Sixteen

8.2K 729 105
                                    

"Dia hamil?"

Yunho menatap dokter yang berdiri di sampingnya dan dokter itu mengangguk, membenarkan perkataannya.

"Fuck!"umpat Yunho dan langsung keluar dari sana tanpa alasan yang jelas disusul para anggotanya.

Kini Jaehyun sendiri di kamar bernuansa putih itu. Diam-diam ia menangis. Sebenarnya obatnya belum bekerja dan ia mendengar semua perkataan Yunho, tentang sang Ayah yang berusaha mengancamnya dan kehamilan dirinya.

Jaehyun meringkukkan badannya dan menangis dalam diam. Ia memeluk perut ratanya dan mengusapnya lembut. Jaehyun tak tahu siapa ayah dari anak yang dikandungnya ini, yang ia tahu pasti Yunho akan melakukan segala hal untuk membunuh bayi tak bersalah ini.

Di dalam tangisannya, Jaehyun berfikir apa yang telah ia lakukan di masa lalu sampai harus bernasib seperti ini. Mengapa dunia berperilaku sangat kejam kepadanya? Jika benar ia pernah melakukan kesalahan besar, tolong maafkanlah.

Karena terlalu lelah menangis dan obat biusnya sudah mulai bekerja, akhirnya Jaehyun terlelap.

: : : :

Byur!!!

"Akh-uhukk!! Uhuk uhuk!" Jaehyun memukul-mukul dadanya seraya terbatuk karena air yang diguyurkan kearah dirinya masuk ke dalam tenggorokan.

Srak!

Jaehyun langsung memekik tertahan ketika dengan kuatnya Yunho menjambak rambut nya.

"Peliharaanku ini sulit sekali untuk bangun, ckckck.. aku sampai kesal." Yunho berucap dengan sangat tenang bahkan ia menampilkan senyuman tipisnya.

Yang dijambak merintih kesakitan. "M-maaf hiks.. tolong l-lepaskan hikss,"mohon Jaehyun dengan wajah kesakitan.

Bukannya melepaskan jambakannya, Yunho malah justru menyeret tubuh lemas Jaehyun tanpa ada belas kasih sedikitpun. Membiarkan yang diseret
menangis memohon ampun kepada-nya. Kaki panjangnya berjalan menyusuri lorong yang hanya disinari temaramnya lampu remang, beberapa pelayan menatap iba kepada Jaehyun namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Sebisa mungkin Jaehyun melindungi anaknya dari segala macam jenis benturan.

Bruk!!

Dengan kasarnya, Yunho melempar tubuh Jaehyun ke lantai yang keras nan dingin. Jaehyun memundurkan badannya ketika Yunho mulai berjalan mendekat, sialnya ada salah satu anak buah Yunho yang berdiri di belakangnya. Pria paruh baya itu berseringai lebar ketika melihat Jaehyun yang meringkuk ketakutan.

"Jilat sepatuku."

Satu kalimat pendek itu meluncur begitu saja dengan sangat mudah dari dua belah bibir lelaki dihadapan Jaehyun ini. Si manis melirik sekilas kearah sepatu hitam itu lalu menggeleng kuat seraya memejamkan kedua matanya.

"Tidak mau? Baiklah.. aku dengar kau takut umm lebih tepatnya trauma dengan gaun berwarna merah karena tepat disaat ibu mu mati, dia mengenakan baju merah,"ucap Yunho yang kini sedikit menjauhkan badannya dari Jaehyun.

Jantung Jaehyun berdegup kencang, ia merasa sebentar lagi akan terjadi sesuatu yang sangat mengerikan. Melihat dari gerak-gerik Yunho yang sedikit mencurigakan membuat prediksinya menguat. Dan baru saja Jaehyun memikirkan hal itu, secara tiba-tiba ada seorang wanita mengenakan baju merah berdiri di hadapannya lalu pria yang berada di belakang Jaehyun memaksa dirinya untuk menatap wanita tersebut.

Tubuh Jaehyun memberontak kuat dan mulai berjerit ketakutan, peluh langsung membasahi tubuhnya seketika. Ia mencoba untuk menutup kelopak matanya namun dengan sangat kuat Yunho mencambuk badannya membuat Jaehyun langsung membuka kedua matanya, dan kembali menatap wanita itu.

❝ 𝐌𝐢𝐧𝐞 ❞-𝙹𝚘𝚑𝚗.𝙹𝚊𝚎 Where stories live. Discover now