☣️ [Part' Three] ☣️

674 128 20
                                    

[Juhyun POV]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[Juhyun POV]

Pendengaranku sibuk memahami maksud mengapa ini semua terjadi. Sebenarnya alasan yang dijabarkan oleh Kyuhyun cukuplah masuk akal.

Tetapi, seperti ada sesuatu hal lebih penting yang dia sembunyikan. Inti dari semuanya.

Apakah dia berpikir jika kami bodoh?

Beberapa detik Juhyun menatap ke beberapa temannya, dan ekspresi wajah mereka seperti mempercayai semua omong kosong yang Kyuhyun lontarkan.

Aku merutuki, sepertinya memang hanya aku yang merasakan semua kejanggalannya.

Senggolan ringan yang diberikan Joy mampu menyadarkanku dari lamunan.

"Eonni, Kau dipanggil oleh pria itu." bisik Joy pelan.

Aku mengangguk dan berjalan ke depan. Sepertinya aku disuruh memberikan kalimat perkenalan pada seluruh orang di sana.

Saat aku berada di depan mereka dan melihat semuanya, jantungku berdetak cepat. Aku merasakan takut. Aura mereka berbeda dan ekspresi mereka seperti bukan mencerminkan seorang tentara.

Dari tatapan mereka pun seakan memberitahuku, jika mereka akan siap mati kapan saja tanpa peduli melindungi masyarakat.

Bibirku bergetar dan menghela napas, "Melihat kalian saja aku ketakutan seperti ini," ucapku pelan, namun dapat didengar oleh semua orang yang berada di depanku.

Kini aku menoleh ke arah Kyuhyun yang berada di sampingku, aura membunuhnya terlihat sangat jelas. Ternyata jika dilihat dari dekat seperti ini, dia sungguh menakutkan.

Kini aku kembali menatap seluruh orang di hadapanku, "Kalian semua sudah mengenalku dari pria di sampingku ini bukan? Aku tidak ingin berbasa-basi, tugasku di sini hanya untuk mengobati dan memberikan kehidupan bagi kalian." ucapku.

Namun aku menghela napas dan menambahkan kalimat terakhir sebagai penutup, "Kalian telah berjuang keras menghadapi pria menyeramkan di sampingku, ya. Aku akan menjinakannya dan memberikan kalian apa itu arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Terima kasih."

Astaga, jantungku masih berdetak kencang. Tanganku tidak mau berhenti bergetar. Sebenarnya apa yang aku lakukan?

Apakah aku bodoh sampai menantang Kyuhyun? Sepertinya besok aku akan mati.

Namun tidak seperti bayanganku, semua orang tertawa dan memberikan tepuk tangan kepadaku. Seakan mereka memberikan dukungan?

Kini aku melihat ekspresi Kyuhyun perlahan. Wajahnya hanya menatap ke depan tanpa ekspresi sama sekali. Tetapi, aku merasakan jika dirinya sedang kesal.

Ah, sudahlah. Itu adalah balasan yang setimpal karena beberapa hari yang lalu dia mengolok-olokku.

Apakah dia berpikir jika aku adalah wanita lemah?

[S] Blood Rose : QBZ 95Where stories live. Discover now