2. Dream

539 102 13
                                    

Aera tidak pernah merasakan ini sebelumnya. Rasa yang begitu kuat saat dirinya berada di dekat Taehyung. Oh ayolah, mereka berdua sedang tidak mengalami drama romantis. Bukan pula adegan yang menimbulkan bibit-bibit keuwuan. Sangat jauh dari kata manis. Bahkan seringkali bertengkar. Jadi, apa ada sejauh ini hal manis yang mereka lewati? Tidak ada.

Hari-hari Aera dipenuhi dengan kekesalan setiap ada Taehyung. Aera pikir hidupnya akan berjalan sempurna seperti apa yang ia bayangkan. Faktanya? Tidak sesuai ekspetasi. Realita yang membuatnya terpaksa terseret dalam arus drama memuakkan antara vampire dan penyihir.

Ingat, di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Jangan pernah meremehkan skenario Tuhan yang nantinya bisa berubah-ubah. Kalau saja Taehyung memiliki hati yang lembut sedikit, mungkin pria itu mudah jatuh cinta. Siapa yang tak tergoda melihat sosok cantik itu? Pria mana yang tidak mau bersanding dengan Aera. Rambut yang berkilau bagai permata, bola mata semanis lelehan cokelat karamel dengan warna cokelat yang indah. Taehyung berpura-pura tidak melihat semua keindahan yang Kim Aera miliki. Atau memang hatinya terlalu dingin untuk dijamah.

Saat ini keduanya sedang berada di kantin. Seperti biasa Aera menyantap makanannya dengan lahap. Dan, Taehyung hanya diam menonton—vampire tidak bisa makan. Taehyung saja lupa bagaimana rasa lezatnya daging sapi asap berlumuran saus keju yang tampak menggugah selera itu. Selain rasa darah yang menghilangkan rasa laparnya.

"Kau tidak makan?" itu Aera yang bertanya.

"Kau mengejekku atau apa? Hei nenek sihir. Sejak kapan vampire bisa makan seperti manusia?" jawab Taehyung ketus. Tidak bersahabat sekali. Merotasikan bola matanya, tampak terlihat malas menemani Aera disini.

"Oh, sayang sekali. Padahal ini sangat lezat. Cobalah sesekali jangan meminum darah. Aku malah berpikir kau bukan vampire tapi kakek moyangnya nyamuk."

Ah, dia mulai lagi menyebalkan.

Barangkali jika Taehyung adalah kakak sepupunya—Min Yoongi. Dengan senang hati, Taehyung akan membalas lebih kejam lagi kalimat Aera barusan.

Dia hemat energi.

Malas berdebat, di pagi hari yang indah ini.

"Sepulang dari kampus jangan mengajakku ke toko buku lagi." Taehyung berkata datar. "Jangan mencoba kabur saat aku meminta kau ke rumahku. Aku hanya ingin semua ini berjalan cepat."

"Siapa juga yang memintamu mau ikut denganku?"

Taehyung berbaik hati hari ini. Memilih diam mengalah dan tidak melanjutkan konversasi menyebalkan itu. Aera adalah penyihir dengan segala macam sifat menyebalkannya. Taehyung rasa tidak ada penyihir secantik ini—lagi dia diam-diam memuji kecantikan Aera di dalam hatinya.

*****

Di sisi lain, Jimin berdiskusi bersama Voulen mengenai ritual yang akan Taehyung jalani dalam waktu dekat. Kalau bukan penasaran, Jimin malas datang jauh-jauh kemari. Pun disekeliling rumah Voulen diselimuti hawa mencekam yang membuat siapa saja enggan menginjakkan kaki di tempat itu.

"Aku masih penasaran. Apakah benar dugaanku tentang Aera?" Jimin bertanya seraya mengusap bibir bawahnya, memikirkan sesuatu. "Kemarin malam, aku bermimpi bertemu seorang wanita yang begitu mirip dengannya. Tapi, mereka berdua berbeda. Warna mata mereka juga tidak sama. Aku melihat wanita itu memiliki ciri khusus di lehernya."

"Maksudmu? Ciri seperti apa?"

"Sebuah tatto di leher? Tidak terlalu jelas saat aku memimpikannya. Tapi yang kulihat wanita itu menggigit Taehyung."

Voulen sontak terkejut mendengar penuturan Jimin. Pasalnya benar selama ini. Taehyung bukan bagian dari mereka. Taehyung menjadi vampire bukan atas kemauan pria itu sendiri. Ini semacam petunjuk yang datang.

Eclipse ✓Where stories live. Discover now