12

1.4K 225 29
                                    

tahun ajaran baru baru saja dimulai dan seorang gadis berperawakan tinggi buru-buru berlari ke dalam kelasnya yang berada paling jauh dari gerbang sekolah karena ia duduk di kelas dua belas.

"gue duduk di sini ya?" seorang gadis melempar tasnya lalu menatap pemuda di sampingnya.

pemuda itu menoleh. "kamu perempuan."

gadis itu nampak bingung. "ya teruss?!"

"biasanya perempuan menghindari duduk bareng laki-laki." ujarnya santai.

gadis itu berdecak. "gue ga peduli masalah gender. gue cuma mau duduk di paling depan. biar gue bisa fokus. jadi boleh kan gue duduk disini?"

pemuda itu menghela napas. "terserah."

"yash!" gadis itu kemudian duduk. "kita belum kenalan. son eunseo."

"lee juyeon."













"ju kerja kelompok lagi. lo ganjil gue genap." eunseo menyerahkan selembaran kertas soal ke hadapan juyeon.

juyeon mengangguk pelan. "oke."

"oke? gitu aja?" eunseo heran.

"terus harusnya gimana?" tanya juyeon.

eunseo menggeleng cepat. "nggak. aneh aja. lo liat temen sekelas kita pada ribut berantem gamau ngerjain genap. kok lo nerima gitu aja? genap kan lebih mudah."

juyeon menatap soal itu. "masa sih? sama aja. lagian itu temen sekelas kita kan? i'm different. ini semua bisa dikerjain dengan mudah tau."

"impressive, lee juyeon." puji eunseo.













"juyeon."

"hm?" sahut juyeon.

"sakit perut." keluh eunseo yang meletakkan kepalanya di meja, menghadap juyeon.

juyeon yang sedang membaca membalikkan halaman bukunya. "terus gue harus gimana?"

eunseo berdecih. "bantuin gue ju. ini gue sakit beneran loh?"

juyeon menoleh. "sakit tapi mulutnya masih bawel kayak nenek lampir. halah, seo."

"ju... bantuin..." suara eunseo kali ini melemah dan ia memeluk perutnya sendiri kuat kuat.

juyeon yang menyadari hal itu kini menyadari sesuatu, eunseo serius. "uks?" tawarnya. "kalo sakit ke uks aja. jangan disini. nanti malah ga fokus percuma ngambisnya."

"gakuat ju..." rintih eunseo.

"hamil?"

eunseo melempar wajah juyeon dengan tempat pensilnya. "NGACO!"

"terus kenapa, seo?" bingung juyeon.

eunseo berdecak. "ga peka! anterin gue ke uks! gaada yang bisa nganterin gue selain lo karena lo bisa liat kelas kita kosong."

juyeon menghela napas. kemudian berdiri dan menuntun teman sebangkunya itu untuk berdiri juga. "bisa sendiri jalannya?"

eunseo menggeleng. "lemes, ju."

juyeon merangkul eunseo. membuat gadis itu terkejut. "pegangan kalo ga kuat."

"yang ikhlas!" cibir eunseo.

"iya ini ikhlas!"

eunseo mengangguk. kemudian mereka bersama menuju uks.















"ju? ngapain?" heran eunseo ketika juyeon secara tiba-tiba datang menghampiri eunseo yang sedang duduk di pinggir lapangan.

juyeon menyodorkan sebotol air. "ga sempet bawa minum kan? nih dibeliin. cuaca lagi ga bagus. kalo mau latihan di siang bolong gini ada baiknya bawa air biar ga dehidrasi. jaga kesehatan."

fatal - juricWhere stories live. Discover now