C H A P T E R 04.

27.4K 1.2K 25
                                    

Setelah Angga menerobos apartemen Kirana dan mencium sang pemilik dengan ganas, sekarang Angga pingsan di sofa dengan menindih Kirana.

Kirana dengan sekuat tenaga mendorong Angga agar tidak menindihnya lagi. Sungguh ia benar-benar kesal dengan kedatangan Angga.

"Hei!, Pergi lo setan dari apart gue. Woi! ANGGA WILAMARTA, jangan pura-pura pingsan deh lo." Omel Kirana mengusir Angga dengan menekankan nama panjang Angga.

Angga yang pingsan dengan keadaan telungkup tidak bergerak sama sekali.

Kirana mengacak rambutnya kesal dengan kelakuan Angga yang tiba-tiba muncul dan merenggut ciumannya.

"Ini anak beneran mabok?. Gue kira dia kagak mabok. Sifat dia mabok sama sadar sama aja. Sama-sama setan." Gumam Kirana setelah mencium bau alkohol di badan Angga.

"Huft gue harus semprotin lagi aroma parfume gue. Alkohol nya kuat banget gila. Gue nggak kuat. Kenapa dia bisa semabuk ini?. Dan kenapa juga si setan tau rumah gue?." Dumel Kirana dengan menyemprotkan parfume di area ruang tamu.

Kirana membersihkan ruang tamunya dengan mendumel tidak jelas. Bertanya-tanya pada diri sendiri dengan kedatangan Angga.

Kirana telah selesai membersihkan ruang tamunya. Sekarang ia tinggal membenarkan tidur Angga dengan mengubah sofanya menjadi kasur.

Kirana membetulkan posisi tidur Angga. Ia menelentangkan tubuh Angga. Lalu ia memberikan bantal pada kepala Angga dengan benar dan menyelimuti tubuh Angga.

Disaat ia akan berdiri setelah menyelimuti Angga. Tangan Angga menahan tangan Kirana.

"Nana, jangan tinggalin aku. Aku sayang kamu." Igau Angga dengan tangan masih menahan tangan Kirana.

Kirana memukul dada Angga memastikan bahwa Angga itu pingsan atau pura-pura pingsan.

"Ini anak pingsan atau pura-pura pingsan sih?. Sadar kagak sadar sama-sama menyebalkan." Gumam Kirana kesal berusaha melepaskan tangan Angga dari tangannya.

Kirana pun berusaha melepaskan cengkraman tangan Angga di tangannya.
Cengkraman Angga pun terlepas. Kirana pergi dari ruangan tersebut dan berjalan menuju kamarnya.

E - X P O S E S S I V E

Pagi pukul 05.00.

Kirana telah bangun dan menjalankan ibadah shalat subuh. Setelah ia melaksanakan shalat subuh di lanjutkan dengan mandi pagi.

Menghabiskan waktu 30 menit untuk mandi. Ia berjalan ke arah tempat baju ganti dan memilih baju blouse beraksen pita berwarna coklat dengan rok pencil skirt berwarna hitam.

Kirana keluar dari ruang ganti pakaian setelah ia berganti pakaian. Kirana pun melanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu skincare-an dan make up.

E-X P O S E S S I V E

Kirana yang sudah rapih pun meraih handphone dan tas kerja di nakas sebelah kasurnya. Kirana berjalan keluar dari kamarnya.

Ia akan membuat sarapan nasi goreng dengan telur mata sapi.

Ia berjalan ke arah dapur melewati ruang tamu karena ruang keluarga bersebelahan dengan dapur. Di saat ia melewati ruang tamu ia melihat Angga masih saja tertidur pulas dengan posisi tidur yang tidak berubah.

Kirana hanya memperhatikannya sebentar lalu ia berjalan kembali ke arah dapur. Kirana mengeluarkan nasi sisa kemarin,3 telur,bawang putih bubuk,penyedap rasa.
,kecap,cabe kecil,sayur-mayur dan juga bumbu nasi goreng siap pakai.

Kirana memotong cabe kecil dengan kecil-kecil. Lalu ia memakai apron untuk memasak. Ia menyalakan kompor dengan wajan di atas dan ia menuangkan sedikit minyak. Lalu ia menceplok telur dan mengurak-ariknya. Setelah itu Kirana pun asik dengan acara membuat sarapannya.

Selama Kirana memasak seseorang sedang memperhatikannya dengan intens. Seseorang itu adalah Angga Wilamarta. Angga menatap Kirana yang sedang memasak dengan teduh. Tatapannya seolah Kirana adalah pusat dunianya.

Angga beranjak dari tempatnya berjalan menuju Kirana. Lalu Angga merentangkan tangannya dan memeluk Kirana dari belakang. Angga menopang kan kepalanya di bahu kanan Kirana.

"Morning sayang." Ucap Angga sambil memeluk Kirana dari belakang dengan menyimpan kepalanya di lekuk leher Kirana.

Kirana terkejut. Ia berusaha melepaskan pelukannya karena merasa kesusahan dalam memasak.

"Lepasin,ngga. Gue lagi masak. Lo mau wajan ini gue lempar ke muka lo?." Omel Kirana kesal berusaha melepaskan pelukan Angga di tubuhnya.

"Nggak mau,sayang. Nggak boleh ngomong gue-lo,nggak sopan sama calon suami kamu." Ucap Angga mengeratkan pelukan di tubuh Kirana dan mengecup bibir Kirana.

Kirana dengan kesal mematikan kompor dan membalikan badannya agar berhadapan dengan Angga. Angga semakin mengeratkan pelukan Kirana dan merapatkan tubuh Kirana dengan tubuhnya. Lalu Angga menyandarkan kepalanya di dada Kirana dengan manja.

"Angga jangan deket-deket!. Sana ihh gue lagi masak. Jangan ganggu." Omel Kirana dengan berusaha menjauhkan kepala Angga di dadanya.

Angga hanya menikmati tubuhnya di tubuh Kirana. Ia merasa sangat bahagia dan tenang. Tanpa memperdulikan omelan Kirana agar tidak terlalu dekat dengannya.

"Angga,gue mau masak dulu. Nanti gue bisa telat ke kantor kalo begini." Ucap Kirana kesal dengan Angga.

"Buat apa kamu kerja?. Calon suami kamu ini pemilik perusahaan besar. Jadi nggak usah kerja." Ucap Angga santai dengan masih bermanja-manja di dada Kirana.

Kirana yang mendengarnya marah. Lalu ia melihat centong dan ia memukulkan centong tersebut ke kepala Angga.

Tug.

Kirana memukulkan centong ke kepala Angga lumayan kencang. Angga melepaskan pelukannya dan melindungi kepalanya dari pukulan Kirana. Angga meringis karena pukulan dikepalanya lumayan kencang.

Bar-bar sekali Kirana ini.

"Hei! Enak aja ko kalo ngomong. Siapa-siapa yang mau jadi calon istri lo? Halu banget sih." Ucap Kirana pedas dengan mata melotot.

Angga yang sudah membuka mulutnya ingin membalas ucapan Kirana. Kirana memelototi Angga seolah matanya berkata 'jangan balas atau nggak kamu keluar dari rumahku'.

Angga mengurungkan niatnya untuk membalas ucapan Kirana.

"Lebih baik kamu bereskan bekas tempat tidur kamu dan cuci muka gih ke kamar mandi. Nanti baru sarapan." Ucap Kirana menyuruh Angga.

Angga hanya mengangguk. Lalu ia menarik pergelangan tangan Kirana dan tangannya yang lain menahan tengkuk Kirana. Angga melumat tepat di bibir Kirana.

Angga melumatnya tidak lama. Lalu ia bergegas melepaskannya dan berlari menjauh dari Kirana. Mengantisipasi jika Kirana akan memukulnya dengan barang-barang di dapur.

Kirana terdiam kaku. Memproses kejadian tadi yang sangat cepat. Lalu ia tersadar Angga sudah tidak ada di depannya.

"ANGGAAAA. LO MESUM BANGET!!. SANA LO JAUH-JAUH DARI GUEE." Teriak Kirana kepada Angga yang sudah menjauh.

Angga hanya tertawa terbahak-bahak di kamar mandi. Ia sangat senang berada dekat dengan Kirana seperti ini.

Angga tahu Kirana mungkin sangat benci terhadapnya, tapi Angga juga tahu jika Kirana mudah marah dengan hal yang menurutnya tidak sesuai.

Angga akan mendekati Kirana seperti awal mereka kenal. Dengan membuatnya selalu marah serta membuatnya nyaman.

                   E-X P O S E S S I V E

EX-POSESSIVEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora