10

493 58 20
                                    

Pukul 19.21 pertanda bahwa hari sudah malam. Keadaan jisung tampak lebih baik. Ia sudah bisa tertawa ceria di meja makan. Biasanya jika jisung mengingat kejadian 10 tahun yang lalu.ia akan mengurung diri di kamar. Melamun sampai pikirannya tenang.

"Adek. Jangan minta yang aneh-aneh. Cepat makan"Ucap jisung jengkel.

Pasalnya dongpyo yang meminta disuapkan oleh renjun. Sedangkan renjun sedang menikmati makananya. Alhasil jisung menggeplak bibir anak itu.

"Ayah. Mau ayam ayah"

"Ini ambilah. Makan yan-

"Ayah letak kembali ayamnya. Adek di depan biji mata kamu itu ayam. Kenapa harus makan yang ayah punya"

"Tidak ada hanya ingin"

"Huang dongpyo. Buna pusing. Sifat kamu yang jengkel ini menurun dari siapa sih. Kok buna pengen nyekik kamu ya"

"Dari buna. Buna juga nyebelin. bikin jengkel kalau lihat muka buna"

"Adek. Gak usah makan masakan buna kalau gitu. Sekalian aja tidur dijalanan kayak gembel"

"Sudah makan"

Tok

Tok

Tok

"Biar adek yang buka bun"

"Gak usah biar ayah"

"Buka pintu doang kok bacot. Biar buna aja"

Jisung berjalan sambil mengunyah sisa ayam di mulutnya. Lalu membuka pintu dengan lebar.

Dilihat dari mata jisung. Jisung tidak kenal dengan pemuda tampan ini. Pemuda itu membawa koper besar serta kertas berisi coretan ditanganya.

"Nugu?"

"Apakah ini kediaman keluarga Jung jisung"

"Maaf ini kediaman huang. Ada perlu apa dek"

"Ahh benarkah. Maaf mengganggu. Saya sedang mencari seseorang"

"Begitu. Mau masuk. Siapa namamu"

"Tidak perlu tante. Terimakasih kalau gitu"

"Ada perlu apa mencari saya"

pemuda itu tersentak disaat wanita itu tersenyum.

"Tante. Jung jisung?"Tanyanya berbinar.

"Benar saya jung jisung. Huang itu marga suami tante"































"BUNAAA~"

Pemuda tampan itu memeluk jisung brutal. Ia menangis sekencang-kencangnya. Menandakan air mata di baju tidur jisung serta keheranan jisung.

"INI YANGYANG BUNA. HUWEEE"

Anak itu sudah besar. Jisung tidak menyangka bahwa yangyang akan tumbuh menjadi pemuda tampan. Mirip seperti papanya chenle.

Jisung merasa bersalah sudah meninggalkan yangyang dengan chenle. Yangyang terlihat sangat kurus sekarang. Akhirnya mereka berdua menangis histeris.

"Yangyangie~ ayo masuk. Hiks sudah nangisnya"

"Buna. Yangyang rindu"

"Aigoo. Anak buna. Kamu tampan sekali. Buna juga rindu"

Jisung menghujami yangyang dengan kecupan brutal. Seakan itu adalah kecupan terakhir mereka.

Sedangkan yangyang menikmati kasih sayang buna yang tidak ia dapat lagi sejak ibunya shotaro pergi meninggalkan dia, alias meninggal dunia.

Di satu sisi, renjun dan dongpyo melihat kejadian di mana pemuda asing dan bunanya sendiri terlihat begitu akrab.

Hampir saja dongpyo menghancurkan moment yangyang dan jisung. Kalau tidak di hentikan oleh renjun. Renjun sendiri ngeri melihat kelakuan sang anak. Dongpyo membawa garpu yang ada di meja makan lalu menghampiri jisung. Untung renjun cepat mengeret dongpyo ke kamar sang anak.

"Dongpyo masuk kekamar. Masuk huang dongpyo"Tegas renjun

"Huh. Adek gak bisa diginiin"Protesnya. Tapi ia tetap kekamar.

"Yangyang udah makan?. Kamu kesini sama siapa?siapa kasi kamu alamat buna?"

"Bunn~ satu satu atuh"

"Hehehe..... kamu udah makan?mau makan? Buna masakin ayam. Kalau kamu gak suka buna bisa bikin shushi kesukaan yangyang lo"

"Gak bun. Yangyang baru makan sama om sungchan"

"Ahh sama om uchan. Apakabar om kamu?"

"Baik bun. Alamat buna dikasi ama tante echan"

"Ahh syukurlah"

"Dimana om kamu? Buna jadi pengen berterimakasih sama om kamu"

"Om uchan nginep dirumah temanya bun. Nanti yangyang sampein ya"

"Ngomong-ngomong om kamu masih single kan?"Tanya jisung bercanda.

"Emang kenapa kalau si Uchan sungchan itu single?"Tanya renjun sinis. Renjun menonjolkan kepalanya kedinding menghadap jisung. Seakan menguping pembicaraan istrinya.

"Mau punya suami dua"Jawab jisung bercanda.

"Huh. Auah akyu ngambek nih"Renjun menghentak-hentakan kakinya menuju kamar sang anak untuk curhat.

"Buna bener mau suami dua"Tanya yangyang polos.

"Iya. Pusing punya suami dari china. Impor terus. Buna mau cobain yang tradisional. contohnya om kamu dari korea"Canda jisung.

"Buna bosen ya dapet orang china terus"

"Canda sayang. Gimana keadaan papa kamu?"

"Papa yang nyuruh yangyang nyusul buna"

"Ohhh WHAT YANG BENER"Jisung ter chamkagiya. Soalnya tidak mungkin chenle seperti itu. Apa dia sudah berubah. 'Jangan-jangan mas chenle mau rujuk balik lagi. Ogahh jisung udah move on'Iner jisung dalam hati.

"SAYANG JANGAN MIKIR YANG ANEH-ANEH. DONGPYO BUNA KAMU TUH"


Love is betrayed😈Where stories live. Discover now