One Glove

3.2K 569 37
                                    

.
.
.
.
🌷🌷🌷

"Oh lihat, dia datang!". Hermione menunjuk kearah jendela yang terdapat Harry sedang berjalan menuju kerumah.

"Cepat, kita harus merapat". Ucap Pansy menarik kedua saudarinya untuk menutupi sesuatu dibelakang mereka.

"Dimana suratnya?". Astoria segera mengambil surat yang ada di meja dan segera ikut mendekat pada saudari-saudarinya.

Pansy, Astoria, dan Hermione tidak bisa menahan senyum dan tawa mereka ketika melihat Harry datang dari balik pintu dengan wajah yang tidak tau apa-apa.

"Harry lihat apa yang-". Perkataan Hermione harus terhenti ketika tiba-tiba Pansy membekap mulutnya.

"Lihatlah surat ini dan kami punya kejutan untukmu". Astoria memberikan surat itu dengan senyuman lebar.

Dengan bangga, ketika saudari itu memperlihatkan sebuah piano yang sejak tadi berusaha mereka tutupi.

"Paman Sirius benar-benar orang yang sangat baik". Kata Pansy sambil menyentuh seluruh bagian dari piano itu. "Lihat, dibagian sini ada lacinya".

Harry masih terdiam membaca sebuah surat yang ada di tangannya dengan mata yang terbuka lebar.

"Bukankah ini sangat berkilau". Hermione menyentuh pahatan piano itu dengan jari telunjuknya.

Harry meletakkan surat itu kemudian perlahan-lahan berjalan mundur.

"Tulisan tangannya sangat bagus". Komentar Astoria ketika melihat surat itu.

Ketika tiga saudarinya sedang sibuk mengelilingi piano itu, Harry keluar dari rumah, berjalan dengan langkah cepat menuju kerumah pamannya.

Ketika sudah sampai dirumah besar itu, Harry langsung masuk lalu menaiki tangga yang ada disana.

Berdiri didepan pintu dan terdiam dengan mata yang berkaca-kaca ketika menemukan pamannya yang sedang sibuk sendiri membaca sebuah novel.

Sirius menoleh kesamping ketika merasakan ada seseorang yang memperhatikannya, "Harry kau datang" kata Sirius sambil tersenyum.

Tanpa menunggu lagi, Harry mendekat kemudian memeluk pamannya erat, "paman aku benar-benar berterima kasih padamu".

Sirius membalas pelukan itu, "piano itu milikmu, harusnya aku memberikan piano itu kepadamu sudah sejak lama, kau mengingatkanku pada adikku".

Sirius melepaskan pelukannya kemudian mengelus pipi Harry, "nak, tubuhmu terasa panas". Sirius kemudian menempelkan telapak tangannya pada kening Harry.

"Matahari bersinar terang akhir-akhir ini" Jawab Harry dengan tawa canggung.

Namun setelah itu kening Harry berkerut, merasa pusing karena pandangannya berputar. Kakinya terasa lemas dan ulu hatinya terasa sakit.

Dunianya serasa menghilang.

🌹🌹🌹

Astoria, Pansy, dan Hermione duduk ditangga menunggu diluar kamar.

Lily berdiri dengan wajah cemas didepan pintu, sedangkan Sirius hanya berjalan mondar-mandir sejak lima belas menit yang lalu.

The Night We MetWhere stories live. Discover now