Part 3. Misi?!

67.3K 9.4K 607
                                    

Vote sebelum baca!

Seorang gadis cantik berhanfu putih terlihat berjalan sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis cantik berhanfu putih terlihat berjalan sendirian. Rambut hitamnya terlihat mengkilap akibat dikenai sinar bulan purnama.

Menatap ke segala arah, menilai kehidupan di zaman kuno yang akan menjadi tempat singgahnya sampai mati atau mungkin sampai jiwanya bisa kembali ke masa depan.

Siapa tahu di masa depan dia sedang koma bukan meninggal, seperti di film yang pernah ditontonnya. Meski itu terasa sedikit mustahil karena penghianat itu pasti tidak akan tanggung-tanggung dalam membereskannya.

"Ah"

"Uhmm"

"Shhh"

Langkah kaki Mayleen terhenti mendengar desahan yang saling bersahutan itu. Bulu kuduknya merinding hebat mendengar desahan tersebut. Namun, rasa penasaran lebih mendominasi.

Setahunya orang zaman kuno sangat mementingkan reputasi hingga tidak akan ada yang berani melakukan hal tercela di luar kediaman.

Desahan yang semakin jelas itu membuat Mayleen semakin tidak sabar melihat si pelaku.

Itung-itung untuk hiburan. Kapan lagi dia melihat orang melakukan hubungan intim di tempat terbuka?!

"Astaga," lirihnya dengan mata melotot kaget melihat si pelaku yang sedang berbuat mesum.

"Apa aku sedang bermimpi?" Gadis cantik itu mencubit kedua belah pipinya dengan kuat. Memastikan dirinya sedang bermimpi atau tidaknya.

Sayangnya, dia tidak bermimpi. Yang dilihatnya itu nyata!! Sangat sangat nyata!!

"BAGAIMANA MUNGKIN ADA PASANGAN GAY DI ZAMAN KUNO?!!" pekiknya histeris sehingga orang yang sedang sibuk berciuman panas itu saling melepaskan diri dan melihat ke arahnya dengan tatapan terkejut.

Mayleen yang masih syok melihat gay berciuman secara langsung masih berusaha untuk menolak kenyataan. "Aku pasti salah lihat 'kan? Kalian tidak mungkin berciuman 'kan?" Tudingnya.

Kedua orang itu saling berpandangan lalu menyeringai ke arah Mayleen. "Memangnya kenapa kalau kami berciuman? Kau iri?"

Mayleen terdiam seribu kata dengan bibir yang terbuka sepenuhnya. Ia semakin melongo ketika melihat keduanya kembali berciuman dengan panas tanpa mempedulikan dirinya sama sekali. Sepasang gay itu seakan menganggap dunia milik berdua.

"Pergi lah! Keberadaanmu sangat menganggu kami!!" Usir seorang pria yang berpakaian layaknya seorang pangeran di drama-drama kolosal.

"Jika kau masih di sini, aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu, gadis kecil."

Kedua pasangan gay itu kembali berciuman, menghiraukan Mayleen yang syok setengah mati.

Mayleen segera berbalik. Bukan karena takut dengan ancaman tapi karena geli dan mual melihat tingkah keduanya.

Jika melihat perempuan dan laki-laki berciuman, oke lah. Tapi kalau melihat sesama laki-laki yang berciuman terlihat sangat menjijikkan sekaligus menggelikan baginya.

Masih teringat jelas di otak Mayleen wajah tampan keduanya.

Tampan sih tampan, tapi sayang gay.

Jangan sampai ia kembali bertemu dengan keduanya lagi. Cukup ini sebagai pertemuan pertama dan terakhir mereka.

Mayleen yang masih setengah sadar langsung terlonjak kaget ketika bahunya ditepuk oleh seseorang.

Secepat kilat ia menoleh ke belakang dan kembali terlonjak kaget ketika melihat wajah nenek-nenek di hadapannya. "Mengagetkan saja kau, wanita tua." Umpatnya.

Nenek itu tersenyum, tidak terlihat tersinggung sedikit pun.

"Aku punya hadiah kecil untukmu, gadis kecil."

Mayleen memutar bola mata malas. "Aku tidak butuh hadiah."

Gadis cantik itu membalikkan tubuh, hendak pergi, namun langkahnya tertahan mendengar ucapan aneh nenek tua itu.

"Kau masih bisa kembali ke raga aslimu asal kau bisa menyelesaikan misimu di zaman ini."

"MISI APA?!" Mayleen segera berbalik, menuntut jawaban ke si wanita tua itu tapi wanita itu sudah tidak ada.

"Wanita tua?!! Kau dimana?!!" Mayleen mencari-cari keberadaan wanita tua itu dengan panik. Ia sangat ingin kembali ke zamannya. Tidak mau terjebak di zaman kuno yang membosankan ini selama-lamanya. Ada hal penting yang menunggunya di kehidupan aslinya. "Jangan mempermainkanku, sialan!!" Ditinjunya batang pohon dengan penuh emosi karena merasa dipermainkan oleh wanita tua itu.

"Apa misi yang harus ku selesaikan agar bisa kembali ke zamanku?!!" Jeritnya kesal tapi hanya suara jangkrik yang menjawab pertanyaannya.

Bersambung....

apa hayo misinya??

Ada yg mau nebak??

Mayleen And Gay PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang