5

641 78 10
                                    

Jisung terjaga di malam hari. Sekarang pukul 2:00. Perutnya tidak dapat dikompromi. Dia sangat ingin ramyeon untuk saat ini. Diikatnya pula rambut panjang yang sempat ia uraikan. Dengan perlahan dia bangun supaya tidak menimbulkan suara. Tapi usia kandungannya yang sudah diatas bulan dan mungkin tidak lama lagi akan melahirkan.

"Jisung duduklah di meja makan. Aku akan membuatkan ramyeonnya."

"Tidak. Biar aku yang membuatkan ramyeon untuk diriku sendiri"

"Aku juga mau ramyeon jadi aku masak sekaligus saja"

"Ahh baiklah. Terimakasih eonni shotaro"

"Hey. Aku membuatkan untukku bukan berarti aku memasakkan untukmu"Ujar shotaro ketus. Tapi wajahnya nampak khawatir.

Jisung perlahan menuruni tangga. Disaat di pijakan ke lima. Pandangan matanya terasa berat, kaki jisung tidak seimbang. Dan itu membuat jisung oleng.

Hampir saja jisung jatuh jikalau shotaro menangkapnya dan menggapai tangannya. Shotaro menatapnya tajam sambil perlahan berjalan menuju meja makan. Dan bercerita bahwa dia bangun karena ingin makan ramyeon.

Pagi

Chenle tampak bahagia. Pandangan pertama yang ia dapatkan adalah para istrinya yang akur dan nampak mengurusi anak pertama chenle yaitu yangyang.

"Woii chenle. Ngapain lu disitu. Makan nih sarapan abis itu cepet-cepet pergi kekantor sana"Shotaro

'Istri laknat'

Baru saja chenle mengagumi shotaro yang berubah menjadi baik dan lembut saat di depan jisung. Tapi baru sebentar sikapnya sudah melunjak dan kini melampau batas.

"Nek lampir sewot aja. Ayo kita sarapan sekarang"chenle tegas

Semuanya patuh terhadap perintah chenle. Termasuk shotaro yang kurang ajarnya tadi. Mereka semua tau jika chenle sedang serius dan tegas berarti dia sedang menjadi kepala keluarga.

Di keluarga Zhong adalah tradisi mereka menikah dengan 2 istri. Termasuk Zhong suho, ayahnya chenle, dan jiga siwon ayahnya suho dan juga kakeknya chenle, serta leetuk ayahnya siwon, kakeknya suho,dan kakek buyut chenle. Dan seterusnya. Karena keluarga  zhong adalah orang holkay dan semua keturunanya adalah laki-laki.

"Yasudah. Mas oergi kekantor dulu"

Jisung dan shotaro memangguk lebih tepatnya jisung yang merespon. Dua istri chenle pun segera menyalami chenle dan pastinya jisung juga membenarkan dasi chenle yang miring.

Kepergian chenle. Membuat shotaro lega. Dia berdecak ketika mengingat masa lalunya dengan pemuda pendek. Tentu saja orang sama yang sekarang menjadi suaminya.

"Sung. Lu gak ada niatan cerai gitu ama chenle"

"Hahaaha. Eonni kenapa ngomong gitu"Ujar jisung yang sedang menemani yangyang sarapan.

"Heh. Sebaiknya lu cerai aja deh. Lu itu gak pantes sama chenle"ucap shotaro. Matanya melihat sorot mata jisung di meja makan. Sedangkan tangannya mencuci piring makan mereka bersama tadi.

"Tidak. Bagaimana mungkin aku bisa menceraikan chenle. Sementara aku memcintainya"

"Jawaban tidak untuk hari ini akan berubah ya untuk masa yang akan datang"Ucap shotaro yang sudah menyuci piring dan beranjak untuk memandikan yangyang.

Tampak wajah yangyang panik jikalau shotaro menyentuh pundaknya yang bergetar sedikit.

"Cha~Yangyang mari mandi"Shotaro

"Tidak. Yangyang pengin mandi sama buna~pengin mandi sama buna~"Rengek yangyang

"Yangyang tidak lihat perut bunamu membawa bayi. Ayo mandi sama mama"Shotaro

"Baiklah"

Kepergian shotaro dan yangyang menimbulkan pertanyaan dibenak jisung. Kenapa yangyang selalu panik dan takut kepada shotaro



Love is betrayed😈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang