6 : Getir Di Wajahmu

534 124 50
                                    

Sudah beberapa minggu sejak Nayla dan Indri saling berbicara perihal rasa, Indri seakan menjauh dari Andis. Pria bertopi beanie coklat itu yang semula menemukan titik terang kini dilanda bingung berkepanjangan.

"Kamu ada masalah?" tanya Andis secara mendadak.

Indri menoleh ke arahnya dan menggelengkan kepala, sementara Andis hanya menggaruk kepalanya, suasana menjadi canggung di antara mereka.

Ketika tiba jam makan siang, Katrina mengajak seluruh crew studio untuk makan mie ayam legendaris yang berada tak jauh dari kantor, tetapi Andis menolak, ia sedang ingin makan di warung padang.

"Gua juga enggak ikut deh, lagi pengen makan padangan juga," ucap Nayla pada Katrina.

"Kalo lu, Dri, mau ikut enggak?" tanya Katrina.

"Ayo deh, boleh." Indri beranjak dari duduknya dan berjalan bersama Katrina, Intan, Ramzi dan Boy.

"Riq, lu enggak makan?" tanya Nayla pada Riqsya yang masih duduk di depan komputer.

"Always bawa gua mah." Riqsya menunjukkan kotak nasi yang ia bawa dari rumah.

Nayla beranjak dari duduknya dan menghampiri Andis. "Bareng enggak?"

"Ayok." Andis beranjak dari duduknya dan berjalan bersama Nayla menuju padangan. Sepanjang jalan Andis beberapa kali fokus mengecek ponselnya.

"Cie yang lagi chat Indri," ledek Nayla.

"Apa sih, Indri mana bales chat," balas Andis.

"Tapi gua perhatiin lu sering banget chattingan deh?" tanya Nayla.

"Iya lagi kepo aja sama orang, namanya Savira."

"Savira?" Nayla tak pernah mendengar nama itu sebelumnya, Andis beberapa kali bercerita perihal Sekar, atau Sarah, tetapi tak ada nama Savira dalam cerita-cerita masa lalunya.

"Ini cewek misterius banget sumpah, gua pikir awalnya orang itu elu, Nay," jawab Andis.

"Kok gua? Kenapa berpikir orang ini gua? Kan gua Nayla."

"Fake akun ini kayaknya," jawab Andis.

"Enggak usah diladenin kalo akun-akun gitu mah."

"Iya sih, tapi serius ini bikin penasaran sampe mati!"

"Oh iya, Dis." Nayla menatap Andis agak serius kali ini. "Kalo seumpama ada cewek yang suka sama lu, menurut lu gimana?" tanya Nayla.

"Sakit tuh orang! Pernah ada, tapi gua nya enggak suka hahahaha parah ya, selalu bertepuk sebelah tangan, sekalinya ada yang suka malah nolak."

"Kalo seandainya lu disuruh milih nih, dari semua cewek-cewek di studio, lu bakal pilih siapa buat lu pacarin, maybe?" tanya Nayla.

"Siapa ya? Bingung gua, cantik semua," jawab Andis sambil tertawa.

"Selain Indri ...," ucap Nayla lirih.

"Selain Indri? Entah ya, bingung, tapi kalo emang di suruh milih--gua bakal pilih ...." Andis tampak berpikir keras. "Lu aja deh," jawab Andis sambil tersenyum.

"Gua nya enggak mau weee," ledek Nayla sabil terbahak-bahak.

"Kampret lu!"

Tak terasa mereka sudah di ujung perjalanan, Andis dan Nayla masuk ke warung padang dan memesan makanan. Tak ada obrolan yang berarti, ketika sedang menunggu pesanan mereka tiba-tiba sebuah chat masuk ke ponsel Andis.

"Selamat makan." Pesan itu berasal dari Savira.

"Kok kamu tau aku lagi mau makan?" tanya Andis dalam chatnya.

Hati Yang Miris Dibalik Jiwa Humoris [TERBIT]Where stories live. Discover now