48 - Back To The Past

3K 175 13
                                    

Embun pagi membasahi dedaunan, udara pagi menyejukkan suasana di sekeliling hutan. Sinar matahari pagi bersinar begitu indah, tapi Joanna masih asik tertidur dengan lelap.

Lambat laut sinar matahari menyoroti kedua mata Joanna. Joanna mengerjap dari tidurnya, Joanna bangun dan melihat sekeliling. Joanna membereskan perlengkapan tidurnya semalam lalu turun dari mobil yang di sewanya.

Joanna menuju ke arah danau untuk mencuci wajahnya. Joanna tersenyum melihat sekelilingnya, hutan begitu indah di pagi hari, terasa hawa dingin dan sejuk di tubuhnya.

"Good morning Sunrise.." teriak Joanna menggema sambil merentangkan kedua tangannya dan memejamkan mata.

Joanna tidak menyadari kalau tingkahnya begitu menggemaskan di mata seorang pria yang sejak tadi mengamatinya dan membuat pria itu tersenyum.

Joanna membuka kedua matanya, dulu ketika pergi bersama dengan Devan ke tempat ini, Joanna tidak terlalu memperhatikan sekitar danau. Joanna baru tahu kalau danau yang memiliki air terjun terlihat begitu indah.

Joanna kembali ke dalam mobil untuk mengambil tasnya. Joanna duduk di sekitar api unggun yang sudah mati. Joanna mengambil sebatang coklat di dalam tasnya. Joanna begitu sangat lapar, hanya ada coklat di dalam tasnya. Joanna memakan coklat dengan perlahan.

Suara kaki melangkah pelan menuju ke arah Joanna yang sedang duduk. Joanna tidak menyadari karna sedang asing memakan coklatnya.

"Apa kamu kenyang hanya makan coklat itu?" tanya seorang pria dari belakang Joanna

Joanna tertegun mendengar suara dari belakangnya, Joanna menoleh dan tertegun melihat sesosok pria yang sudah berdiri sambil menatap ke arah Joanna.

"D-dev..."

Devan mendekati Joanna yang masih bergeming, jarak antara mereka hanya beberapa inci saja. Devan mensejajarkan tubuhnya dengan Joanna dengan bersimpuh. Devan masih melihat  Joanna yang tidak berkedip melihat Devan. Devan tersenyum dan mengambil coklat yang berada di tangan Joanna.

"Lebih baik kita memasak ikan hasil tangkapan ku." ucap Devan sambil memperlihatkan tangan kanannya yang sedang memegang dua ikan.

"K-kamu..."

"Ayo.. Bantu aku menyalahkan api unggun." perintah Devan yang menuju ke api unggun yang telah mati.

Joanna masih bergeming melihat punggung Devan yang sibuk berusaha menyalahkan api unggun. Tiba tiba tanpa Joanna sadari kedua matanya mengeluarkan air mata yang sejak tadi ingin keluar. Joanna berdiri menghampiri Devan yang sedang berjongkok.

Devan tersentak ketika Joanna dengan tiba tiba memeluk Devan dari belakang. Devan memeluk tangan Joanna yang melingkar di pinggangnya. Devan berdiri perlahan dan Joanna masih berada di punggung Devan dengan tangisan yang tertahan.

Devan membalikkan tubuhnya dan melihat Joanna yang menundukkan kepala. Isakkan kecil keluar dari mulut Joanna, Devan menyentuh kedua pipi Joanna, membuat Joanna mendongakkan kepalanya. Devan menghapus air mata yang berada di kedua pipi Joanna yang memerah.

"Aku tidak suka melihat kamu menangis."

"Dev.. Kamu di sini." ucap Joanna terbata. Devan tersenyum.

"Yes.. I am here."

Tangisan Joanna tidak bisa terbendung lagi. Joanna memeluk erat tubuh Devan yang berdiri kokoh di depannya. Joanna menangis sejadi jadinya karena tidak percaya kalau Devan berada di hadapannya sekarang. Devan membalas pelukan Joanna dan mengelus punggung Joanna seolah mengatakan semua baik baik saja.

Hampir tiga puluh menit Joanna menangis di pelukan Devan. Sekarang Devan sedang membakar ikan dan Joanna duduk sambil memandang Devan tanpa berkedip. Banyak yang ingin Joanna tanyakan tapi ucapan nya tertahan. 

The Secret Love With You (The End ✅) Where stories live. Discover now