C H A P T E R 02.

29.8K 1.2K 20
                                    

Kirana keluar dari mobil Ayla yang bewarna merah dengan mengangkat koper kecil di tangannya dan menarik koper kecil hitam  tersebut ke arah rumah yang luas dengan taman yang asri di depannya karena banyak tumbuhan dan bunga yang di rawat.

Tok. Tok.

Kirana mengetuk pintu kayu bewarna cokelat tersebut dan terbukalah seorang perempuan paruh baya yang memakai baju khas pembantu.

"Haduh,Non kenapa nggak bilang mau pulang sekarang?. Saya kira bakalan besok soalnya Non sibuk. Mari masuk Non. Nyonya sama Tuan ada keperluan selama tiga hari keluar kota urusan bisnis Non." Ucap perempuan paruh baya yang bernama bi Siti.

"Iya bi. Saya juga di sini cuman bisa 3 hari banyak pekerjaan yang nunggu saya di kantor." Ucap Kirana.

"Non Kirana udah makan? Bibi udah masak sayur bayam sama bakwan jagung kesukaan Non sama Tuan muda." Ucap Bi Siti.

"Angkasa ada dikamarnya bi?. Saya mau kejutin Angkasa." Ucap Kirana dengan senyum jahil.

"Non mah suka jahil. Ada kok Non di kamarnya udah pulang sekolah langsung masuk kamarnya main robot-robotan yang di belikan tuan sebelum pergi." Ucap Bi Siti.

"Ya udah kalo gitu bi. Saya ke atas dulu ya. Mau kejutin Angkasa." Ucap Kirana.

"Siap atuh Non. Ya udah nanti makanannya bibi bawain ke atas." Ucap Bi Siti.

"Makasih bi. Maaf ngerepotin bibi." Ucap Kirana.

"Sama-sama Non. Kayak sama siapa aja Non." Ucap Bi Siti.

Bi Siti pergi meninggalkan Kirana di ruang tamu sendiri. Kirana melangkahkan kakinya menuju tangga. Koper kecil hitam isi baju-bajunya sudah di bawakan oleh satpam ke atas dengan menggunakan tangga belakang.

...

Kamar Angkasa terbuka sedikit dan menampakan bahwa Angkasa sedang membaca sebuah buku pelajaran dengan tangan yang sibuk menulis angka-angka.

Kirana berjalan mengendap-endap masuk kedalam kamar Angkasa dan menepuk bahu Angkasa dengan kencang.

"DORR!" Teriak Kirana mengagetkan Angkasa.

Angkasa yang sedang fokus belajar tersebut tersentak kaget dan melihat si pelaku siapa yang berani-beraninya membuat dirinya kaget.

"BUNDA." Teriak Angkasa saat melihat si pelaku.

Angkasa menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukan Kirana dengan manja. Memeluk erat sang Bunda karena kangen yang tidak terbendung.

"Bunda kebiasaan deh jahil. Suka bikin adek kaget mulu sebel tapi sayang Bunda." Ucap Angkasa jujur.

Kirana terbahak mendengar ucapan Angkasa dan mengeratkan pelukannya dan mengelus rambut Angkasa yang hitam pekat dan lembut.

"Maafin Bunda ya ganteng. Sini-sini Bunda kangen gantengnya Bunda tau." Ucap Kirana manja.

Angkasa tersenyum dalam pelukan sang Bunda dan merebahkan dirinya dalam pelukan sang Bunda.

"Adek lagi belajar apaan tadi? Serius amat." Tanya Kirana.

"Lagi belajar rumus matematika bentar lagi Adek ada ulangan Matematika Bunda." Ucap Angkasa.

"Jangan terlalu di paksain sama di forsir. Kasihan loh otaknya pasti capek di suruh mikir mulu." Nasehat Kirana mengetahui tabiat sang Anak.

Angkasa menganggukan kepalanya dan mendusel-dusel manja kepada sang Bunda.

"Kata Bi Siti Adek belum makan. Mau Bunda suapin?." Tawar Kirana.

EX-POSESSIVEWhere stories live. Discover now