-13-

725 92 15
                                    

Ruangan itu sedikit lebih ramai sejak 3 hari yang lalu. Nanda sudah sadar di hari keduanya dirumah sakit. Tidak ada luka yang fatal, tapi Nanda mengalami gejala gegar otak ringan. