Hari minggu ini dihabiskan Changbin dengan menemani istrinya untuk berkebun di area depan rumah. Memang, Felix adalah salah satu dari sekian banyak lelaki yang menyukai tanaman indah nan harum tersebut. Selain akan mempercantik halaman, kegiatan berkebun tentunya bisa membuat si manis terhindar dari rasa jenuh, jadi, sangat pas untuk dilakukan.
"Fel ini pupuknya ditambahin lagi?" Changbin bertanya sembari menunjuk satu gundukan tanah basah berisi tumbuhan mawar yang tertanam di sana.
Koala manis itu lantas menoleh sembari menyeka dahi yang terhias sedikit keringat, membuat wajahnya sedikit kotor karena bersentuhan dengan tangan bekas berkebun.
"Ah iya kak, tambahin lagi dikit biar bisa hidup nanti." Felix memberi intruksi, tunjuk satu buah plastik kemasan berisi pupuk yang telah dibeli di toko bunga.
Changbin mengangguk patuh, menyendokkan beberapa lalu campurkan dengan tanah tempatnya menanam mawar. Sebenarnya pemuda berahang tegas itu tak terlalu tertarik dengan kegiatan seperti ini, namun karena Felix yang meminta, mana bisa ia menolak.
Lain hal dengan si manis, sosok yang menyandang gelar sebagai istri Changbin itu tengah sibuk menyirami barisan bunga daisy menggunakan penyiram tanaman kecil berwarna hijau, benar benar telaten bahkan mampu membuat Changbin menjadi terkagum kagum. Entahlah, namun apapun yang Felix lakukan akan terlihat begitu menakjubkan di kelereng hitamnya.
Beberapa menit ke depan mereka habiskan dengan melakukan hal yang sama, menggali tanah, menambahkan bibit, tambahkan pupuk, tutupi lalu siram. Tak terasa mentari sudah semakin naik, membuat panasnya kian menyengat. Haus serta sedikit lelah, Changbin lantas putuskan untuk berhenti sejenak, mengajak Felix untuk beristirahat sebentar di teras rumah sembari menikmati potongan potongan semangka yang sudah mereka siapkan sejak awal.
"Fel, neduh dulu yuk."
"Oke kak." Felix juga merasa cukup penat saat ini, tanpa penolakan, sosok mungil itu lantas meletakkan sekop kecil di atas tanah berumput, melepaskan sarung tangan plastik biru sebelum akhirnya berjalan lalu mendudukkan diri di lantai rumah mereka.
Changbin datang menyusul tak lama setelahnya, letakkan piring berisi buah semangka segar di sebelah Felix.
Tanpa banyak kata, kedua pemuda itu lantas menikmati makanan berair tersebut sembari melihat hasil pekerjaan tadi. Not bad, setidaknya kekosongan di area itu kini sudah terisi dengan berbagai jenis bunga.
Ternyata melakukan hal hal sederhana seperti ini dengan orang yang dicinta akan terasa begitu istimewa. Changbin jadi mengharapkan ada lebih banyak hari libur di kalender supaya dirinya bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan Felix.
Berbincang mengenai berbagai hal, atensi mereka pada akhirnya teralihkan begitu melihat sebuah mobil silver familiran terparkir di depan rumah, Changbin serta Felix masih bisa mengamati dari posisi mereka duduk sekarang, bertanya tanya kira kira siapa gerangan yang datang.
Lalu ketika pintu mobil terbuka disusul dengan empat orang dewasa yang keluar dari sana, Felix tak bisa menahan pekikannya untuk tak keluar.
Refleks bangkit, koala satu itu seketika berlari untuk membukakan gerbang.
"Mama, papa!"
━━━━━━━━━ ⚘ ━━━━━━━━━━
c a n d y
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Usut punya usut, orang tua Changbin serta Felix datang berkunjung hari ini. Memang sengaja tak memberitahukan kepada anak anak mereka supaya bisa memberi kejutan. Memang benar sih pasangan baru menikah itu merasa terkejut, terlebih lagi ketika sadar jika keadaan rumah sedikit berantakan, cukup memalukan sebenarnya namun tak masalah.
YOU ARE READING
Fluff Series [🌲] ✔
Fanfiction[chanmin, minsung, changlix, hyunjeong] Kumpulan fanfiction seringan bulu untuk menemani hari. ★━━━━━━━━━🍒━━━━━━━━★ ❝Kisah semanis permen antara Changbin dan istri mungilnya; Seo Felix.❞ ↬Candy. ❝Kisah tentang Minho si pemilik toko coklat dan pegaw...