RED

15 3 0
                                    

"eughh" eluh Zelene mencari kembali kenyamanan dalam selimut tebalnya namun. . .
"Chen mana ya?" batin Zelene masih dengan mata tertutup.

"ceklek" suara pintu kamar terbuka membuat Zelene sontak membuka matanya, terlihat Chen berdiri sempoyongan masih dengan piyama yang sama seperti sebelun tidur.
"kenapa bangun? masih malem" kata Chen pelan sembari mendekat.
" dari mana?" tanya Zelene masih dengan setengah sadar.
"ambil minum"kata Chen sambil meletakkan botol minum yang ia bawa.
"sstt tidur lagi ya" kata Chen sambil memeluk Zelene yang ada didalam selimut.
"hhmm" gumam Zelene membalas pelukan Chen.

"Gue suka sama Zelene" kata seorang pemuda secara terang-terangan dibawah lampu kelap-kelip milik basecamp FrieDead (FD).
"jangan pernah lo sentuh Zelene, walau hanya seujung kuku" ucap Chen penuh penekanan.
"inget Chen lo udah punya pacar, jangan serak. . . ."
"bugh. . ." kata-kata pemuda itu terputus akibat bogem milik Chen.
"Lo tahu maksud gue kan Alan Badrolf" Kata Chen pelan tapi penuh penekanan, lalu memerintahkan anak buahnya membawa pergi pemuda kurang ajar tadi sebelum Ia membunuhnya.

Ingatan Chen melayang pada kejadian satu jam lalu sambil memandang wajah ayu Zelene. Lalu tenggelam dalam mimpi mengikuti gadis cantik itu.

"hari minggu, hari minggu, hari minggu sekarang, sekarang hari minggu, hari minggu sekarang" nyanyi Diven heboh dengan nada "kosong botol".
"lo gaje banget dah, dari tadi tuh kata lo ulang-ulang mulu" sewot Kennet sambil meletakkan roti selai dipiringnya. Yap mereka sedang sarapan didapur.
"bodo amat, amat aja nggak bodo kok" sahut Diven, lalu meminum susu buatannya.
" anjim anjim, au ahh"
"eh Boss belum turun ya?" tanya Diven
"belom, kalik bikin sarapan diatas" jawab Kennet.
"hooh ya lupa gue, lantai atas kan Vvvip"
"ga jauh beda kalik ama lantai ini, ibaratnnya dua rumah dalam satu gedung."
"hooh, bersyukur gue jadi ajudan si boss kalo ngga paling gue jadi gembel sekarang" kata Diven metatapi nasibnya.
"nglantur lo, uda ah gue mau joging" kata Kennet, lalu bangkit berdiri.
" ikut Ken," teriak Diven lalu dengan cepat memasukkan roti selai yang masih utuh kedalam mulutnya sebelum berlari mengejar Kennet.

"Ze, gue mau ngegame ya" pamit Chen pada Zelene yang sibuk dengan novel-novelnya.
"hm ntar ze kesana" jawab Zelene.
"oke" ucap Chen lalu berjalan menjauhi gadis itu menuju ruang khusus game.

"oke" ucap Chen lalu berjalan menjauhi gadis itu menuju ruang khusus game

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Ruang gaming Chen

"drrttt" ponsel Zelene bergetar.
satu chat masuk melalui aplikasi warna hijau dengan lambang gagang telpon.
"siapa ya?" gumam Zelene lalu meraih ponselnya.

0852xxxxxxx
hai Ze, aku Intan

Me
iya

Intan
bisa kita ketemu?

Me
boleh, kapan?

Intan
Sekarang bisa? di taman Anggrek

Me
Oke, lo share lock ya

Intan
sipp

"ada apa ya?" gumam Zelene, lalu berdiri untuk bersiap-siap.

"Chen, ze keluar bentar ya" kata Zelene diambang pintu ruamg game.
"kemana? sama siapa?" tanya Chen, fokusnya mendadak hilang saat mendengar suara gadis itu.
"sama temen" jawab Zelene.
"temen siapa ?? "
"intan, dia bilang mau ketemu ze sebentar aja"
"aku anter yaa"
"iyaaa "

"gue out yaa, ada urusan" kata chen pada teman game nyaa.

