Grey

13 3 0
                                    

"like an arrow in the blue sky, tho haru deo naragaji, on my pillow, on my table. . . . ." ponsel Zelene berdering, membuyarkan segala ketegangan yang ada.

"Hallo Dad" kata Zelene riang.
"

..."
" Ze lagi sama temen-temen nih Dad, ada temen Ze ada temen Chen. Kita lagi di cafe "
" ......"
"yes dad, ze seneng banget. Oke Dad. Sayang Daddy sayang mommy"
"...."
"oke Dad, ze kasih Chen, wait a minute"

"Chen Dad mau bicara " kata Zelene sambil menyerahkan ponselnya.
"Hallo Daddy" kata Chen menyapa seseorang disebrang sana, lalu berdiri menjauh.

"Daddy lo ze?" tanya Sely kepo,
"iya ely, Itu Daddy, nanti kalo Dad ke sini kita makan-makan ya" celoteh Zelene lalu tersenyum riang.
"oke, tapi kita aja ya jangan sama setan-setan itu" kata Sely.
"setan apa? disini ada setan?"
"iyaa disini ada 4 setan, mana pada julid lagi"
" aaa chen disini ada setann ayoo pulangg ajjaaa" teriak Zelene takut membuat Sely dan yang lain kelabakan. takutnya didengar pemilik cafe kan bahaya, mana mereka jadi pusat perhatian orang lagi karena teriakan Zelene. 
"ehh shut" kennet langsung memeluk Zelene agar diam.
"maksud gue bukan setan beneran ze" kata Sely bingung bagaimana cara menjelaskannya agar Zelene mengerti.

"dasar jalang sok polos banget sih lo, sok baby, manja, eh perebut pacar orang" sinis Jenny yang sedari tadi Hanya menerima sindiran.
"kamu bicara apa sih?" tanya Zelene tidak paham.

"Loh Ze kenapa?" tanya Chen bingung saat melihat Zelene memeluk lengan Kennet seperti sedang ketakutan.
"bayi lo takut ada setan" bukan zelene yang jawab tapi Sely.
"

hum kata sely disini ada setan" kata Zelene, ia menggembungkan pipi dan berpindah memeluk chen dari samping.
"kalian ngomong apa sama ze?" tanya Chen dingin menatap satu persatu orang yang ada.
"gak ada ga ngomong apa-apa kok" elak sely
"iya cuma bilang kalo disini ada setan berkamuflase jadi cabe" jawab kevin sambil melirik Jenny.
"chen jangan gitu matanya serem, ze takut" ungkap zelene lalu pindah memeluk kennet.
"nah loh ze takut sama lo" ejek diven.
"hahaaaa mampus lu bos, baby lo ga mau sama lo tuh" ejek kevin.
"aduh bapak Vinchen yang terhormat jangan dingin dingin deh" kata sely.
"hem" gumam chen, membuat teman-temannya mendengus kesal.

"chen, kamu sama zelene ada hubungan apa?" tanya intan tiba-tiba, membuat semua orang menoleh padanya.
"hum chen i-"
"ini urusan gue, dan lo ga perlu tahu" kata Chen memotong zelene, membuat orang yang ada disana menatap cengo padanya. ia lantas berdiri, menyerahkan satu kartu pada diven.
"ze ayo pulang" kata Chen halus,
"tapi ze masih mau disini" tolak zelene ia masih memeluk lengan kennet.
"sstt pulang ya ze besok main lagi" rayu Chen sambil menarik tangan zelene agar melepaskan pelukannya lalu mengangkatnya ala bridal style.
"aaa ga mau chen" rengek zelene, tak dihiraukan oleh chen.
"zelene" panggil chen sedikit keras membuat zelene diam, lalu mengalungkan tangan di leher chen dan menyembunyikan wajahnya didada chen.

Setelah cukup lama mereka diam mengamati punggung chen yang menjauh, fredy pun sadar dan bangkit berdiri.
"pulang " katanya lalu menarik tangan key pelan, Setelahnya mereka semua berdiri dan pergi dari sana menyisakan jenny, Sea, Chiren dan Intan.

"dasar hama ih kesell banget gue sama tuh bocil setan" kesal Jenny.
"sabar jen, tunggu tanggal mainya" kata sea
"tan, lo pokoknya jangan nyerah sebisa mungkin lo berjuang buat dapetin chen" chiren memberi saran
"gue bakal lakuin apapun buat dapetin chen" lirih intan ambisius.


Disebuah ruangan seorang pemuda berdiri memandangi banyak foto, namun satu objek yang sama.
"ahh cantikku, kau akan jadi milikku sayang. Tunggu sebentar lagi oke" kata pemuda itu sambil tertawa riang.
"hei Alan, kau gila?" kata seorang yang baru masuk
"aku tidak gila sayang aku hanya terlalu mencintainya" jawab alan.
"jangan panggil aku sayang bodoh apa kau gila? hah? "
"hahhahhahaha dery dery kau tampan sekali"
"setan kau" kata Dery, lalu meninggalkan teman gilanya.

"chen, "
"........"
"chennn"
"......."
"ih kok diem aja sih, Chennnnnn"
"hm"
"au ah terserah"
"eh ze jangan ngambek lah, tadi kan cuma bencanda. Emang ada apa sih?",
"intan itu pacar kamu kan?"
"ga penting"
"tapi iya kan?" kekek zelene.
"besok aku putusin, lagian aku ga ada persaan juga sama dia?"
" masa??"
" iya, ze ga percaya sama chen?"
" ya percaya sih, tapi Intan itu keliatannya suka banget sama kamu"
" dia tuh bukan suka tapi obsesi" jelas chen.
"hum, oya chen kenal orang namanya Alan gak, tadi pas latihan teater dia sksd sama aku"
Perkataan zelene sontak membuat chen mengeraskan rahangnya,
"jauhin dia, jangan deket sama orang itu dalam radius 5 meter, paham?" kata chen.
"paham"
"yuk tidur"

TBC.....

ZeChen (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang