4. How To Be Taehyung's Mate?

522 88 8
                                    

Jam di dinding mengabaikan suara aneh yang tercipta di antara keduanya. Taehyung menikmati bagaimana manisnya bibir Aera dan senang ketika tidak ada penolakan sama sekali. Bisa disebut mungkinkah terbawa suasana? Atau memang keduanya sama-sama menginginkan itu.

Dan mungkin juga dewi fortuna tak berpihak pada Taehyung. Saat, Taehyung ingin melangkah lebih jauh—dengan mendudukkan Aera di meja kembali menyesap bibirnya dan terus turun, pada detik yang berdetak itu, tubuhnya kesakitan.

"Akhhh, sial ini sakit!" maki Taehyung, lalu menjauh dari Aera yang wajahnya semerah tomat. "Kau—t-tidak apa-apa?"

"Ya. Aku harus meminum ramuannya lagi." Taehyung mengeluh, ia tampak kacau dengan rambutnya yang berantakan. "Maaf."

Mendengar kata maaf, Aera bersemu merah. Ini menggelikan sekali. Dia tak menjawab apa-apa, melainkan turun dari sana dan berlari meninggalkan Taehyung.

*****

Yoongi bermain piano dengan tenang. Memejamkan mata seraya membayangkan masa-masa indahnya bersama adik perempuannya—Lanna. Kalau saja, Lanna mau menuruti perintahnya. Adiknya itu pasti bisa tinggal disini.

Dua bersaudara itu bukan adik dan kakak sedarah. Namun, Yoongi sangat menyayangi Lanna sebagai adiknya sendiri. Lanna bukan vampire, dia incubus—iblis bersayap putih yang cantik. Yang juga memikat hati Taehyung dan hal itu tentunya melanggar peraturan, sehingga Lanna dijauhkan dari Taehyung. Memang tidak boleh jatuh cinta apalagi bersama. Kehadiran Lanna disini juga sama dengan Aera—dibutuhkan bantuannya. Jika tidak mungkin Namjoon senang memberikan makan siang untuk harimau kesayangannya—tidak ada manfaat maka dijadikan santapan.

Saat-saat tenang ini Yoongi bisa sejenak melupakan masalahnya. Dan telinga itu begitu peka mendengar langkah kaki dari belakang, dia bukan manusia dan kemampuan ini sering membuatnya kesal.

"Pergilah jika tidak mau aku mengisap darahmu." ujar Yoongi, ia tidak menoleh ke belakang saat Aera ragu untuk mendekat.

"Aku menganggumu ya?"

"Sangat mengganggu." balas Yoongi kesal. "Jadi silahkan pergi sekarang."

Aera mendengus kesal. Di antara yang lain memang Yoongi sulit di dekati. Tidak ada yang pernah bisa mendekat. Auranya begitu dingin hingga kau bisa merasakan hawa dingin yang mencekam saat menatap matanya.

"Aera, tunggu." jantung Aera nyaris lepas. Dia tentu saja memiliki jantung yang berfungsi.

Yoongi cepat sekali berada di hadapannya. Perasaan tadi masih duduk di depan piano. Apa semua vampire kemampuannya seperti itu? Aera menyesali kedatangannya kemari.

"Kau yang memintaku pergi."

"Aku ingin menanyakan sesuatu." ujar Yoongi serius. "Seingatku kau tidak punya tatto di lehermu." dia menunjuk dengan santai, bahkan jari telunjuknya menyentuh disana.

"Hei!" Aera menepis. "Memang tidak punya!"

"Gunanya cermin di kamarmu apa?" sarkas Yoongi. "Lihat ke cermin."

Taehyung kebetulan melintas di ruang musik, dan melihat itu langsung mendekat. "Kau—apa ini!" dia meninggikan suaranya. "Kenapa kau punya tatto yang sama dengan dia!"

"Mulut besarmu mau kusumpal dengan kain?" mata sabit Yoongi memutar, sebal. "Jelas saja dia akan memilikinya. Kau lupa?"

Taehyung memejamkan matanya. Hampir lupa dengan fakta aneh itu.

"Maaf, aku berlebihan."

"Itu tandanya dalam waktu dekat red moon tiba." Yoongi menambahkan. "Kusarankan jangan dekat-dekat karena pasti kau tidak bisa menahan rasa panasnya."

"Atau bahaya lain datang. Kau tidak mau kan tiba-tiba penyihir ini hamil bayi vampire?"

Membayangkan itu saja Taehyung sontak merinding, Yoongi mengancam dan pasti dia juga tak sengaja melihat bekas gigitan Taehyung di leher Aera.

"Hyung, apa-apaan."

"Aku benar, Taehyung. Jangan membantahku."

Aera merasa bodoh dan tak mengerti percakapan macam apa ini? Dia hendak pergi tetapi menabrak dada bidang Namjoon yang juga ingin masuk ke dalam. "Oh, kau. Maaf Aera aku tidak memperhatikan jalan."

"Tidak apa-apa, aku mau pergi."

"Jangan pergi dulu. Aku membawakan sesuatu untuk kau dan Taehyung."

Namanya disebut Taehyung pun menoleh. Melihat apa yang ada di tangan Namjoon. Sebuah cincin bermata biru. "Hyung membeli atau membuatnya?" Taehyung bertanya.

"Tentu saja membuat sendiri! Memangnya ada cincin yang dijual sebagus ini? Kalaupun ada, ya itu cincin biasa." kesal, Namjoon. "Kau pakailah cincinnya. Karena beberapa jam lagi, Aera mendapatkan reaksi bulan merah."

"Aku tidak bodoh dan melihatmu menggigitnya Taehyung." Namjoon berkata dengan kedua mata mengintimidasi. "Kau lakukan itu lagi. Aku akan memberikanmu pada kucing kesayanganku."

"Hubungannya apa dengan ini? Maksudku, aku bukan manusia serigala yang mengalami masa heat."

"Iya, bukan. Tapi kau vampire kuat dan mungkin saja mengalami itu." Namjoon lelah menjelaskan. "Bukan hanya manusia serigala. Vampire juga bisa. Aera tentu bukan mate. Dia hanya pasangan sementara."

Pernyataan Namjoon cukup menampar Aera. Sementara. Dan sungguh sial, kalimat itu berdengung di telinganya. Mengapa pula ia harus kecewa jika kenyataannya sudah jelas?

"Oh terdengar menarik. Kalau begitu aku mau."

"Ini bukan main-main, Taehyung." Namjoon memperingatkan lagi. Lelah sekali menjelaskan sedangkan Yoongi diam-diam tersenyum geli.

"Aku tidak masalah, hyung. Bagaimana denganmu, Aera?"

"Ap-apanya?" Aera sontak gugup.

"Sudah siap membaca persyaratannya? Ah tidak perlu syarat. Sebenarnya sikap menyebalkanmu itu poin yang ada dalam presentasiku."

"Taehyung, aku tidak mengerti."

Yang ada disana, Namjoon pura-pura tidak mendengar dan Yoongi juga sama, memilih tenggelam dalam keanehan sosok vampire dan penyihir di hadapan mereka.

Si Kim tersenyum menggoda. "How to be Taehyung's mate?"

[]

Eclipse ✓Where stories live. Discover now