Pretty Kidnapper (end)

1.9K 198 4
                                    

Happy Reading
-
-
-
-

Seminggu sudah Jennie di culik Jisoo, seminggu itu pula hubungan mereka membaik setelah peperangan mereka di ranjang, Jennie semakin manja dan menempel pada Jisoo dan Jisoo sudah tak sekaku dulu pada Jennie, kaki Jennie juga sudah membaik, ia sudah bisa berjalan dengan normal meski lukanya masih belum mengering namun ia lebih suka jika Jisoo menggendongnya kemana pun ia inginkan.

Jennie tengah memainkan game console milik Jisoo sambil berbaring dengan kepalanya di pangkuan Jisoo, sedangkan di sofa itu Jisoo sibuk dengan pekerjaannya di laptop.

"Je,,,"

"Hmm,,,"

"Daddy mu sudah menyetujui kesepakatan bosku, besok kau akan ku lepaskan"

"Kau akan membebaskanku?"

"Tentu saja, bukankah itu yang kau inginkan? lagipula sudah lama kau tak bertemu dengan keluargamu"

"Jadi kita tidak akan bertemu lagi?" Jisoo mengangguk "Wae?"

"Huh? kau tanya kenapa? Jen aku ini seorang penculik, aku harus kembali bersembunyi, bagaimana jika polisi menemukanku? aku masih butuh banyak uang untuk hidupku, aku tidak mungkin menyerahkan diri"

"Bisakah kau berhenti?"

"Aku tidak bisa berjanji, lagipula pendidikan ku tidak tinggi, kesempatan kerja untuk orang sepertiku sangat sedikit, besok akan ada orang yang menjemputmu kemari, kau akan di antarkan olehnya menuju keluargamu, kemungkinan aku akan stay disini beberapa waktu" Jennie pun bangun, entah kenapa perasaanya sangat sedih mengetahui ia akan segera dibebaskan oleh Jisoo, dan ia pun memeluk Jisoo dengan erat

"Aku ingin tetap bersamamu Ji, aku rela diculik olehmu sepanjang hidupku"

"Jennie, dengar aku ini bukan orang baik, kau pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik daripada seorang penculik sepertiku, kau terima saja perjodohan yang daddy mu ajukan, pasti dia pilihan terbaik dari daddy mu" Jennie tak mau mendengar lagi ucapan Jisoo ia menarik Jisoo untuk berbaring di sofa dan ia mulai mencium Jisoo, Jennie sangat tidak sabaran untuk bermain dengan Jisoo diatas sofa.

"Je,,ahhhh,,ahhhh,,ashh appo jangan digigit terlalu kuat akhhh"

"Sebelum kita berpisah aku akan menghabisimu Park"

"Agghhh,,ahhh,, bisakah kau lebih pelan Je,,akhhh,,shit,,,, sakit Je,," Jennie benar-benar menyiksa Jisoo dengan permainan kasarnya, ada rasa marah di dalam diri Jennie yang  tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata, ia benci Jisoo karena tidak peka terhadap perasaanya.

Sudah empat kali Jisoo mendapat klimaksnya di atas sofa itu, tapi Jennie seolah kesetanan ia belum selesai bermain dengan Jisoo.

"Je sudah Je,, aku lelah,,"

"Aku akan membunuhmu Park"

"Lakukanlah jika itu tidak membuatmu marah lagi padaku, tapi tolong jangan cara seperti ini Je,, ahhh,,ahhh,," Jennie terus mengocok jarinya di milik Jisoo dengan kasar, klirotis yang memerah dan membengkak pun ia hiraukan "Je,, sudah tolong,,sakit Je,,hiks,,hiks,, Je,, hiks,,hiks,,sakit,,hiks,,hiks" Jennie berhenti dengan aktifitasnya, ia tertegun dengan Jisoo yang menangis, ini pertama kalinya ia mendengar tangis Jisoo, apa dirinya sudah keterlaluan memperlakukan orang yang sangat di kasihinya, ia pun memeluk Jisoo yang masih terisak

"Mianhe Ji,, jinja mianhe,, aku tidak bermaksud menyakitimu, jangan menangis"

"Aku lebih baik kau bunuh dengan pisau daripada seperti ini Je, hiks,,hikss,, ini sakit,,,"

"Arra,, jinja mianhe,, aku hanya marah karena kita akan berpisah, aku hanya tidak ingin kehilanganmu Ji, aku mencintaimu entah sejak kapan" Jujur Jennie "Mungkin ini terlalu singkat untukmu tapi aku sungguh sungguh dengan perasaanku Ji,, aku lebih baik tidak pernah pulang ke rumah daripada aku harus kehilanganmu Ji,, mianhe" setelah mendengar peryataan cinta Jennie, Jisoo tak sadarkan diri "Ji,, bangun,, Ji,,, mianhe,, sayang mianhe"

BLACKPINK SHORT STORY✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang