06

1.7K 286 54
                                    

"mampus bapak bingung kan cari alesan? uhuk! makanya jangan macem macem sama aku!" kesal eric yang masih mencoba meredakan nyeri dadanya.

pak juyeon hanya berdiri di samping meja dan menatap eric, tanpa membantu. "nggak tuh."

"kok e—uhuk! nggak?!"

pak juyeon menghela napas. "saya tinggal jujur. gampang. urusan mereka marahnya apa nggak itu belakangan. yang penting jujur."

"mudah mudahan marah uhuk terus uhuk bapak gak jadi guru aku uhuk lagi!" ujar eric.

tak lama setelah eric memanggil orangtuanya, mereka pun datang dan cukup panik melihat kondisi eric yang terbaring di sofa dengan bengek.

"ada apa ini?" tanya mami eric.

"eric ditonjok pak juyeon terus eric uhuk sesek napas uhuk!" jawab eric.

papi eric langsung menatap juyeon. "apa benar, juyeon?"

"benar om." jawab juyeon apa adanya.

"ada apa? kok bisa begini? aduh eric minum lagi ini minum." mami eric menatap pak juyeon setelahnya.

"jadi begini, sepertinya saya dengan tidak sengaja memancing amarah eric, lalu mungkin eric karena emosi, dia menonjok bahu saya. namun refleks yang saya berikan justru menonjok eric tepat di dadanya dengan tidak sengaja. saya minta maaf." jelas pak juyeon.

"jadi, beneran pak juyeon yang nonjok?"

"iya om."

mami eric menghela napas pelan. "haduh kok bisa sih?!"

"maaf tante, saya gak sengaja." pak juyeon menunduk.

papi dan mami eric saling bertatapan. seperti telepati, lalu keduanya mengangguk.

"yaudah kami maafkan. jangan diulangi lagi. ericnya juga kalo emosi gausah langsung nonjok duluan kan papi udah sering bilang." ujar papi eric.

eric yang masih bengek terbelalak. "KOK JADI ERIC?!"

mami eric menepuk pundak pak juyeon. "tapi karena kamu yang berbuat, kamu juga harus bertanggung jawab. kami mau ada kerjaan keluar kota. dan eric sakit karena kamu, jadi kamu yang harus merawat eric selama kami pergi. ga masuk seiolah gapapa. tapi kamu juga jangan berangkat ngajar."

papi eric menambahi, "tapi karena rumah ini mau kami gembok biar aman, rawat eric di rumah kamu ya."

"HAH?!"






🏀🏀🏀








kini dua orang itu pun saling diam di mobil pak juyeon. mereka sedang menuju rumah pak juyeon. dan keduanya sama sama tidak mengerti dengan keadaan saat ini.

"gara gara bapak sih ini ah ja—"

pak juyeon memotong kalimat eric. "kamu bisa diam?"

eric berdecih. "ngeselin!"

pak juyeon menghela napas, lalu melanjutkan mengemudikan mobilnya hingga ke tempat tinggalnya, apartemen yang lumayan elit.

pak juyeon memakirkan mobilnya dan berhenti. "sampe."

eric kebingungan. "hah bapak tinggal disini?"

pak juyeon mengangguk. "iya. kamu masih sesak?"

eric mengangguk pelan.

fatal - juricWhere stories live. Discover now