Eleven

17.3K 984 20
                                    

Sepuluh menit sudah berlalu, Jaehyun dengan terpaksa menuruti permintaan Doyoung. Kini peluh benar-benar membanjiri wajahnya, jari-jari kakinya juga ia tekuk guna mengkontrol diri.

Badannya mulai bergerak gelisah ketika sesuatu ingin keluar dari sana.

"Hyung kau tak apa?"tanya Doyoung yang menghentikan kegiatan menggambarnya.

"U-umm sepertinya a-aku.. b-badanku tidak enak d-dan i-istirahat aku m-membutuhkannya ya begitu,"jawab Jaehyun dengan bahasa yang kacau.

Doyoung menyerngitkan keningnya kemudian menganggukkan kepalanya, seketika Jaehyun langsung melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamar Johnny. Entah mengapa tujuannya sekarang ke situ. Padahal masih ada kamar mandi lain yang lebih dekat.

cklek

Pintu kamar mandi sudah tertutup dan badan Jaehyun langsung lemas. Ia berpegangan pada pinggiran bathub, nafasnya terengah-engah dadanya naik turun dengan tempo lumayan cepat.

Lenguhan serta desahan yang tertahan memenuhi ruangan tersebut, Jaehyun menggigit bibir bawahnya dengan kencang supaya desahan yang ia keluarkan tidak terdengan ke luar. Padahal jika dipikir-pikir mustahil juga jika orang luar sana bisa mendengarnya.

"D-Dad unghh ahh t-tolong hiks aahh.."

Jaehyun benar-benar beharap agar urusan Johnny cepat selesai kemudian bisa membantunya.

Ingin rasanya ia mencabut alat penghalang jalur keluar spermanya karena sungguh ini sangat menyakitkan, membuat penisnya menjadi terasa nyeri.

"Mmppaahh aahh J-Johnny unghh aku ingin hahh–AAKHH!!"

Badan Jaehyun menegang dan menggelinjang, kedua bola matanya berair ketika orgasme kering yang ia dapat. Terasa menyakitkan dan menyiksa.

Kemudian Jaehyun terisak ketika vibrator itu masih bergetar di dalam analnya, padahal tubuhnya sekarang sangat sensitif sekali.

"S-sudah hiks aahh hhh k-kumohonhhh ughh sakit hiks.."

cklek

Johnny datang menghampiri Jaehyun dengan senyuman tipis namun penuh arti. Ia membawa tubuh lemas itu ke dalam dekapannya dan mengusap punggung tersebut.

"Butuh bantuan?"tanya Johnny sembari menatap Jaehyun yang mulai mendesah.

Pasalnya Johnny bertanya pada Jaehyun, namun tangannya turun untuk menggenggam serta memberi pijatan pijatan lembut pada penis mungil itu.

Jaehyun hanya bisa mengangguk angguk kan kepalanya.

Tidak senang karena Jaehyun hanya menganggukkan kepalanya, Johnny lantas mengganti pijatannya dengan mencengkeramnya cukup kuat.

"Aarrgghh!!! S-sakit.. lepas."

"Gunakan mulut mu jika Daddy sedang bertanya."

"Nghh i-i'm sorryhh akh.."

Johnny melepas cengkeramannya membuat napas Jaehyun sedikit lega dan dengan secara tiba-tiba Johnny melesakkan jari panjangnya ke dalam lubang Jaehyun.

"Akh!"pekiknya.

Di dalam sana, Johnny merasa jarinya dipijat erat oleh lubang anal Jaehyun serta ia juga merasakan getaran pada jarinya. Ya, karena benda laknat itu belum di lepas ataupun dimatikan.

Johnny menggerakkan tangannya dengan tempo maju mundur, semakin lama gerakannya semakin cepat. Jaehyun hanya bisa meracau dan mendesah saja.

plak

❝ 𝐌𝐢𝐧𝐞 ❞-𝙹𝚘𝚑𝚗.𝙹𝚊𝚎 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang