PROLOG

209K 9.2K 176
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"LEPAS, GAK?!"

Gadis itu menggembungkan pipinya kesal dengan kedua tangan menarik ujung buku yang ia pegang sekuat tenaga. Lelah menarik-narik buku, ia mengangkat kepalanya untuk melihat seseorang yang rebutan buku dengannya.

"ANGKASA?!" teriaknya setelah yakin kalau orang itu adalah orang yang dikenalnya.

Angkasa, cowok berseragam putih abu-abu dengan hoodie army yang menutupi badan hingga kepalanya. Si jenius yang selalu menjadi incaran para gadis di dalam maupun luar sekolah, si pelit senyum, dan si ketus cuek yang paling benci direpotkan,

"Lepas!"

"Ngalah, dong! Cowok tuh harus gentle!"

Angkasa menatap manik hitam yang juga tengah menatapnya dengan tajam. Lalu menurunkan tatapannya pada sneaker putih yang dipakai gadis itu. Terpaku pada satu objek di sana.

Sang gadis pun melirik Angkasa yang terdiam dan mengikuti arah pandangnya. Ia menyeringai, lalu berjongkok mengambil seekor kecoa yang sudah kaku di atas sepatunya tanpa merasa takut ataupun geli.

"Ucul banget gak, sih?" Dengan sengaja, ia menyodor-nyodorkan kecoa di tangannya pada wajah Angkasa yang masih datar bak triplek.

Angkasa segera melangkahkan kakinya menjauh. Toh, apa yang ia cari sudah ia dapatkan. Lagipula, Angkasa gak benar-benar takut pada binatang itu. Cuma sedikit geli dan heran aja bagimana bisa seekor kecoa yang udah kaku ada di atas sepatu. Jatuh dari atas? Atau keracunan karena menghirup udara dari dalam sepatu gadis itu? Bisa aja aroma di dalam sana terlalu menyengat.

"Lo- eh, bukunya! Angkasa! Bukunya jangan dibawa!"

"Mau kemana!? Siniin dulu bukunya, Angkasa!"

Gadis berkepang dua itu menarik ujung hoodie yang dikenakan Angkasa.

"Lo gak mau bukunya, kan? Yaudah, makanya buat gue aja daripada ntar gak lo baca kan sayang bukunya. Lagian, masa cowok jenius titisan Albert Einstein ini suka baca buku komik, sih? Gak mungkin banget. Jadi buat gue aja, ya?" ujarnya panjang lebar.

"Masalah?"

Ia menggeram tertahan. Cowok itu! Benar-benar juara bikin orang dongkol, ya?! Ia emang tau kalau Angkasa irit ngomong, irit senyum, dan minim ekspresi. Tapi, ia baru tau kalau berhadapan langsung sama cowok itu bikin emosinya cepat naik sampai ke ubun-ubun.

Gak akan ada cewek yang betah lama-lama pacaran sama Angkasa, sekalipun itu fans terberatnya. Yakin, deh. Buktinya aja, gak pernah tuh ada gosip tentang Angkasa yang lagi menjalin hubungan dengan seorang cewek. Ia juga gak pernah liat cowok itu tertarik sama cewek manapun. Apa hatinya memang sebeku itu, ya? Atau jangan-jangan...

"Angkasa? Lo gak suka cewek, ya?" celetuknya.

"Aduh!"

Tiba-tiba Angkasa mengetuk dahi yang tertutup poni itu dengan buku di tangannya yang membuat sang empu memekik.

"Angkasa! Lo apa-apaan, sih?!"

"Bodoh."

Setelah mengucapkan itu satu kata, Angkasa langsung berjalan meninggalkan gadis yang tengah mencak-mencak di tempat.

"Dasar cowok jahat!"















"Dasar cowok jahat!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halo, halo, halo!

Salam kenal dan semoga suka sama ceritanya, ya!

Jangan lupa vote dan komen✨

See you in next chapter, sayonara!

Salam hangat, Aku.

Hai, Angkasa! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang