9

505 66 22
                                    

15 Tahun kemudian.

Wanita berusia 32 tahun itu terlihat kepayahan membawa belanjaan bulanan yang sudah habis stoknya. Di samping wanita itu tampak perempuan remaja yang belum legal berusia 19 tahun. sedang memaksa si wanita untuk membawa belanjaannya.

"Bunaa. Sini biar dongpyo yang bawa. Berat tahu bun"

"Tidak usah dek. Kamu kurus keringking gitu emang bisa angkat"Ucap wanita itu yang tak lain adalah jisung.

"Buna pikir aku kurus keringking gini turunan dari siapa"Ucap dongpyo. Tanganya terus-terusan merebut kantong belanjaan sang buna yang kepayahan membawa barang dan bahan dapur.

"Apasih dek. Jangan bikin buna yang kalem ini darah tinggi ya"

"Kalau gitu biar dongpyo bawa kantongnya"Ucap dongpyo memaksa. Jisung yang wataknya keras kepala dari dulupun menurun ke sang anak.

"Nih ambil ni. Bawa sampe rumah. Awas aja kalau ngeluh terus sakit pinggang"

"Bunn. Kok dikasi semua. Huh kayak anak tiri aja"

Jisung dan dongpyo akhirnya sampai kerumah. Mereka berjalan kaki dikarenakan pasar yang tidak jauh dari rumah kediamannya. Hanya menyebrangi jalan lalu belok kekiri, sudah.

"Capekk banget. Tulang Buna hampir keseleo nih. Dek panggilin ayah kamu"

'Padahal yang ngangkat belanjaan adek kenapa buna yang capek. Harusnya tuh adek yang capek'

"AYAHHH SINIII"

"APAASI- Hehe ada apa anakku tersayang"

"Buna tuh. Sakit pinggang. Keturunan faktor U"

"Adek kamu gak boleh ngomong kayak tadi. Kasihan buna udah tua"

"Ayah cari mati ya"Ujar jisung. Tangannya mencari remote Tv. Lalu menyalakan Tv.

"Ehh-hh ngak. Nanti yang cari uang untuk kalian berdua siapa?. Buna sini ayah pijit"

Plak//

"Pijit yang bener. Tangannya gak usah gatel juga. Buna lagi capek nih"Ucap jisung. Ia menampar pelan sang suami yang tangannya merambat menyusuri gundukan besar di dadanya. Dengan segera jisung mencegah tangan suaminya itu.

"Iya huang jisung"

"Ayah. Tolong jangan bucin di depan anakmu yang jomblo ngenes disini"

"Makanya cari sugar daddy sana. Cari yang kaya ayah ganteng kaya dan jangan lupakan bisa diajak gelud di ranjang"

"Yah. Aku anak ayah apa bukan sih. Kok ayah ngomong tidak berperikemanusiaan"

Tanpa sadar jisung menitikkan air matanya mendengar ucapan sang anak. Lalu dengan segera menaiki tangga bercorak flowers bernuansa coklat gelap. Dengan langkah cepat jisung memasuki kamar pribadi untuk jisung dan renjun.

Renjun yang tahu jisung menangis pun lantas menyusul sang istri. Ia takut jisung akan melakukan hal aneh semenjak kejadian 10 tahun yang lalu.

"Dongpyo masuklah kekamar. Dan tentu saja kalau dongpyo adalah anak ayah dan buna. Jangan menanyakan itu lagi ya"ujar renjun lembut.

"Jisung jangan dipikirkan. Itu sudah berlalu. Chenle tidak akan menemukan kita jisung. Lagipun shotaro akan sedih melihat kamu menangis"

"Apa yang hiks aku lakukan?Apakah aku mengambil keputusan yang salah hiks renjun?"

"Tentu saja tidak. Jika iya mana mungkin jisung menjadi istriku. Sudah jangan menagis. Jisungie tidak boleh stress"

"Terimakasih. Aku tidak salah memilih renjun untuk menjadi pendamping terakhirku"Ucap jisung tulus.

Renjun tersenyum mendengar ucapan jisung penantian renjun selama ini tidak sia-sia.

Bodohny renjun memutuskan jisung di masa itu. Ia malu untuk mengingatnya. Karena alasan renjun memutuskan jisung sangat aneh dan tidak masuk akal. Dan malah ditikung oleh chenle. Tapi renjun lega. Jisung menjadi istrinya. Dan dia tidak akan melepaskan jisung untuk kedua kalinya.

Flasback

"Bahagia sekali pasangan itu"

"Aku ingin menjadi renjun. Beruntung sekali mendapatkan jisung yang tinggi bak model dan seperti dewi"

"Wahh jisung hebat bisa memacari senior yang galak itu ya"

"Pawangnya jisung serem"

"Renjun sunbae beruntung"

Begitulah gosipan hangat di Kuliah universitas culture. Perbincangan hangat mereka adalah tentang dua sejoli yang baru saja menyandang gelar pacaran tersebut. Apa yang dibilang mereka benar. Dua sejoli itu tampak bahagia. Terbukti dari mimik wajah renjun dan jisung.

Tapi kebahagian itu pupus sejak baru-baru ini terdengar gosip yang menyatakan mereka berdua tidak cocok menjadi pasangan dikarenakan perbedaan tinggi.

Yang satu tinggi bak dewi dan model. Yang satu kerdil mirip kurcaci yang bersama putri salju.

Awalnya renjun tidak peduli. Karena melihat raut sang pujaan yang terlihat bahagia. Tapi lama-lama ia merasa gunjingan orang dikampusnya sudah kelewat batas. Akhirnya ia meminta putus oleh jisung

"Jisung kita putus saja"

"Kenepa?kita kan sudah membicarakan untuk menikah"

"Aku akan ke korea untuk menambahkan tinggi badan. Butuh waktu yang lama untuk kembali lagi kechina jisung"

"Kenapa renjun ingin menambahkan tinggi badan?"

"Aku malu jisung. Orang-orang seakan menuntutku agar sempurna. Aku juga ingin tinggi"

"Baiklah renjun. Tidak apa-apa. Pergilah ke korea"

"Jisung dengarkan aku. Walaupun kita sudah putus. Aku akan segera pulang kechina. Lalu jika tinggiku sudah sama dengannu. Aku akan melamarmu jisung"

"Lalu bagaimana jika renjun tidak tinggi"

Renjun terdiam. Benar apa yang dikatakan jisung. Bagaimana jika ia sia-sia pergi dan meninggalkan jisung sendiri.

Chuu~

Renjun tidak menjawab hanya menempelkan bibirnya kejisung. Tidak ada lumatan hanya kecupan tulus disalurkan renjun.

Love is betrayed😈Where stories live. Discover now