-12-

706 101 13
                                    

Tau begini Nando tidak akan pura-pura ngambek pada Nanda. Tau begini Nando tidak akan bersembunyi hanya untuk mengerjai Nanda. Tau begini Nando akan terus mengintilin Nanda.

Harusnya Nando bisa lindungi Nanda. Harusnya Nando bisa jauhkan Nanda dari bahaya. Harusnya Nando  bisa bersikap lebih dewasa. Seharusnya Nando bisa berlari kencang dan melindungi Nanda dari pot tanah yang menimpa kepala Nanda hingga pot itu hancur berantakan. Bukannya berdiri mematung seperti orang bodoh dan menangis seperti bocah.

Untung saja saat itu Axel dan teman-temannya Mendengar benda jatuh dan pekikan Nando. Sehingga tidak butuh waktu lama untuk menunggu Nando yang sedang syok. Bisa saja ketika Nando sadar Nanda sudah kehilangan banyak darah. Nanda tidak tau apa yang harus dia jelaskan kepada ayah dan bunda

Flashback

Setelah pagi tadi berakhir dengan Nanda yang berpindah tempat ke sebelah Nana. Tak lama guru mereka datang. Dan sepertinya kesialan Nando belum berakhir karena tidak mengerjakan tugas dengan terpaksa maka Nando harus mau mengelilingi lapangan sebanyak 7 kali pada jam istirahat. Sebenarnya tidak terlalu berat untuk Nando, tapi sebalnya itu loh.

Nanda juga sepertinya merasa bersalah pada kembarannya itu. Secara tidak langsung dirinya lah yang bersalah karena sudah membuat Nando lupa mengerjakan tugas. Kalau tadi malam dirinya tidak merengek untuk di temani nonton pasti Nando tidak akan dihukum.

Dengan tampang sedih Nanda menghampiri Nando yang duduk berselonjor di bawah pohon dekat lapangan. Duduk disebelah Nando lalu memberikan pemuda selisih 17 menit darinya itu air isotonik dan beberapa bungkus roti yang dibelinya tadi.

Melihat wajah memelas Nanda ide jahil Nando muncul, 'memgerjai Nanda sedikit gak apa lah, itung-itung balas dendam, ehehe' gitu pikir Nando.

Dengan sedikit bar-bar Nando merebut kantong plastik yang disodorkan Nanda. Membuat adik kembarnya itu mengira Nando benar-benar marah padanya.

Nanda mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya. Mengelap keringat yang menetes di dahi dan leher saudara kembarnya.

"Chim, maafin Nanda. Hmm... Gara-gara Nanda Chim jadi dihukum. Nanda minta maaf ya?" Dari suaranya saja Nando tahu kalau Nanda sedang menahan air matanya. Lucu sekali, pikir Nando.

Tanpa mengucapkan apapun Nando bangkit berdiri meninggalkan Nanda yang masih duduk di tempatnya. Berjalan pergi tanpa tau kepergiannya diiringi dengan air mata Nanda.

🍂🍂🍂

Bel pulang sekolah berbunyi. Nanda yang sedari tadi sibuk memikirkan cara supaya Nando mau memaafkannya kini gelagapan membereskan peralatan belajarnya ketika Nando sudah beranjak dari tempatnya dah hendak meninggalkannya lagi.

Berlari menuruni tangga yang mulai lenggang. Sepertinya murid-murid yang selantai dengannya sudah banyak yang pulang. Nanda heran secepat apa mereka beranjak dari kelas mereka. Belum lagi tadi dia yang harus piket terlebih dahulu. Huh sial sekali.

Biasanya Nando akan menunggunya di bawah tangga ketika Nanda akan piket. Tapi ketika Nanda mencarinya Nando tidak ada disitu. Apa Nando benar-benar meninggalkan Nanda sendiri?

Masih dengan keadaan bingung Nanda berjalan keluar menuju parkiran 'mungkin Nando menunggu disana' pikirnya.

Tapi ketika Nanda hampir tiba di lapangan ternyata tali sepatunya belum terikat dengan benar. Nanda meruntuki kecerobohannya ini. Sudah berapa kali Nanda jatuh karena tali sepatu?

Enemy? Seriously?Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora