Seven

13.5K 1.1K 133
                                    

Thank you so much untuk temen-temen semua yang kemarin kasih support untuk hyunki, jujur seneng banget karena mendapat support dari kalian hehe.. sekali lagi hyunki ucapkan terima kasih banyak atas support dari temen-temen semua yaa☺️💚

Oh iya btw ini readers nya udah 1k lebih ya ? Huwaa terima kasih banyak sijeuni, terima kasih banyak temen-temen ku sekalian 🥺☺️💚

Love you all💚

.
.
.

"Tuan.. ayo makan."

Entah sudah keberapa kali Jungwoo mencoba untuk merayu Jaehyun agar anak itu memakan makanannya namun nihil, ia tak kunjung makan.

"Aaa~ Jungwoo.. aku hanya ingin daddy,"ucap Jaehyun dengan wajah sedih.

"Boss akan pulang jika tuan sudah makan. Jadi, sekarang tuan makan ok?"bujuk Jungwoo namun mendapatkan gelengan dari Jaehyun.

Padahal baru saja tiga hari di tinggalkan oleh Johnny namun serasa tidak bertemu selama tiga abad (dan selama tiga hari pula Lucas menyiksa dan menjadikan Mark sebagai mainannya) entahlah sejak kapan dirinya begitu dekat dengan Johnny. Setahunya, ia hanya bertemu dengan Johnny sekali dua kali. Itupun saat Johnny membeli dirinya di tempat pelelangan dan saat bertemu dengan ponakan Johnny.

Kalau boleh jujur, dirinya sangat iri dengan Renjun karena Jaemin sudah pulang sejak kemarin. Ugh menyebalkan.

Jungwoo menghela napasnya panjang lalu menatap Jaehyun yang sedang menunduk.

"A-aku.. aku takut,"lirih Jaehyun sangat pelan namun Jungwoo dapat mendengarnya.

"Nee?"

Jaehyun mendongakkan kepalanya dan menatap mata Jungwoo, di saat yang bersamaan air matanya jatuh menyusuri pipi gembul nan putihnya.

"Aku takut jika daddy akan membuangku dan meninggalkanku sama seperti ayah,"lanjutnya.

Tanpa mengatakan sepatah kata apapun, Jungwoo langsung membawa tubuh rapuh Jaehyun ke dalam dekapan hangatnya. Jaehyun langsung terisak, dan ia semakin terisak ketika dekapan hangat Jungwoo sangat persis seperti dekapan sang bunda.

Setelah beberapa saat, akhirnya isakan Jaehyun mereda dan dirinya sudah mulai tenang. Jungwoo menangkup kedua pipi gembul Jaehyun dan mengusapnya lembut.

"Saya akan buatkan anda sup hangat."

Tanpa menunggu jawaban dari Jaehyun, Jungwoo sudah pergi terlebih dahulu sembari membawa nampan makanan yang masih utuh tadi.

"Kenapa dia tahu jika biasanya aku akan memakan sup setelah bersedih? Bahkan dari miliyaran orang, hanya bunda saja yang tahu hal itu,"batin Jaehyun.

Karena sedikit jenuh, Jaehyun memutuskan untuk menyalakan tv yang ada di dalam kamar. Seketika hatinya berdenyut sakit dan air matanya kembali jatuh saat melihat sang ayah yang sedang diserbu para wartawan.

"Tuan! Tuan! Ada apa dengan anak anda bernama Jung Jaehyun?? Mengapa dia sangat jarang muncul belakangan ini?"

"Ya mengapa sangat jarang muncul? Apakah dia baik-baik saja? Dan bagaimana keadaanya setelah sang ibu meninggal dunia?"

"Baiklah baiklah saya akan menjawabnya. Anak saya baik-baik saja, dia sedang ada di rumah. Belakangan ini Jaehyun memang suka menyendiri, mungkin ia masih terpukul saat mengetahui bahwa istri saya meninggal.. dan untuk keadaannya sekarang, puji Tuhan dia tidak mengalami depresi dan semacamnya." Ayah Jaehyun menjawabnya dengan sangat lancar seakan-akan sudah tertulis dalam sebuah naskah.

❝ 𝐌𝐢𝐧𝐞 ❞-𝙹𝚘𝚑𝚗.𝙹𝚊𝚎 Where stories live. Discover now