6. Jayden's world.

47 11 10
                                    

"Aku minta maaf, karena nggak bisa jadiin kamu prioritas utama di hidup aku."

Senyum yang sebelumnya terukir apik di bibir tipis Bella seketika luntur, digantikan dengan raut khawatir yang begitu ketara di wajahnya.

"A-apa? Apa maksudmu Jay? Apa kamu selingkuh di belakang–"

"Hei, hei! Nggak, aku nggak selingkuh kok," potong Jayden dan dengan cepat membungkus pipi Bella dengan sebelah tangannya, menenangkan sang kekasih yang tiba-tiba bertingkah gusar.

"Terus? Apa maksud perkataan kamu tadi?" tanya Bella dengan suara bergetar, cairan likuid pun sudah bersiap-siap turun  dari pelupuk matanya.

Jayden jadi merasa bersalah mengatakan hal tersebut, padahal niat yang sebenarnya tadi ingin menggombali Bella, namun malah disalah tangkap oleh sang kekasih.

"Dengerin aku dulu, kamu tahu kalau aku cinta sama  mama kan?" kata Jayden yang dibalas anggukan cepat oleh Bella. Ia sangat tahu hal tersebut, ia juga tahu semuanya, termasuk masa lalu kelam sang kekasih.

"Mama adalah prioritas utama di hidup aku, dan kamu berada di nomor selanjutnya. Karena itu aku minta maaf sama kamu, mama lebih dulu ngambil posisi nomor satu di hati aku," jelas Jayden. Ia mati-matian menahan tawanya yang hampir meledak melihat wajah Bella yang mendadak blank. Astaga, kenapa kekasihnya begitu menggemaskan?

Bella menghembuskan napasnya lega, ia meletakkan seblah tanganny di adas dada.

"Jantung aku rasanya hampir lepas denger perkataan kamu tadi."

"Itu karena kamu berpikiran terlalu jauh. Buat aku mama itu seperti oksigen dan kamu seperti air, aku nggak bisa hidup tanpa kalian berdua. Kalian memiliki ruang masing-masing di hatiku, jadi jangan pernah khawatir kalau aku akan pergi ninggalin kamu," jelas Jayden, kedua obsidian hitamnya menatap dalam netra madu sang kekasih.

"Lagipula buat apa aku cari yang lain, sedangkan aku udah punya bidadari di sampingku?" imbuh Jayden yang berhasil membuat kedua pipi Bella merona.

Jayden terlonjak terkejut sebab sang kekasih yang tiba-tiba menubruk dirinya hingga membuat keduanya sedikit terhuyung ke belakang.

"Kenapa tiba-tiba peluk aku kayak gini?" goda Jayden.

"Aku malu, gara-gara kamu tahu." Bella mengadu dengan suara kecilnya, untungnya kalimat tersebut masih bisa ditangkap telinga Jayden.

Sebuah senyum jutaan Watt terlukis di bibir Jayden mendapati tingkah menggemaskan Bella, "oh ya? Kekasih Jayden Dhanurendra yang cantik ini malu?"

"Berhenti, jangan goda aku kayak gitu," rengek Bella disertai pukulan kecil di punggung sang kekasih.

Jayden tertawa lebar sebab begitu puas menggoda sang kekasih, "aku merasa kebahagiaan ku benar-benar lengkap sekarang. Kamu tahu nggak kenapa?"

"Kenapa?"

Jayden melepaskan pelukan Bella dengan susah payah karena pelukannya yang begitu erat. Setelah berhasil melepaskan pelukan tersebut, Jayden menangkupkan kedua tangannya pada wajah Bella, ia tersenyum kecil melihat wajah sang kekasih yang tampak begitu kecil diantara telapak tangannya yang besar.

"Karena kamu."

Bella terhenyak sesaat sebelum akhirnya sebuah senyum kecil muncul di bibirnya.

"Kamu benar-benar bahagia?" tanya Bella yang dibalas anggukan yakin oleh Jayden.

Sebelah tangan Bella terangkat untuk mengelus perlahan pipi padat sang kekasih, "tapi wajah kamu nggak nunjukin kalau kamu benar-benar bahagia."

Jayden menaikkan sebelah alisnya mendengar penuturan sang kekasih, "haruskah aku mengatakan kepada dunia kalau kalau aku merasa benar-benar bahagia?"

Bella bergumam singkat lalu menganggukkan kepalanya tanpa pikir panjang.

Tanpa aba-aba Jayden mengikis jarak antara keduanya, membuat Bella memasang wajah siaga dan memundurkan kepalanya sebagai tanda waspada.

"Aku benar-benar bahagia," bisik Jayden tepat di samping telinga Bella.

Jayden menjauhkan wajahnya dengan pasti, ia tersenyum geli saat mendapati sang kekasih yang menatapnya tanpa berkedip dengan kedua pipi yang memerah merona.

"Aku udah mengatakannya, kamu adalah duniaku."

To Be Continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue.

Sorry for typo(s).

RUWET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang