Boboiboy in The Dark

Dark 16: Sebuah Kasus

Halo, namaku Gempa, dan aku adalah seorang Psikiater. Kali ini aku ingin menceritakan pengalamanku selama tinggal beberapa tahun di Negeri Sakura, yaitu Jepang.

Selama perjalanan karierku di sana, aku menghadapi berbagai masalah orang serta kelakuannya, tapi ada satu kasus yang menggangguku sampai saat ini.

Kalian tahu apa itu Hikikomori? Hikikomori adalah suatu keadaan saat seseorang sangat enggan melakukan kontak sosial dengan dunia luar dan menutup dirinya sendiri dalam waktu yang cukup lama dirumahnya.

Saat itu, ada sebuah keluarga beranggotakan tiga orang di sebelah rumahku, mereka adalah sepasang suami istri dan seorang anak remaja berusia tujuh belas tahun yang ternyata seorang Hikikomori.

Selama tinggal di sana, aku hampir tidak pernah melihat wajah putra mereka, aku tidak mendengar kondisi langsung dari orang tuanya. Aku kira mereka tidak mau membahasnya, karena di Jepang, orang-orang sangat peduli dengan penampilan, dan memiliki anak seorang Hikikomori pasti sangat memalukan.

Semakin lama, putra mereka semakin jarang terlihat. Akhirnya, dia tak tampak keluar rumah sama sekali. Bahkan, hingga hampir enam tahun, putra mereka tak pernah nampak batang hidungnya.

Suatu hari, sang Ayah datang dan mengetuk pintu rumahku, memintaku untuk datang ke rumahnya, akupun menyanggupinya.

Saat sampai, sang Ibu sudah menunggu kami di pintu depan. Ia pun menuntun kami menuju kamar putranya.

Ia menggebrak daun pintu dengan kepalan tangan lalu berteriak, "Kami masuk!"

Kemudian, ia menerobos masuk sambil membentak, "Apa kau akan tidur terus? Bangun, kau, dasar anak tak berguna!"

Sebelum aku menyadari apa yang terjadi, sang Ibu sudah mengambil sebuah tongkat golf dan menggunakannya untuk memukul sosok di balik selimut. Aku pun segera bertindak dengan merebut tongkat itu dan membawanya ke luar kamar.

Setelahnya, aku kembali bergegas menuju kamar dan memeriksanya, mengecek apakah ia mengalami luka. Namun, saat aku menarik selimut itu, yang ku temukan hanya seonggok mayat yang sudah menjadi mumi.

Aku terpaku menatap mayat itu, hingga sang Ayah menyadarkanku dengan tepukan di bahuku, wajahnya terlihat menunduk menahan malu.

"Yang aku minta periksa adalah Istriku," ujarnya. "sudah bertahun-tahun ia seperti ini, aku tidak tahan lagi."

[END]