43 - The Past

2.6K 176 14
                                    

Joanna sudah membersihkan diri, dingin nya air hujan ternyata membuat dirinya mendapatkan flu. Joanna memakai atasan baju panjang dan celana bahan agar tubuhnya sedikit hangat. Hampir satu jam Joanna meninggalkan Devan sendirian di ruang tamu.

Joanna keluar dari kamarnya dan mendapati Devan sedang duduk di sofa dengan memejamkan kedua matanya. Joanna berada di samping Devan, memandang wajah tampan Devan yang sepertinya sedang tertidur.

Sudah hampir satu bulan Joanna tidak pernah sedekat ini dengan Devan. Sebisa mungkin Joanna tidak bertemu dengan Devan bahkan satu ruangan dengannya. Karna itu akan mengingatkan Joanna, kalau Devan tidak mengenal dirinya sama sekali dan fakta itu membuat hati Joanna begitu sakit.

Joanna mendekatkan wajahnya untuk melihat dari dekat wajah Devan. Joanna menelusuri wajah Devan dari mata, hidung dan bibir milik Devan. Wajah Devan begitu tampan dengan rahang yang sangat tajam.

"Kamu suka dengan apa yang kamu lihat?"

Tiba tiba saja Devan berbicara dan membuka kedua matanya, membuat Joanna terkejut. Otomatis Joanna mundur satu langkah malah membuat kakinya terbentur sofa dan mengakibatkan Joanna tidak bisa mengimbangi tubuhnya dan jatuh terduduk di samping Devan yang sudah duduk tegak. Devan yang melihat tingkah Joanna hanya tersenyum smirk di wajahnya.

"Apa kamu sudah selesai?" tanya Devan.

"Y-yeah..."

Joanna memberi jarak ketika sadar kalau duduknya terlalu dekat dengan Devan. Wajah Devan terlihat datar seperti mengatakan tidak suka dengan apa yang di lakukan oleh Joanna, tapi Joanna tidak peduli karna yang sekarang Joanna perdulikan adalah kesehatan jantungnya sendiri.

"So.. Dev. Apa yang kamu lakukan di sini? Maksudku.. Apa yang kamu lakukan di New York?" tanya Joanna yang sebetulnya pertanyaan itu ingin di tanyakan sejak bertemu Devan di pemakaman.

"Mencarimu.." ucap Devan tanpa basa basi, membuat Joanna terkejut. "James memintaku membantu mencarimu. Kebetulan aku tidak ada kelas jadi dengan bantuan yang lain dan note yang kamu tinggalkan, mereka menyimpulkan kalau kamu berada di pemakaman ibumu." ucap Devan lagi.

"Ohh..."

Joanna tersenyum kecil, ternyata James yang menyuruh Devan untuk mencarinya. Ada sedikit harapan bagi Joanna kalau Devan sudah mengingat akan dirinya. Tapi itu hanya harapan semu saja. Devan masih seperti Devan satu bulan yang lalu, yang tidak mengingat siapa Joanna.

"Mereka juga akan menyusul ke sini."

"Who...?" Joanna mengerutkan dahinya.

"James dan yang lainnya.."

"What.. Apa yang mereka pikirkan?" ucap Joanna kesal, Devan hanya mengangkat bahunya.

Joanna benar benar sedikit gusar mendengar kalau kakak nya dan teman temannya akan menyusul ke New York. Bukan karna Joanna tidak mau di ganggu, tapi percuma juga Joanna melarikan diri tapi malah terjebak dengan mereka semua dalam kesendiriannya.

"Aku mengingatmu..."

Deg

"Maksudku.. Ketika pertama kali aku sadar, aku tahu siapa dirimu setelah yang lain menceritakannya kepadaku." ucap Devan tiba tiba.

"Tentu saja." ucap Joanna pelan. Joanna pikir Devan mengingat kisah percintaan mereka berdua. Tapi Devan hanya mengingat Joanna sebagai teman masa kecilnya dulu.

"Maafkan aku."

"For what..?" tanya Joanna sedikit bingung.

"Maaf karna aku telah melupakan sesuatu tentang kita. Aku tidak mengingat sama sekali kalau kita menjadi begitu dekat belakangan ini." ucap Devan jujur.

The Secret Love With You (The End ✅) Where stories live. Discover now