"chen, ikut ketemu intan ?" tanya Zelene saat sudah sampai ditempat yang dishare oleh intan.
"aku ikutin ze diem-diem aja yaa, inget ze harus tetep waspada sama sekitar" jawab chen.
"tapi ini aman gak ??"
"semogaa, anak buah chen udah ada disekeliling tempat ini, chen juga akan awasin ze terus. dan earpiece nya jangan sampe lepas, biar aku bisa denger apa yang kalian omongin.  Okee?"
"oke, ze jalan ya" kata zelene final, lalu berjalan memasuki taman.

"hai Zelene" sapa Intan pada gadis dengan kaos putih yang dibalut jaket pink.
" ehh Hai Intan" kata Zelene kaget sebab ia tengah mencari sosok Intan tadi.
"iyaa, kesana yuk" ajak Intan sembari menunjuk bangku yang ada di tepi danau.

"Zelene boleh aku tanya?" kata Intan membuka percakapan.
"boleh" jawab Zelene, sambil membenahi posisi duduknya.
"kamu sama Chen ada hubungan apa sih"tanya Intan pelan, terlihat bimbang dari nada bicaranya.
"kenapa emangnyaa, intan jealous ya?" tanya Zelene yang hanya mendapat senyuman kecil dari Intan, "ya iyalahh Begoo, gue pacarnya masa iya gak cemburu liat kelakuan lo sama cowok gue" batin Intan meronta.
"ze bukan orang yang bakal jadi pacar Chen kok, tapi maaf ze ga bisa bilang apa hubungan kami" jawab Zelene sontak membuat Intan membulatkam mata tak percaya.
"maaf yaa, ini privasi" kata Zelene lagi, seolah mengerti raut bingung Intan.
"oh okee, sorry gue lancang" kata Intan sambil menahan kesal.
"iyaa" tanya Zelene,

"intan cuma mau tanya itu?" tanya Zelene lagi.
"awal nya iya, Tapi aku pengen ajak kamu ke cafe. Mau nggak?" jawab Intan.
" boleh aja sih, " jawab Zelene sambil melirik ke arah chen yang berdiri tak jauh di belakang intan.
" oke, kamu bawa mobil?"
" nggak dianter sama om supir, nanti ze ikutin mobil intan aja dari belakang"
"oke yuk" ajak Intan lalu berjalan mendahului kearah parkiran.

"Om, ikutin mobil dia ya " kata zelene pada salah satu bodyguard yang stay di mobil.
"baik nona," jawabnya sopan.
Sedangkan chen dan anak buahnya mengikuti dua mobil didepan nya. 

"Tan, cafe apa ini?" tanya Zelene, Saat merasa aneh dengan cafe yang berdekorasi imut dan lantai bulu halus serta semua perabotan yang cocok untuk bayi.
"ini cafe favorit aku Ze, bagus nggak"
"iya bagus" kata Zelene dengan perasaan tidak enak.
"mau pesen apa?" tanya Intan.
" samain aja" jawab Zelene, sambil melihat sekeliling. 

"nyaman juga tempatnya, ini emang mejanya per satu ruangan ya?" tanya Zelene basa basi sambil menunggu makanan.
"iya, jadi pisah gitu sama yang lain. kita ngga akan tahu siapa orang di ruangan sebelah." jawab Intan.
" ceklek," suara pintu terbuka menampilkan pelayan yang membawa makanna mereka dan . . .
"kok ada kucing," teriak Zelene heboh sambil melompat keatas sofa.
"iya disini kan Cafe kucing" jawab Intan enteng sambil memeluk salah satu kucing dari lima kucing putih yang masuk bersama pelayan tadi.
" Mommy Daddy ada kucing" teriak Zelene semakin heboh dengan napas naik turun.
"Ze lo kenapa?"tanya Intan bingung.
"kucing aaggrrhhh" erang Zelene Frustasi dengan napas yang tak lagi terkontrol, dadanya semakin sesak saat dua ekor kucing mendekat kearah nya.

"Apa apaan ini, " teriak Chen marah saat melihat tempat tujuan Intan.

______________________________________

Happy Reading. . . .

TBC. . . . .

ZeChen (OnGoing)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن