7. Heartbreak

406 92 10
                                    

Pernah tidak kau merasakan dadamu tiba-tiba sesak? Seperti ada ribuan jarum kecil yang menusuk di dalam sana. Kau tahu penyebabnya—tapi kau berpura-pura tidak tahu dan bungkam. Kini, Aera tengah berada di posisi itu. Diberikan harapan lalu membuatnya sedikit lagi jatuh, kemudian dipatahkan hatinya. Ternyata dia salah menduga. Ternyata, Taehyung belum menaruh seluruh hati untuknya.

Taehyung masih mencintai wanita itu. Sedangkan, Aera tidak berhak marah. Sadar diri jika dia bukan siapa-siapa.

Melihatnya sendiri saat Taehyung duduk sendirian di taman, memegang sebuah syal berwarna putih. Tentu saja, Aera bisa menebak jika itu bukan syal pria, dari rajutannya bahkan Aera begitu tahu itu adalah syal milik wanita—untuk melanjutkan kalimat praduga di dalam hatinya pun Aera tidak sanggup. Hatinya terasa patah.

Entah mengapa—Aera semakin merasa bahwa Taehyung tidak di takdirkan untuknya. Dia merasa sangat jauh. Pun tak diijinkan masuk ke hati vampire itu. Hatinya masih lah milik oranglain.

Sebenarnya ada apa denganku? Mengapa aku begitu berharap padanya?

Hati Aera bersuara putus asa. Dia berbalik badan, ingin pergi dari sana. Tetapi sialnya tak sengaja menabrak dada Jungkook yang membawa nampan berisi dua gelas air. Aera tidak mau peduli—untuk apa air yang dibawa Jungkook. "M-maaf aku tidak melihat---,"

"Tidak apa-apa." Jungkook menyela seraya tersenyum manis. "Sedang apa kau di sini? Hari sudah petang. Kau harus mempersiapkan dirimu nanti malam."

"Ah, y-ya ak-aku hanya ingin mencari udara segar." Aera yang menjawab terbata-bata pun membuat Jungkook curiga.

Lalu matanya melihat ke arah belakang. Mengernyitkan dahi memperhatikan Taehyung yang masih duduk di taman rumah mereka. "Kau—tidak sedang diam-diam menguntit hyung bukan?"

"Tidak!" Aera spontan memekik dan itu mengalihkan perhatian Taehyung.

Si Kim itu menoleh saat mendengar suara Aera. Ingin segera menghampiri tapi dia memilih tetap duduk—tak acuh. Tidak tahu ada apa dengan hatinya? Mengapa seperti dilanda gundah dan kebingungan begini?

"Ya sudah kalau tidak jangan berteriak dong!" seru Jungkook, tertawa kecil. Senang menggoda Aera yang tampak terkejut. "Ku beri tahu ya. Hyung itu sebenarnya tidak sulit di dapatkan asal kau mau berusaha."

"M-memangnya aku mau mendapatkan dia?!" ketus, Aera. Memutar bola matanya. "Aku dan dia terikat karena ingin melakukan ritual, Jungkook."

"Ya tapi yang kulihat kau berharap padanya?" Jungkook menaikkan satu alisnya, sengaja sekali menyudutkan Aera. "Mungkin dia terlihat belum melupakan Lanna. Tapi kusarankan jangan menyerah dan juga kalau kau berubah pikiran. Aku siap menjadi pengganti hyung untukmu."

"Apa-apaan!"

Setelah puas menggoda Aera. Jungkook berlalu pergi, tak lupa mengedipkan matanya. Sungguh suasana hati Aera makin buruk karena pria itu.

*****

Jantungnya berdebar keras sekali. Padahal mereka belum memulai ritualnya. Namun, Aera sudah lebih dulu cemas. Tak bisa membayangkan—bagaimana ritual pertama itu dilakukan? Yang jelas belum red moon dan Aera diserang rasa cemas berlebihan. Hari pun belum memasuki waktu tengah malam. Ia masih bisa bernapas lega. Walaupun tetap nanti jam satu dini hari, Aera akan mempersiapkan dirinya.

Wanita itu menggigit kukunya, memikirkan sesuatu, berjalan mondar-mandir di kamar. Sesekali juga mengacak rambutnya. Frustasi sendiri.

"Kau kenapa?"

Hampir-hampir jantung Aera berpindah ke perut ketika mendengar suara Taehyung menyapa, serta kehadirannya yang muncul di samping Aera.

"Bisakah kau datang mengetuk pintu? Kau mengagetkanku! Kau bukan hantu, bodoh!"

Eclipse ✓Where stories live. Discover now