Ternyata, mengurus anak tak semudah kelihatannya. Pagi ini kedua pemuda tersebut tengah sibuk kelimpungan mengganti popok si baby, membuat susu dan ngerusuh.
Yang lebih muda masih sibuk menyusu ke sang anak meski dari puting itu tak keluar apapun, entahlah, Rin -panggilan anak mereka- terlihat suka melakukan hal tersebut.
Suara langkah kaki terdengar mendekat, itu Changbin yang baru kembali dari kegiatan membuat susu formula di dapur.
"Fel ini susu-"
Srett...
Changbin yang baru masuk sembari membawa satu dot di tangan seketika membalikkan badan lalu menemplokkan tubuh di pintu begitu melihat pemandangan yang tersaji di depan sana.
Ucapannya sontak terhenti, ya bagaimana tidak, jika yang ia lihat adalah- sang istri tengah duduk di samping tempat tidur sembari memangku si baby, bajunya terangkat hingga kedua tonjolan kecoklatan itu terlihat, yang satu sudah mengeras serta basah karena dihisap oleh Rin sedangkan satunya lagi masih asik dikenyot oleh balita itu.
Katakan, bagaimana cara supaya Changbin tidak mengeras detik itu juga?
Lain halnya dengan si mungil, lelaki manis itu justru terlihat acuh sembari memasang tampan tak bersalah, sibuk mengulurkan tangan ke depan guna meminta botol susu yang Changbin bawa, sungguh, dadanya semakin mengeras karena disedot seperti ini, rasanya asing, Felix tak terbayang bagaimana perasaan ibu ibu menyusui di luar sana.
"Kakk...susunya mana?"
Menyadari situasi genting yang masih tercipta –langganan setiap pagi-, Changbin lantas membuang jauh jauh pikiran kotor yang sempat membayangi, buru buru dekati si koala sembari menyerahkan minuman yang telah ia racik tadi.
"Ini Fel."
"Sebentar kak."
Alih alih menerima dotnya, Felix justru sibuk mengubah posisi sang anak, membuat bayi kecil itu kini berhenti menyusu pada sang mama, pasang wajah cemberut hendak menangis karena kegiatannya dihentikan paksa.
"Kak urusin baby dulu sebentar ya, aku mau mandi, abis kena pipisnya tadi." Felix menyerahkan sang anak kepada Changbin yang tentu saja langsung diterima dengan baik. Dengan sigap, yang lebih tua lantas duduk di sebelah Felix, memangku anak mereka lalu mulai mengarahkan botol susu itu ke mulut mungil tanpa gigi, membuat bayi cantik itu kembali tenang.
Beruntung Rin cukup mudah ditenangkan, jadi tangisan melengking sepertinya tak akan terlalu menyakiti telinga kedua pemuda tersebut.
Melihat ada waktu dan kesempatan, Felix lantas berlari secepat kilat ke kamar mandi. Tadi saat mengganti popok, pakaian Felix tak sengaja kena bekas pipi sang anak, membuat penampilannya semakin kotor saja.
Memang benar, ketika mengurus bayi maka akan sulit berhias.
"Fel."
Namun sebelum itu, panggilan dari Changbin seketika menghentikan gerakan si koala yang baru saja sampai di ambang toilet, membalikkan badan sekilas sembari lemparkan tatapan bertanya.
"Kenapa kak?"
Wajah Changbin terlihat serius, membuat Felix merasa sedikit was was, ya tak tau pasti karena apa, intinya jantung itu hanya terasa berdesir tak karuan, semoga saja hari ini akan berjalan dengan damai.
Lalu ucapan selanjutnya dari Changbin membuat Felix tersulut emosi seketika.
"Kakak boleh nyusu di kamu juga gak?"
Tersenyum manis, Felix lantas melepas baju kotor yang ia kenakan, menggumpalkannya dengan cepat sebelum akhirnya lemparkan tepat mengenai wajah sang dominan. Felix memang berubah sebar bar ini setelah menjadi seorang ibu, jangan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fluff Series [🌲] ✔
Fanfiction[chanmin, minsung, changlix, hyunjeong] Kumpulan fanfiction seringan bulu untuk menemani hari. ★━━━━━━━━━🍒━━━━━━━━★ ❝Kisah semanis permen antara Changbin dan istri mungilnya; Seo Felix.❞ ↬Candy. ❝Kisah tentang Minho si pemilik toko coklat dan pegaw...