Part 11. Perihal Kematian Ibu Anak

44.7K 6.7K 43
                                    

Vote sebelum baca!

Mayleen menguap lebar sembari meregangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah bangun pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mayleen menguap lebar sembari meregangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah bangun pagi.

"Tidak ada elitnya sama sekali." Cibiran Rose menyambut awal dimulai hari baiknya Mayleen.

Mayleen hanya bisa berdecak kesal dan mengabaikan Rose karena malas berdebat. Ia lebih memilih untuk pergi ke kamar mandi. Membersihkan diri dan memakai pakaian terbaiknya supaya terlihat lebih berwibawa. Tidak seperti Mayleen dulu yang bahkan terlihat lebih rendah daripada pelayan.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Mayleen sudah rapi dengan pakaiannya serta riasannya. Terlihat natural dan cantik secara bersamaan. Jika pria lain melihatnya, pasti pria itu akan langsung terpesona.

"Hei, sampai kapan kau tidak akan menganggap keberadaanku?"

Mayleen mengabaikan pertanyaan kesal Rose. Baginya, Rose hanya lah sebuah sistem yang butuh perhatian dari tuannya.

"Oh ya, tumben sekali kau terlihat bahagia seperti ini? Jangan-jangan kau sudah melakukan sesuatu yang besar kemarin."

Tebakan Rose membuat Mayleen berbalik dan menjentikkan jarinya. "Benar sekali! Aku telah melakukan sesuatu yang besar kemarin."

Rose terbang mendekat. "Apa itu?"

"Membunuh Rui dan ibunya. Oh astaga, jika mengingat kejadian kemarin aku menjadi sangat bahagia. Teriakan kesakitan dan rintihan permohonan mereka masih terngiang-ngiang di kepalaku. Pokoknya aku puas sekali rasanya membunuh kedua orang itu."

Rose bergidik ngeri. "Bisa-bisanya kau mengucapkan itu semua dengan wajah berseri-seri. Jika bukan karena ada data mu denganku, sudah pasti aku mengira kau reinkarnasi dari iblis."

"Aku bukan iblis. Aku adalah malaikat yang bisa menjelma menjadi iblis kalau berani menganggu ketenangan ku." Sahut Mayleen tak mau kalah.

"Terserah kau saja karena aku tahu bahwa aku tidak akan pernah menang kalau berdebat denganmu."  Rose terbang menjauh sedangkan Mayleen mengendikkan bahunya tidak peduli dan kembali melanjutkan perjalanannya ke ruang makan. Dia sudah tidak sabar untuk melihat reaksi orang-orang saat Xia He tidak ada. Sudah pasti akan menarik. Kapan lagi dia mendapatkan hiburan secara langsung.

Di ruang makan, Tuan Lee menyambut kedatangannya dengan baik. Pria tua itu bahkan menyuruh Mayleen untuk duduk di sampingnya. Mayleen menurut saja karena suasana hatinya sedang baik.

"Mayleen sudah datang tapi Kak Xia He tidak kunjung datang sampai sekarang." Celetuk Jieru. Selir Tuan Lee.

"Mungkin ibuku sedang bersiap-siap." Sahut Liu Mei membela sang ibu.

Liu Mei dan Liu Hua memang sudah dibebaskan dari penjara karena masa hukuman mereka telah lewat.

Semenjak di bebaskan dari penjara, sikap mereka menjadi berubah 180° ke Mayleen. Mereka akan meminta-minta maaf atas perlakuan tidak mengenakkan mereka dulu, menanyakan apa yang diinginkan Mayleen, dan masih banyak hal lainnya yang mereka lakukan. Tapi itu hanya berlaku di depan ayah mereka.

Mereka semakin licik dalam menghadapi Mayleen karena mereka tahu Mayleen sama liciknya dengan mereka. Mereka memilih jalur aman dalam menghadapi Mayleen.

"Tapi kenapa lama sekali? Biasanya dia tidak selama ini." Celetuk Jieru.

"Apa mungkin telah terjadi sesuatu pada ibu?" Cetus Liu Hua kaget.

Tuan Lee pun ikut tersentak kaget. Mereka yang berada di dalam ruangan semakin terkejut ketika salah seorang para pengawal menerobos masuk.

"Maafkan ketidak sopanan saya sebelumnya, tuan. Saya di sini ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting."

"Hal penting apa itu??" Tanya Tuan Lee berusaha tenang meskipun hatinya mendadak tidak tenang mendengar ucapan sang pengawal.

"Kami menemukan jasad Nyonya Xia He dan Nona Rui beserta para pengawal Nyonya Xia He dengan keadaan mengenaskan di dalam hutan. Dari hasil penyelidikan kami, mereka dibunuh oleh penjahat yang selama ini meresahkan warga, tuan."

Tuan Lee terkulai lemas mendengar kabar buruk itu, Liu Hua dan Liu Mei langsung berteriak histeris, sedangkan Mayleen menyeringai senang.

Dua musuhnya mati karena penjahat dan penjahat itu adalah dirinya sendiri. Benar-benar mudah membunuh orang di zaman ini. Sekarang ia tinggal membalas Jieru, si kembar, Anming, dan Nuan. Lalu setelah itu, selesai lah misi pertamanya. Kelopak bunga yang di pegang Rose akan gugur. Menyisakan empat kelopak lagi, yang berarti tersisa empat misi lagi.

Mayleen menjadi tidak sabar menyelesaikan semua misinya supaya bisa kembali ke tempat dimana ia seharusnya berada.

Di sini memang menyenangkan tapi di zamannya ada hal lebih penting yang harus dia urus.

Bersambung...

Mayleen And Gay PrinceWhere stories live. Discover now