Chapter 06

3.6K 300 38
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.

Ketika dia tidak ada, kamu mencarinya.

Tapi,

Ketika dia ada, kamu malah mengabaikannya.

Itu adalah ciri-ciri orang yang hidupnya akan berakhir dengan penyesalan.

-author-

{}{}{}

Setelah keadaan tubuhnya sudah benar-benar pulih, Rabu pagi ini Laura kembali pada aktivitasnya setiap setelah sholat subuh yaitu sibuk di dapur untuk menyiapkan makanan bersama bi Imah.

"Bibi tolong lanjutin masaknya, ya? Bibi masih inget kan, apa bahan yang boleh dan gak boleh di masukin dalam masakan?" ucap Laura, "Laura mau mandiin Mama dulu."

"Siap, Non. Bibi ingat," kata Bi Imah menyanggupi.

"Ya udah, Laura tinggal, ya." Laura mencuci tangannya di kran air wastafel, lalu setelah itu ia pergi ke kamar mamanya.

"Pagi, Ma." Saat Laura membuka pintu kamar mamanya, ia menemukan sang mama sedang duduk di kursi roda menghadap jendela yang langsung memperlihatkan taman rumah yang hijau.

"Sebelum sarapan, kita mandi dulu, ya," ucap Laura setelah mengecup kedua pipi ibunya.

Ani mengangguk.

Laura membawa sang mama masuk ke kamar mandi. Ia mulai melepaskan satu persatu kain yang menutupi tubuh ibunya. "Hari ini waktunya mama keramas." Laura mulai membasahi seluruh tubuh ibunya dengar air hangat.

Dengan lembut, ia mengusap rambut ibunya yang sudah ia beri sampo dan sedikit memijitnya. "Kalau air samponya kena mata mama, mama geleng kepala, ya."

Respon ibunya masih tetap sama.

Setelah selesai dengan kepala, Laura kini menyabuni tubuh mamanya. Saat sedang menggosok kaki sang ibu, satu tetes air matanya jatuh. Entah kenapa, Laura selalu merasa bersalah ketika melihat kaki ibunya.

Seandainya dulu, Laura melarang ayahnya, ibunya tidak akan seperti. Ia menggeleng untuk menghilangkan pikiran buruk itu. Tidak, ini semua bukan salahnya. Setidaknya itulah yang selalu orang-orang katakan pada Laura.

Laura kembali melanjutkan kegiatannya, setelah membilas tubuh ibunya dengan bersih, ia langsung mengeringkannya dan memakaikan baju.

Titik Jenuh [S E L E S A I]Where stories live. Discover now