...
Kembali ke Seoul, tapi ga dapet apa-apa selain ke badmood-an yang gue rasakan karna ketemu Joshua. Dia ga bisa apa menghargai keberadaan gue saat Dateng kesana?!
"Ra, kok bengong" Jobin negur gue.
"Gue mikirin Joshua, gue sempet nemuin dia Minggu lalu tapi--"
"Tapi dia ngusir Lo?" Potongnya.
"Kok tau?"
"Udah keliatan, Lo murung terus akhir-akhir ini. Jadi karna hal itu ya, emang susah si kalau udah menyangkut masalah cinta, terlebih cintanya cewek ke cowok" kata Jobin.
"Apaan si, bukan gitu"
"Ra, udah deh mending Lo ngaku aja sama dia kalau Lo suka sama dia abis itu udah, happy ending deh"
"Andai emang segampang itu. Joshua diajak ngobrol aja susa, gue di bentak-bentak mulu"
"Positif thinking aja, mungkin dia lagi pms"
"Pms? Dia kan cowok"
"Cowok juga bisa pms, perkenalan masa sulit dalam hidup ini"
"Sa ae lo, ubin masjid"
"Hm ya pokoknya jangan nyerah. Gue yakin Joshua balik ke Lo"
"Kalau ga balik juga gapapa si, gue ga maksa takdir"
"Berdoa yang banyak aja Ra"
"Udah, yang namanya doain Joshua harus nya ngirim surat Yasin sama ayat kursi"
"Lo pikir dia setan?"
"Nah itu dia"
"Ra plis deh ya"
"Canda bin"
✨
2 Minggu berlalu setelah gue keluar kota waktu itu, gimana kabar Joshua ya? Apa dia baik-baik aja? Atau gimana? Atau mungkin udah putus sekolah?
Pergaulan dia gimana? Apa punya temen-temen yang baik? Dia ga dibully bukan disana?
Ahhhh capek mikirin Joshua terus. Kaya dia nya mikirin gue aja, sadarlah Kim Nara.
"Heh" kak Soohyun nongol dari balik pintu dengan tangan ditekuk didepan dada, gue menghela nafas.
"Apa?" Tanya gue.
"Nih" dia naro tiket kereta ke Busan diatas meja belajar gue. Gue melirik ke arah meja belajar gue saat gue sendiri lagi duduk diatas kasur.
"Buat apa?"
"Keberangkatan besok jam 9, semoga beruntung. Urusan sekolah sama mamah papah itu urusan gue" katanya.
"Maksud nya?"
"Cari tau sendiri sampai hati kamu nemuin jawaban nya sampai puas"
"Maksud kakak apa si?"
"Mumpung kakak lagi baik, mending dimanfaatkan ya"
