1.7

9.4K 1.4K 540
                                    

lagunya setel ya bun. biar lebih menghayati.


gue dan heeseung sampai di tempat penjual martabak. lumayan ramai ngantrinya jadi kudu sabar. heeseung narik kursi plastik yang sisa satu dan nyuruh gue buat duduk disana. sementara dia berdiri di belakang gue dengan tangan dimasukkan dalam saku hoodie. heeseung bergerak buat mainin rambut gue yang tertiup angin malam.

"den, jangan capek sama sikap gue ya," bisik heeseung tiba-tiba di telinga gue. gue yang mulanya fokus lihatin abangnya yang lagi nuangin adonan, beralih atensi ke heeseung. dih tumben serius begini.

gue menganggukkan kepala. "asal lo gak main cewek, gue tahan kok. jangan rusak kepercayaan gue ke lo ya? " gue senyum kecil dan mengelus telapak tangan heeseung pake ibu jari.

beberapa menit nunggu, tiba-tiba heeseung pergi ke gerobak penjualnya. kan sifat barongannya keluar. gue diam aja udah pura-pura gak kenal daripada malu dilihatin orang.

"om, heeseung bantu ya. tapi nanti gratisan bisa lah. "

apaan nih orang sksd banget.

"siap, tapi bantuin cuci gerobak ya. mumpung besok minggu nih, " sahut bapak-bapak yang punya lapak dagang.

heeseung ngacungin jempol lalu dia pake celemek dan ikutan bikin martabak. "gampang itu mah. asal ini gratis besok deh heeseung cuci gerobaknya sampe kinclong. "

sumpah manusia satu itu emang ngadi-ngadi. ya gapapa sih bantuin orang tapi—dahlah. gue lihatin heeseung lama. telaten juga ternyata, kaya udah terbiasa bikin martabak. tiap ada yang ambil pesanan pasti di kasih bonus senyuman pepsodent. ya kalau yang pesan bapak-bapak atau ibu-ibu sih gapapa, ini mbak-mbak yang masih seumuran loh. ada pacarnya aja berani gini apalagi kalau gue gak ada.

waktu gue lagi serius lihatin dia, ternyata ketangkap basah. heeseung ngerlingin mata centil ke arah gue. gak lupa senyum lebar. terang bersinar cerah banget giginya. bisa jadi pengganti lilin pas mati lampu.

"yuk, udah nih. " heeseung nyamperin gue sambil nenteng plastik putih isi martabak.

"gak bayar? " tanya gue. kali aja dia nyolong eh tapi gak mungkin. kan pacar aku anak baek.

heeseung ketawa kecil sambil cubit hidung gue. "yang punya lapak ini om gue. jadi bisa lah dapat gratisan. "

gue memelototkan mata. beruntung ya gue punya pacar kaya heeseung. koneksinya luas, punya kenalan di mana-mana. kan lumayan kalau jalan gak usah ngeluarin biaya banyak, cuma modal kenal bisa tuh dapat harga kawan.

■□■□■□■□■

"hih nyusahin banget, anjing. "

gue menggerutu sambil megangin kaca helmnya heeseung. karena kebanyakan tingkah kaya barongan, helm hitam dengan tulisan honda itu jatuh dari motor. kacanya jadi turun-turun sendiri, kalau dinaikin akhirnya balik lagi.

"ya maap. kan tadi gak sengaja jatuh, by. " heeseung nyengir lewat spion motor. by, dikira gue babi apa. btw, ada babi....

satu lagi, karena heeseung itu dasarnya cowok genit, jok motornya licin banget. sengaja kayanya dibuat gitu. gue udah duduk mepet ke pegangan motor, ujung-ujungnya pasti melorot.

"den, rasanya kaya ada yang ganjel di punggung gue. "

MONYET!

■□■□■□■□■

kita berdua ada di taman yang gak jauh dari alun-alun kota. bodo banget si heeseung, bukannya langsung datang ke alun-alun aja malah berhenti disini. katanya,

"di alun-alun rame. kemarin pacar temen gue jadi korban om cabul. "

yaudah nurut aja. makan martabak di taman yang bisa dibilang ramai juga. biasalah isinya muda-mudi yang saling merajut kasih. kalau gue sama heeseung beda. kita cuma menjalin kasih soalnya gue gak bisa merajut. g

"seung, kok toppingnya banyak banget? " ya kan ini gratis tapi isinya sampae tumpah-tumpah.

heeseung yang lagi gigitin jari langsung noleh. "tadi gue sendiri yang kasih topping. mumpung gratis itu. " baru gue mau mangap buat balas ucapannya, heeseung lebih dulu ngusap sudut bibir gue pake ibu jarinya. "udah gede makannya belepotan. "

gue diam. sialan jantung rasanya maraton.

heeseung nyolekin bekas bekas meses coklat ke hidung gue. sama aja anjir mending gue lap sendiri.

"HEESEUNG NYEBELIN BANGET, AS—"

"mau ngomong apa? mau misuh? iya? " heeseung sentil mulut gue. "berani ngomong kotor gue sleding mulut lo. "

"kotor. tuh gue berani ngomong kotor, " balas gue songong.

"bukan gitu, babi konsepnya. "

"dih babi teriak babi. "

heeseung ngelus dadanya yang rata. sementara gue ketawa puas. tiba-tiba ada sosok bocah laki-laki yang nemplok di pangkuan heeseung. anak siapa ini malam-malam lepas?

"eh, dek anak siapa? bapaknya mana kok sendirian? " heeseung ngangkat anak itu ke pangkuannya. haduh kalau lihat yang kaya gini rasanya adem ya. terbukti cowok pesonanya nambah saat momong bocah.

"nama aku mals, om. tuh lumah aku disitu. " bocah bernama mars nunjuk sebuah rumah besar yang ada di sekitar taman. gayanya sih kaya bocah petantang-petenteng, mana cadel pula.

heeseung ngusak rambut mars. "kok om sih? panggil kakak dong. "

"gak mau. muka om udah tua. "

gue nahan ketawa. mau dosa tapi takut ngakak. heeseung ngerucutin bibir.

"hai kakak cantik. kakak namanya siapa? "

buset, masih piyik udah jadi buaya. mars ngulurin tangan ke arah gue. baru aja mau balas, tangan heeseung lebih dulu genggam tangannya mars.

"namanya adena. giliran cewek lo panggil kak. gue dipanggil om. anaknya siapa sih lo? "

mars natap heeseung kesal. dia berkacak pinggang dan masang wajah sombongnya. "anaknya ayah buna, kenapa? ili? "

setelah lama bicara—lebih tepatnya diledekin sama mars, bocah itu akhirnya capek sendiri. martabak satu dus dia sendiri yang habisin. gue sama heeseung cuma kebagian satu.

"om, namanya siapa? " tanya mars sambil ngelus-ngelus perutnya yang kekenyangan.

heeseung nunjuk dirinya sendiri. "gue? oh nama gue heeseung. "

mars ngangguk-ngangguk lucu. "hihi namanya kaya nama kadal pelihalaan mals. hahahahah aku suka. "

■□■□■□■□■

lama gak muncul.

kasih konflik lagi jangan? kalau iya keknya ringan aja biar kalian gak mumet.

aku pengen buat au di twt tapi gak bisa caranya😭 buka twt cuma buat lihat trending doang. gaptek banget sumpah😭

tbc


musuh tapi pacaran ; heeseungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora