07 : Bunda.. telinga jendral sakit...

64.8K 13K 13.2K
                                    

Ngakak kenceng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ngakak kenceng.

***

Bruakh!


Jendral menyentakan matanya. Nyawanya serasa dimasukkan paksa ke dalam tubuh saat mendengar suara bantingan pintu kamar yang terbuka keras.

"Sama bunda suruh bersihin kolam tuh, jangan tidur aja lu kek gelandangan."

Jendral baru bisa tidur jam tiga tadi. Bahkan matanya masih terasa berat untuk terbuka kalau saja jantungnya tak dikejutkan dengan suara bantingan pintu yang pelakunya tak lain adalah adiknya sendiri, Sagara Abimanyu.

Pemuda yang berjarak umur satu tahun dengan Jendral itu berdiri di ambang pintu dengan raut malasnya. Ah, dan mengapa dia belum mengenakan seragam?

Jendral hampir lupa kalau hari ini dirinya diliburkan oleh sang ayah.

"Ka tha ay yhah ka kak di su ruh is ti ra hat." [Kata ayah kakak disuruh istirahat.]

Jendral mendudukkan diri kemudian, mengucek matanya yang masih terasa berat, berharap kesadarannya segera kembali sepenuhnya. Iris gelapnya melirik ke arah jam dinding kamarnya, mendapati jarum pendek masih menunjuk ke angka enam.

"Khe na pha ka mu bhe lum me ma kai se ragam?" [Kenapa kamu belum memakai seragam?]

"Ngomong apaan sih, gajelas." Sagara berdecih malas, melenggang pergi kemudian dari kamar kakaknya.

Jendral menghela nafas. Dengan tenaga seadanya remaja itu berusaha berdiri. Rasa keram masih menjalar di area perutnya, namun berusaha Jendral tahan.

Tak usah kaget dengan sikap Sagara kepada Jendral yang cenderung sinis bahkan terkesan tak acuh. Jendral sudah terbiasa akan hal itu. Jarang sekali mereka mengobrol, karena Sagara pun tak akan tahu apa yang diutarakan sang kakak. Mereka terlalu asing untuk sekedar disebut saudara kandung. Sama halnya dengan Bara. Sang sulung yang kini tengah menginjak bangku perkuliahan itu jarang membuka obrolan pada kedua adiknya. Bara itu tipe lelaki yang irit bicara, dia hanya akan bicara seperlunya, pada kedua adiknya, pada bundanya, bahkan ayahnya. Bara juga jarang berada di rumahnya, karena ia lebih sering tidur di kost temannya daripada di rumah.

Baiklah, kembali ke keadaan sekarang. Dimana Jendral sudah bersiap untuk mandi, untuk kemudian memenuhi panggilan sang bunda supaya membersihkan kolam hari ini.

Ah, bundanya pasti sudah tahu jika sang ayah membiarkan Jendral tidur di kamarnya kemarin. Gantinya mungkin adalah ini, menguras kolam di hari Jendral yang seharusnya ia gunakan untuk istirahat.

Anargya | Jaeyong & Nomin [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang