5. A White Demon

501 93 19
                                    

Dugaan semua orang benar malam ini terbukti. Memang belum tiba saatnya red moon tapi bulan pun sudah menunjukkan tanda-tandanya. Disaat waktu telah memasuki Full moon, biasanya vampire yang punya pasangan akan mengalami masa heat. Sama seperti manusia serigala tapi ini rasanya berbeda. Bahkan lebih menyiksa. Seolah ada sesuatu di dalam diri yang terbakar dan panas. Beruntung sekali, Taehyung memakai cincin biru itu. Dia awalnya tidak yakin jika cincin tersebut ada kekuatan. Namun, justru setelah ia memakainya—rasa panas di tubuhnya perlahan menghilang.

Tidak sepenuhnya hilang sebenarnya. Masih ada rasa panas sedikit. Dan setidaknya itu baik daripada tidak sama sekali.

Ah, jadi inikah nanti rasanya? Batin, Taehyung. Apakah kelak dia akan merasakan panas yang sama saat bertemu pasangannya nanti? Dan mengapa Taehyung agaknya tidak rela? Tidak rela jika kelak waktu itu akan datang. Dia ingin menikmati waktunya bersama Aera. Bagaimana menjelaskannya ya? Sementara Taehyung sendiri tidak mengerti—ada apa dengan hatinya sekarang. Ada apa dengan dirinya yang begitu ingin terus menerus berada di dekat Aera.

Andai saja mereka bertemu di waktu lain. Atau bertemu saat keduanya adalah manusia biasa. Bukan takdir mengerikan yang membuatnya terpaksa bersama. Bersama dalam waktu sementara. Itu memilukan. Pasti ada diantaranya yang merasa perih ketika semua ini selesai. Kembali menjadi asing dan menganggap ini tidak pernah terjadi.

Jungkook dan Hoseok menatap, mengisyaratkan lewat tatapan mata. Bertanya-tanya Taehyung yang aneh sekali mengajak mereka berdua pergi ke perpustaakan malam-malam begini. Ingat—Taehyung tidak suka membaca.

"Hyung, apa yang kau cari?" Jungkook bertanya. "Apa kau ini berusaha membuat Aera noona terkesan?"

"Tidak. Aku kemari mencari buku yang pernah Aera baca."

"Wah apa kau terserang virus cinta?" ledek Jungkook dan dihadiahi Hoseok pukulan di pundak.

"Itu buku tua, Taehyung. Setahuku penjaga perpustakaan bilang, itu buku milik ibu." ujar Hoseok. "Semacam buku kitab sihir."

"Dan untuk apa dia membacanya? dia tidak suka dengan sihir." Taehyung tampak kebingungan. "Atau jangan-jangan dia berusaha mempelajarinya?"

"Well, mungkin? Lagipula dia memang penyihir."

Penyihir.

Terdengar menyakitkan ketika kalimat itu berdengung di telinga Taehyung. Memperingatkan bahwa keduanya adalah sosok yang berbeda jauh.

*****

Pukul satu dini hari, Aera sengaja bangun. Dia sudah memasang alarm di jam wekernya. Dia sudah mengingatkan dirinya sendiri bahwa setelah ini selesai, dia akan menerima takdirnya yang adalah penyihir. Maka dari itu dia mempelajari buku—Grand Griomoire. Itu adalah buku ilmu sihir hitam dan juga sihir-sihir baik di dalamnya.

Aera tentu harus mempelajari itu. Sebab mungkin suatu waktu dia akan membutuhkan kekuatan. Ilmu sihirnya sebatas melindungi diri. Tidak seperti penyihir hebat lain yang bahkan bisa menghilang, berpindah tempat, dan mengeluarkan air di tangannya. Aera belum menguasai semua hal itu. Dia selalu merasa payah jika di dekat Taehyung. Membandingkan dirinya dengan Taehyung yang memiliki kemampuan. Entah mengapa, dia ingin terlihat sama dengan Taehyung meski mereka nyatanya tidak sama.

Di dalam buku itu mengatakan. Ini waktunya violet hour. Saat-saat yang tepat untuk mempelajari sihir hitam di tengah malam. Tidak ada bantuan iblis atau apapun. Penyihir hanya mengandalkan kekuatan yang mereka punya sejak dari dulu. Setiap penyihir mempunyai kekuatan sejak mereka dilahirkan. Malangnya, Aera tidak pernah tahu kekuatan murni apa yang ia miliki.

Wanita itu menghela napas berat seusai mengucapkan mantra. Gagal dan rasanya kesal sekali. Aera berusaha untuk menghilang, sihir hitam yang paling sulit dipelajari. Seharusnya ia memulainya dari hal kecil. Namun, ambisinya kuat. Percaya diri jika dia bisa. Tidak semudah yang dia kira. Waktu telah berjalan satu jam.

Eclipse ✓Onde histórias criam vida. Descubra agora