Wave

2.2K 388 44
                                    

.
.
.
.
🌷🌷🌷

Pansy meletakkan teh hangat diatas meja. Berjalan mendekati jendela lalu melihat keluar. "Astoria kemarilah", Pansy menyuruh kakaknya yang sedang duduk dipinggir kasur untuk melihat juga keluar jendela.

Pansy memegang bahu kakaknya itu memberi isyarat untuk segera pergi keluar.

"Aku akan pulang untuk menjaga anak kita, aku benar-benar minta maaf. Aku sangat khawatir dengan Harry". Astoria memandang suaminya dengan tatapan serius dan merasa bersalah.

"Tetaplah disini, aku meminta cuti. Aku yang akan menjaganya". Kata Blaise dengan tulus.

"Ohh Blaise". Astoria langsung memeluk suaminya itu dengan erat.

Dari lantai atas didalam kamar, Pansy memperhatikan mereka berdua, tersenyum karena merasa senang karena kakaknya itu tidak mendapatkan orang yang salah.

"Uhuk! Uhuk!".

Pansy tersentak dan langsung berbalik kearah tempat tidur mendapati Harry yang terbatuk-batuk diatas kasur dengan sudut bibirnya yang berdarah.

"Hermione! Tolong ambilkan sapu tangan!". Panggil Pansy yang masih berusaha untuk tidak panik.

Dengan segera Hermione datang dengan sebuah sapu tangan, membantu Harry untuk duduk dan menyeka keringat dingin yang ada di pelipisnya.

"Apa yang harus kita lakukan?". Tanya Hermione begitu khawatir sambil mengusap-usap kepala Harry.

Pansy menghela napas, "kita sudah kirimkan surat pada Ibu, kuharap dia segera kembali".

🌹🌹🌹

"Bagaimana harimu?".

Pansy tersenyum setelah membacakan sebuah buku untuk Harry, "baik, dia orang yang baik".

"Dia sudah melamarmu?"

"Apa yang kau katakan?". Pansy mencubit pipi dingin Harry dengan pelan karena merasa gemas.

Harry memandang kakaknya dengan serius, "tidak papa, aku hanya berharap aku masih ada disana di hari pernikahanmu".

Pansy hanya diam.

"Teruslah menulis buku bahkan saat aku tak disni". Kata Harry lagi.

Pansy memalingkan wajahnya, "jangan katakan itu".

"Pans, aku harus memberitahumu-"

"Tidak, jangan". Pansy mempererat genggamannya.

"Aku sudah memikirkan ini matang-matang dan aku tidak takut". Harry berusaha untuk tersenyum.

"Tidak".

"Ini seperti gelombang surut, mereda perlahan-lahan, itu tak bisa dihentikan".

Pansy terdiam lagi beberapa saat. "Aku akan menghentikannya", katanya kemudian.

Harry tidak menjawab, membiarkan keheningan menyelimuti mereka berdua. Pansy naik keatas tempat tidur, membaringkan dirinya disamping Harry kemudian memeluknya.

The Night We MetWhere stories live. Discover now