C H A P T E R 06.

22.9K 1K 41
                                    

Di dalam mobil tampak hening. Angga mau pun Kirana tidak ada niatan untuk membuka obrolan di antara ke duanya sama sekali.

Kirana melihat-lihat pemandangan luar dari kaca mobil. Lalu mereka berhenti disaat lampu merah. Kirana teringat tentang pembahasannya tadi dengan Angga. Ia akan menanyakannya selagi lampu merah.

"Ekhem, Angga." Kirana berdeham memecah keheningan antara dirinya dengan Angga.

Angga yang sedari tadi fokus matanya kedepan mengalihkan tatapannya kepada Kirana.

"Ada apa sayang?." Ucap Angga memperhatikan Kirana.

Jantung Kirana berdetak kencang seolah ia habis lari marathon. Lalu ia mengenyahkan pikiran yang tidak-tidak bersarang di kepalanya.

'Nggak mungkin gue suka mantan gue yang kelakuannya bajingan ini. Fokus Ana!.' Batin Kirana menyemangati dirinya sendiri.

"Ekhem, soal lo tau dimana gue tinggal?. Wait, intinya apa yang lo tau tentang gue?. Lo tadi bilang lo tau semuanya?." Ucap Kirana dengan agak takut-takut untuk menanyakan hal tersebut.

Siapa yang tidak takut ketika orang lain tahu dimana kamu tinggal tanpa di beri tahu kita sendiri? Apa lagi orang yang mengetahui tempat tinggal kamu mengakui bahwa dia banyak tahu tentang kamu?.

Itu yang sekarang Kirana alami. Dan ia merasa takut.

Kirana mencoba mengenyahkan semua pikiran-pikiran negatif yang bersarang di kepalanya kemungkinan jawaban yang di lontarkan oleh Angga.

"Aku mengetahui kamu tinggal dimana dan aku pun mengetahui kamu kerja dimana,Ana." Ucap Angga tenang memperhatikan Kirana.

Untung saja lampu merah yaang satu ini untuk menjadi hijau agak lama membutuhkan waktu hingga 10 menit.

Badan Kirana seketika menegang mendengar jawaban Angga. Tidak mungkin bukan dia mengetahui dimana ia bekerja? Akal-akalan Angga saja untuk menakut-menakutinya.

"Aku tau kamu memiliki sebuah perusahaan yang kamu bangun sendiri dengan jerih payah kamu sendiri. Nama perusahaan kamu K'L GROUP . Perusahaan yang bergerak di beberapa bidang. Sukses dalam bidang fashion dan kecantikan. Saham perusahaan K'L GROUP meningkat 18% setelah peluncuran produk kecantikan. Walau pun kenaikan saham pada perusahaan K'L GROUP cukup tinggi tetapi,tidak cukup untuk membuat perusahaanmu bergerak di bidang perhotelan karena kurangnya dana yang di keluarkan. Perusahaan kamu meminta bekerja sama dengan beberapa perusahaan termasuk perusahaanku." Ucap Angga dengan melihat kedepan mengantisipasi lampu menjadi hijau.

Setelah Angga menjelaskan seberapa tahunya dirinya tentang kehidupan Kirana selama Angga tidak ada di sisinya. Kirana yang mendengarnya tiba-tiba nge-blank seolah otaknya berhenti berpikir.

Terus Kirana terpaku dengan dua kata terakhir yang diucapkan sekretaris Angga. Perusahaan kita? Kirana merasa tidak pernah bekerja sama dengan perusahaan Angga. WILAMARTA GROUP. Perusahaan Angga yang ia ketahui.

"GRAKSA GROUP. Perusahaan ku." Ucap Angga dengan santai sambil memperhatikan Kirana yang sekarang sedang blank.

GRAKSA GROUP adalah perusahaan maju yang bergerak di banyak bidang seperti. Perhotelan,pertambangan,fashion dan lain-lain.

Perusahaan Kirana memang mengajak kerja sama dengan perusahaan tersebut,karena kekurangan dana untuk membuat sebuah hotel kelas atas. Tapi ia baru tahu sekarang bahwa perusahaan tersebut milik Angga Wilamarta,sang mantan.

"Kamu gila,Angga!." Ucap Kirana  menatap ke arah Angga sepenuhnya dengan mata yang memerah.

Kirana takut,ternyata Angga selama ini memata-matainya.

"Kamu tidak bisa makan malam,kecuali makan buah-buahan. Kamu alergi daging Kambing. Kamu tidak menyukai Mangga. Kamu menyukai Nanas muda dan Bengkoang. Kamu tidak menyukai oat meal kecuali di jadikan masker wajah. Kamu takut ketinggian. Kamu alergi bulu Kucing. Kamu tidak takut Kecoa. Kamu sangat-sangat menyukai masker organik dan sheet mask. Terakhir kamu masih menyimpan boneka beruang dariku." Ucap Angga dengan rinci di akhiri senyuman untuk menggoda sang gadisnya.

