Part 22 : Jatuh (Sudah revisi)

6K 384 24
                                    

"Justru dengan perlakuanmu yang manis kayak gini yang membuat hati aku semakin sakit, namun juga semakin takut kehilangan."

-Givea Isabella.

Happy Reading😊

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Gavin, tunggu sebentar!"

Gavin yang merasa dirinya terpanggil pun menghentikan langkahnya, menatap wanita paruh baya yang kini sudah berada di depannya. Beliau adalah Bu Deta, guru matematika.

"Ada apa Bu?" tanya Gavin bingung. Pasalnya kenapa ia disetop disini?

Wanita paruh baya itu tiba-tiba menyodorkan buku yang berjudul 'Rangkuman Materi Matematika' yang membuat Gavin menatap buku itu dengan tatapan bertanya-tanya.

"Vin ibu minta tolong ya! Titip buku ini, isinya tentang rangkuman materi, beserta rumus-rumus. Tolong kamu berikan pada Givea! Kamu kenal kan?"

"Iya, tapi kenapa harus saya sih Bu?" protesnya. Jujur egonya merasa tak mau karena sekarang ini posisinya gadis itu sedang mendiamkannya.

"Karena saya ada urusan penting dan saya minta tolongnya ke kamu jadi jangan membantah!" titah Bu Deta.

Cowok itu menghela nafas pasrah sebelum akhirnya mengangguk saja. "Baik Bu, akan saya antarkan ke kelasnya," ujarnya sambil menerima buku tersebut.

Dengan langkah cepatnya Gavin kini sudah sampai di depan kelas Givea, sebenarnya ia malas memberikan buku itu tapi mau bagaimanapun juga ia tak bisa membantah perintah Bu Deta karena jika ia membantah maka sama saja namanya ia membuat masalah baru. Jujur Gavin sedang malas dihukum saat ini, terlebih lagi moodnya sedang tidak stabil.

Dengan langkah terpaksa Gavin masuk ke dalam kelas tersebut yang sudah terdengar ramai dari luar saja, begitu Gavin masuk banyak pasang mata yang menatapnya heran, kaget, memuja ataupun takut, namun Gavin tak menghiraukannya, ia hanya tetap fokus pada tujuan utamanya.

Dilihatnya seorang gadis yang sedang dicarinya, Givea sedang sibuk membaca buku dibangkunya, sehingga sama sekali tidak menyadari kehadirannya. Perlahan Gavin mendekat dan tanpa sadar mengagumi kecantikan Givea.

"Ternyata nih cewek cantik juga kalo dilihat dari jarak dekat," batinnya.

"Nih buku rangkuman materi buat lo dari Bu Deta!" ujar Gavin sarkas, sembari menyodorkan buku tebal itu ke depan wajah Givea.

Givea tersentak, gadis itu kaget begitu menoleh mendapati Gavin yang berdiri disampingnya. Sejak kapan cowok itu disana?

"Tadi Bu Deta nitip ke gue," ujar Gavin seakan mengerti maksud dari tatapan Givea barusan.

Entah bingung harus menjawab apa Givea hanya mengangguk saja dan menerima uluran buku itu dengan menunduk untuk menutupi wajah gugupnya, "Thanks," balasnya tanpa menoleh sama sekali.

"Gitu doang?"

"Ha?" Givea kembali menatap manik hitam legam milik Gavin dengan raut wajah tak paham.

"Nggak, gue balik!" ujar Gavin datar, sebelum nyelonong pergi keluar dari kelas Givea. Meninggalkan Givea yang mengerjap kebingungan.

Jujur dalam lubuk hatinya ia sangat merindukan cowok itu, namun ia tak ingin jatuh terlalu dalam jika mengejar Gavin lagi, apalagi status Gavin kini sudah pacar orang yang memukul mundur harapan seorang Givea.

Gavin untuk Givea (Tahap revisi)Where stories live. Discover now