Chapter 47

5.5K 322 21
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Mungkin kisahku denganmu hanya sebatas bertemu, bersama lalu berpisah. Tuhan tidak mengizinkan adanya sebuah pernikahan yang membahagiakan dan tidak menakdirkan kita untuk menikmati hari tua bersamaan.

~Titik Jenuh

~Titik Jenuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Saat sudah benar-benar lelah maka menyerahlah. Jangan terlalu memperjuangkan hal yang sebenarnya tidak lagi bisa diperbaiki.

Terkadang untuk bahagia egois itu perlu dilakukan, meski harus menyakiti salah satu orang.

"Maaf. Gue terpaksa ngasih tahu keluarga yang ada di Jerman." Helen menunduk, ia tak berani menatap Restu yang duduk di sampingnya.

Kini mereka tengah menunggu opa, Oma dan orang tua Helen yang tengah mengurus kepindahan Laura.

"Asal lo tahu, setelah gue ngedenger cerita dari Sis waktu di rumah sakit dan cerita lengkapnya dari lo. Gue nangis semalaman. Gue ngerasa bersalah. Kenapa gue harus percaya sama ucapan baik-baik aja dari dia setelah om Panji meninggal," lanjut Helen, "dan saat Tante Ani meninggal, semua keluarga sepakat buat bawa Sis pindah ke Jerman. Mereka semua juga ngerasa bersalah. Terutama Opa, karena beliau yang membuat perjodohan itu. Opa gak nyangka kalau om Panji bisa sekasar itu. Dulu Opa mau jodohin Tante Ani sama Om Panji karena om Panji dikenal sebagai pribadi yang baik, tegas dan berwibawa. Tapi ternyata ...." Helen tak lagi melanjutkan, karena Restu pasti sudah tahu.

Restu tersenyum kecil, berusaha ikhlas meskipun rasanya sulit harus berjauhan dengan sepupu yang sudah bersamanya sejak kecil. Menghadapi suka dan duka. Tapi sepertinya inilah yang terbaik. "It's oke. Mereka berhak tahu dan sembilan puluh persen gue setuju sama keputusan kalian. Kota ini mulai gak cocok buat Laura. Kota ini mulai keras untuk hati dia yang udah rapuh. Jadi ..." Restu menatap Helen, "jaga dia ya, tolong kasih dia kebahagiaan yang belum pernah dia dapetin di sini. Laura berhak bahagia."

Titik Jenuh [S E L E S A I]Where stories live. Discover now