A Tone

4.2K 669 70
                                    

.
.
.
.
🌷🌷🌷

"Kemarilah, temani aku minum teh".

Harry menurut lalu duduk disamping bibinya itu.

Petunia Evans adalah bibi dari empat Potter bersaudara. Seorang perawan tua yang kaya raya dan tinggal seorang diri disebuah mansion besar hasil dari kerja kerasnya sendiri. Dengan semua kemandiriannya ini dia tidak masalah karena tidak memiliki suami, jika ada yang bertanya padanya soal itu dia hanya akan menjawab 'mungkin memang takdirku seperti ini'.

"Kemana semua saudara-saudara mu?" Tanya bibi Petunia kemudian menyesap teh nya.

"Ehm, Astoria dan Pansy sedang berada di pesta dansa, Hermione sedang pergi ke kota bersama ibu".

"Begitukah? Kau memang anggota keluarga Potter yang paling menyayangiku".

Harry tersenyum mendengar perkataan bibinya, "bukan begitu bibi, mereka sedang punya kesibukan masing-masing. Setelah ini aku juga akan pergi kerumah paman Sirius lalu mengerjakan lukisanku yang akan kujual dan kutampilkan di pameran".

"Kenapa kau harus bekerja diusia yang masih muda seperti ini?.

"Tentu saja bibi, suatu saat aku harus menggantikan ayah ketika dia sudah semakin menua".

Petunia meletakkan cangkir teh nya di meja, "menikah saja dengan pengusaha kaya raya atau anak bangsawan dan kau bisa menghabiskan hari tuamu seperti aku".

"Apa bibi yakin mau menghabiskan hari tua seperti ini?".

Petunia terdiam sebentar "sebenarnya tidak, yah jika kau mau".

"Mau apa?" Kening Harry berkerut.

"Menjadi perawat dan pendampingku di Perancis".

🌹🌹🌹

"Aku tidak pandai berdansa". Pansy hanya memandang uluran tangan Draco tanpa minat.

"Aku juga tidak begitu ahli". Draco masih setia mengulurkan tangannya.

Terdiam sebentar, akhirnya Pansy menerima uluran tangan itu.

Mereka berdansa diruangan sepi itu, cara mereka berdansa memang sangat buruk dan dipenuhi dengan candaan, terkadang mereka malah saling bertabrakan dan menginjak kaki satu sama lain, setelah itu menabrak meja lalu menari secara random kemudian tertawa.

Sampai akhirnya Astoria datang menemukan mereka setelah mencari Pansy kemana-mana.

"Pans apa yang kau lakukan?" Tanya Astoria dengan nada seperti sedang menyiratkan suatu peristiwa buruk.

"Hanya sedang bosan". Pansy melepaskan genggaman tangannya pada Draco.

"Sepertinya kita harus pulang". Kata Astoria dengan mimik wajah panik.

"Memangnya ada apa" Draco ikut bertanya.

Astoria menunjuk kearah renda di bagian bawah gaunnya, "aku tidak sengaja merobek gaunku".

"Oh yaampun, bagaimana bisa? Kita harus pulang sekarang". Pansy segera menarik tangan Astoria menuju pintu utama.

"Hey tunggu! Apa kalian tidak mau kuantar pulang?". Draco mengikuti langkah mereka dari samping.

The Night We MetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang