gi malah kebawa perasaan, karena Gi kira kalian semua ga suka sama kemauan Gi ..."

Rosso: "Uhm! sekarang kita baikan, oke?"

Blu: "Harus itu, hihi!"

Grigio pun tersenyum lebar. "Uhm! oh iya, nii-san ..." panggil Grigio ke pada Rosso dan Blu sembari menunjukan kotak cincin yang tadi di berikan Neo sebagai simbol pertunangan.

Rosso: "Kamu sudah menerimanya?"

Grigio: "Belum ... dia memberiku waktu lebih untuk berpikir, dia berpikir dewasa, kan?"

Blu: "Hum ... orang tua dan keluarga Neo sudah setuju dengan rencana kalian?"

Grigio: "Sudah! dan jika akh menerima lamaran Neo, mungkin sekitar dua minggu setelahnya, Neo akan menemui keluarga kita."

Rosso: "Ne pikirkan lagi baik-baik."

Grigio: "Uhm!"

Blu: "Yuk pulang ke asrama!"

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan taman. Seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka secara diam-diam pun menyunggingkan senyumnya dan berkata, "jangan harap kamu mendapatkannya, dia hanya milikku, tahu?"













 Seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka secara diam-diam pun menyunggingkan senyumnya dan berkata, "jangan harap kamu mendapatkannya, dia hanya milikku, tahu?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ultra AcademyWhere stories live. Discover now