Kirana yang mendengarnya pun melongo. Setahu ini kah Angga tentang dirinya? Mulutnya tiba-tiba menutup dan membuka beberapa kali,seperti ikan.

Setahu Kirana dulu dirinya menunjukan ketidaksukaan terhadap sesuatu hanya satu. Ia tidak menyukai Mangga. Menurutnya Mangga itu buah yang terlalu lembek.

Lampu menjadi hijau. Mobil yang mereka tumpangi pun berjalan tapi tidak mampu menyadarkan kebengongan Kirana.

"Ana,turun sudah sampai." Ucap Angga lembut disertai senyum manisnya.

Kirana yang di panggil pun tersentak. Ia tidak sadar sekarang mobil yang ia tumpangi sudah ada di dipan pintu utama kantor. Banyak karyawan berlalu-lalang memasuki kantor.

Kirana segera membereskan barang-barangnya takut tertinggal di mobil Angga. Kirana yang hendak membuka pintu mobil pun terhenti ketika pergelangan tangannya di cekal Angga.

Kirana menaikan sebelah alisnya mengisyaratkan 'kenapa?'.

"Kamu nggak bakalan bilang makasih sama aku gitu? Secara aku udah anter kamu ke kantor." Ucap Angga senyum manis yang terpatri di bibirnya.

Lalu Angga menarik tangan Kirana agar membunuh jarak di antara mereka berdua. Kirana hanya memutarkan bola matanya,malas sekali.

Kirana mendekatkan mukanya ke hadapan muka Angga. Lalu ia tersenyum terpaksa,dan mengucapkan....

"Makasih,Angga. Kalo lo nggak ikhlas anter gue. Lebih baik jangan anter gue lagi." Ucap Kirana senyuman terpaksa terlihat dibibirnya dengan raut kesal.

Angga yang melihatnya hanya terkekeh geli dengan kelakuan gadisnya.

"Aku selalu ikhlas menuruti semua perintah kamu. Termasuk ini." Ucap Angga dengan senyuman yang lebih tulus dengan pancaran mata yang hangat.

"Nyatanya dulu nggak." Ucap Kirana miris.

Angga tersentak dengan ucapan Kirana. Lalu ia segera menarik tengkuk Kirana. Dan terjadilah, Angga mencium Kirana lagi.

Kirana tersentak kaget dan bengong dengan mulut terbuka. Berbeda dengan Angga,ia melumat bibir Kirana bawah dan atas.

Lalu Angga menarik tengkuk Kirana,memperdalam ciumannya. Lalu ia menerobos masuk kedalam mulut kirana. Angga menginvasinya.

Kirana pun terlena dan meremas baju kantoran Angga. Angga tersenyum melihat tanda persetujuan dari Kirana. Selama beberapa menit mereka berciuman.

Lalu Kirana menepuk tangan Angga,tanda ia kehabisan oksigen. Angga pun melepaskan ciumannya.

Kirana pun mengambil pasokan oksigen dengan rakus. Angga yang melihatnya hanya tersenyum geli.

Selang beberapa menit,mereka pun bertatapan. Angga mengelus rambut Kirana dengan tatapan sayang.

Lalu Angga mendekat dan mencium bibir Kirana. Hanya menempel,lalu ia lepaskan. Dan ia lumat lagi bibir bawahnya.

"Jangan mengingatnya lagi jika itu membuatmu sakit. Kita akan lunch bareng dan membahas soal proyek itu. Tidak ada penolakkan." Ucap Angga menatap Kirana tepat pada manik matanya.

Kirana yang masih bengong dengan ciuman Angga tadi pun hanya mengangguk. Lalu ia membuka pintu mobil. Dan ia keluar dari mobil Angga dan mobil Angga pun melesat jauh.

Setelah mobil Angga tidak lagi terlihat,Kirana pun tersadar. Kirana mengepalkan tangannya kesal.

Ia kesal dengan dirinya sendiri. Ia tidak cukup kuat iman agar tidak membalas ciuman itu.

Kelemahannya adalah ciuman Angga.

Lalu Kirana memasuki gedung kantornya dengan elegant. Ia berjalan dengan memfokuskan matanya pada satu titik dengan raut datar andalannya.

Seseorang memperhatikannya dari jauh. Lalu ia memotret secara candid Kirana dari jauh. Ia mengirimkan fotonya kepada sang bos.

Unknown.
Bos,nona telah masuk kedalam kantornya.
Ia di antar oleh seorang laki-laki.
Read.

EX-POSESSIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang