1.8

7.6K 974 304
                                    

disarankan play lagu dangdut biar lebih menghayati

gak ada angin gak ada hujan, tiba-tiba heeseung datang ke rumah gue waktu subuh. baru aja gue selesai sholat eh si ganteng udah nongkrong sama ayah di ruang tamu. tumbenan banget kan gue kira mau ngajak jogging tapi kok dia bawa tas ransel. masa jogging-nya jauh sih sampai tanah vrindavan?

disinilah gue berada. di atas motornya heeseung dan gak tahu mau dibawa kemana. apalagi gue disuruh bawa baju ganti juga.

"mau kemana sih?" tanya gue dengan suara yang gak terlalu keras. soalnya jalanan sepi pasti heeseung gak terlalu budek ya kan.

"ada deh. rahasia ini pokoknya ngikut aja sama gue." heeseung cengengesan sambil belokin motornya ke kiri.

"heleh ngikut lo mah sesat."

motor heeseung parkir di tempat yang luas banget penuh sama motor lain. gue tadi gak sengaja baca plang nama bertulis Tempat Penitipan Motor Mas Nichill, nitip motor dijamin aman asal jangan nitip pasangan.

setelah nunggu heeseung yang lagi ngomong sama orang, dia datang sambil cengengesan. dih gak jelas banget nih orang. heeseung gandeng tangan gue buat nyebrang jalan ke terminal. bentar ini gue mau dibawa kemana?

"mau kemana sih? lo mau ngajak gue kawin lari ya?" todong gue dengan telunjuk yang ada di depan mukanya.

heeseung noyor kepala gue. "mulut lo kebelet kawin ye lu. ikut aja udah gak bakal gue jual ke om burhan kok."

kita berdua duduk di kursi depan loket jual tiket. bau knalpot ditambah suara penjual cangcimen, lama banget gue gak ngerasain ini. terakhir kapan ya, pas sd kayaknya.

berselang sepuluh menit, ada bus warna merah masuk gerbang terminal dengan ugal-ugalan. suara klaksonnya kencang banget kaya mulutnya tetangga.

"ayo cepetan ntar gak dapet tempat duduk." heeseung narik tangan gue buat ikut berdesakan di pintu bus. ini rame banget ada ibu-ibu bawa keranjang jualan, pengamen, ada juga yang bawa ayam jago.

baru aja mau mijak tangga, ada orang dari dalam yang merangsek keluar. gue hampir aja mau jatuh kalau heeseung gak nahan pinggang gue.

"hati-hati. pegangan kanan kiri," bisiknya.

■□■□■□■□■

gila, ini bus ngalahin tayo. ugal-ugalan salip kanan salip kiri. miris banget gue sampingan sama truk gandeng. emang sih bus jurusan antar kota yang jaraknya gak terlalu jauh biasanya sering jadi penguasa jalan.

sepanjang perjalanan gue cuma bisa megangin perut. mual gak karuan. pengen muntah rasanya apalagi sumpek banget hawanya.

"mau muntah ya?" gue ngangguk waktu ditanya heeseung. dia cepat-cepat merogoh tas buat ambil plastik kresek hitam. "sini gapapa biar lega."

awalnya gue sok-sokan gak mau, tapi pada akhirnya keluar juga tuh isi perut. lega banget akhirnya. tapi pusing kepalanya masih berasa. ndeso banget anjir gue naik ginian udah K.O.

"pala lo senderin ke sini. jangan di jendela ntar otak lo pada copot." heeseung narik kepala gue buat senderan ke bahunya. sembarangan kalau ngomong mentang-mentang jalannya banyak gajlukan.

"merem. kalo udah sampe nanti gue tinggal." heeseung meraup muka gue pakai tangan besarnya. gih kalau mau bawa pulang aja manusia modelan begini.

lagu wes tatas jadi backsound suasana di dalam bus. salah satu hal yang gue kangenin waktu naik bus ya ini. suara nyanyian pengamen atau kaset yang sengaja disetel sama pak supirnya. apalagi dipadu sama suara pedagang cangcimen.

"assalamualaikum ibu bapak sekalian. izinkan saya menemani perjalanan anda dengan sebuah lagu berjudul wes tatas. selamat mendengarkan," ucap pengamen yang bawa ukulele usang. tempo bicaranya cepet banget bukan main.

gak lama, suara ukulele dipadu sama gendang dari paralon jadi hiburan perjalanan yang lewatin tambak garam di kanan kiri.

"den, bangun dulu."

mata gue kebuka karena tepukan di pipi. gue angkat kepala dan heeseung buru-buru berdiri. gue natap dia kebingungan, udah bener duduk anteng malah mau aneh-aneh.

"mau ap—"

"silakan duduk aja, bu. saya gapapa berdiri strong saya tuh. LAKIK!"

heeseung idaman gak sih?

■□■□■□■□■

"den, tau nggak persamaan lo sama bunga?" tanya heeseung tiba-tiba di tengah angin pantai yang lumayan kencang.

iya, ternyata jauh-jauh naik bus sampai keliyengan tadi gara-gara gue mau diajak ke pantai. wah aghu terkejoed sekali.g

"emang apaan?" balas gue. syahdu banget sambil makan mie gelas. kalau beli pop mie lebih mahal mending beli mie gelas aja ya kan. ditambah es degan, duduk di tepi pantai beuh.... panas.

heeseung buka kacamata hitamnya. gaya banget anjir ditambah dia tadi bawa sunscreen dari rumah mana pakenya gak rata lagi. ada bekas putihnya di wajah kaya tuyul.

"ck, pake sunscreen doang belepotan lo." tangan gue bergerak buat bersihin wajah heeseung. tahu nggak sih berasa kaya di drakor gitu soswit.

tiba-tiba heeseung nyubit hidung gue. nih orang emang ngeselin sumpah.

"jadi jadi jadi... lo sama bunga tuh sama sama wangi."

gue naikin alis. wih baru kali ini dibilang wangi biasanya gue dikatain bau ketek. "bunga apaan tuh?"

heeseung nyengir lebar sambil benerin topi hitamnya.

"bunga bangkai hehe."

■□■□■□■□■

hay gimana kabarnya?? maaf lama gak update T_T

oh iya bisa cek profil aku yaa. ada book baru enhypen lokal judulnya KINANTHI.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

selamat bermalam minggu, tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


selamat bermalam minggu, tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 28, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

musuh tapi pacaran ; heeseungWhere stories live. Discover now