0.8

7.2K 1.4K 168
                                    

hari ini gue ujian tengah semester satu, mapel ujinya itu kimia sama seni. lumayan lah berat di kimia ntar pas seni capcipcup aja.

gue datang lebih awal supaya bisa belajar dulu. lagi fokus ngapalin materi, tiba-tiba kursi di sebelah gue bergerak. mungkin haruto—adkel yang satu ruangan sama gue, datang. di sekolah gue pas ujian emang kelasnya dicampur, kakak kelas sama adek kelas gitu.

"serius amat, den. palingan ntar nyontek. "

gue noleh masih sambil komat-kamit hapalin materi. ternyata heeseung, gue kira si haruto. entah takdir atau emang gak sengaja, heeseung satu ruangan sama gue.

"dih, sorry nih gue kalo nyontek cuma lima nomor maksimal. nggak kaya lo hampir semua, " gue natap sinis ke heeseung.

dia ketawa ngakak. "gue hari ini nggak bakal nyontek. tungguin aja pasti nilai gue lebih tinggi dari lo. "

gue berdecih pelan. kata temen sekelasnya, heeseung tuh aslinya pinter tapi malas menggunakan otaknya.

"beneran nggak nyontek? " tanya gue penuh selidik. heran aja gitu tumbenan heeseung jujur.

dia ngangguk sambil nyilangin tangannya di dada. "iya gak bakal nyontek ke yang pinter, kan gue nanti mau lihat buku paket. "

oke, gue gak jadi terkagum. gue saranin nih, jangan temenan sama heeseung.

haruto muncul dari balik pintu sambil gendong tas warna hitam. gue dorong bahu heeseung buat minggir, yang punya kursi udah datang.

"minggir sana. "

heeseung gelengin kepala. "to, pinjam kursi lo dulu ya. "

haruto ngacungin jempol. "yoi, bang. puas-puasin ngebucin sebelum pusing gara-gara kimia. "

pala lo bucin. kenapa sih anjir orang-orang ngira kalo gue sama heeseung itu ada hubungan. padahal gak ada apa-apa, kalau ketemu aja gelud gimana mau ada hubungan.

bel bunyi, pengawas masuk ke ruangan gue. mampus, yang ngawasin bu chungha. galak banget woy kalo ketahuan nyontek kertas jawabannya bakal dirobek. kemarin gue dapat jadwal pengawas, tapi ternyata jadwalnya diganti lagi karena udah bocor di kalangan siswa.

"silahkan mengerjakan. kalau yang ketahuan mencontek akan saya robek kertasnya dan saya beri hukuman. "

gue mulai ngerjain soal. anjing susah banget. yang gue pelajarin gak keluar sama sekali. gue noleh ke heeseung, dia lancar banget ngerjainnya. katanya mau nyontek buku ternyata enggak tuh.

20 menit lagi selesai, tapi gue belum ngerjain 10 nomor. kalo gini mending nyontek arin aja.

"pst, pst, arin... uy rin, " emang dasarnya arin tuh anaknya budek dipanggil nggak nyaut.

"to, panggilin arin coba, " gue suruh haruto yang kebetulan berseberangan sama arin.

haruto ngangguk. "kak, kak arin dipanggil kak adena. "

noleh lo kalo dipanggil cogan. arin naikin dagunya. gue lemparin kertas berisi nomor yang gue gak bisa kerjain.

hap

untung kertasnya gak melesat. gue harap-harap cemas nunggu jawaban dari arin. rasanya antara hidup dan mati. g

bu chungha sibuk mainan hp. tapi gue dengar-dengar dari kakel, katanya beliau itu ngevideo bukan mainan hp biasa. jadi kudu hati-hati.

arin ngasih kode ke gue buat ngelempar kertasnya. gue mengangguk dan kertasnya jatuh di lantai. pas banget dilihat bu chungha. mampus kelar hidup gue.

"kertas apa itu? " bu chungha berdiri dan mungut kertas punya gue yang jatuh. gue keringat dingin pengen menghilang rasanya.

"punya siapa ini? " bu chungha ngangkat kertas tinggi-tinggi. gue menundukkan kepala takut.

"gak ada yang mengaku? jujur lho, nak. ayo siapa yang punya? "

"SEKALI LAGI! INI PUNYA SIAPA?! " gue terlonjak kaget begitu bu chungha teriak. pasrah lah gue mau di apain. gue ngangkat jari telunjuk.

"heeseung? ini punya kamu? "

hah? gue noleh ke heeseung dan pas banget kita kontak mata. heeseung ngedipin matanya dan nepuk dadanya sendiri.

heeseung maju ke depan sambil bawa kertas ujiannya. "iya, bu. silahkan kertas saya di robek hehe. "

bu chungha geleng-geleng kepala terus ambil kertas ujian heeseung dan di robek. heh anjir gue merasa bersalah huaa.

"seung, heeseung kamu kok gak ada kapoknya. besok kamu ikut ujian susulan dan sepulang sekolah saya hukum kamu buat bersihin ruangan ini. "

heeseung ngangguk dan balik lagi ke tempat duduknya. gue natap melas heeseung sementara dia nganggukin kepala sambil ngacungin tangan bentuk—OKE.

■□■□■□■□■

istirahat, gue langsung nyamperin heeseung dan duduk di kursi sebelahnya.

"anjir, maapin gue ya. gara-gara gue lo dihukum. "

heeseung ngacak rambut gue sambil terkekeh. "sans aja kali. tegang amat muka lo. "

gue senyum tipis. "makasih ya. makasihhhh banget, " gue genggam tangan heeseung sebagai tanda terima kasih.

heeseung elus tangan gue. "gue ada surprise buat lo. "

gue ngernyitin dahi bingung. "apaan? "

heeseung berdiri dan pergi keluar kelas bareng haruto. "ada deh tunggu aja pas pensi nanti. "

■□■□■□■□■

adegan di atas jangan ditiru. hanya boleh dilakukan oleh profesional😭

aku pernah ketahuan nyontek sama temen laki-laki. takut banget untung kertasnya gak dirobek😭

tbc

musuh tapi pacaran ; heeseungWhere stories live. Discover now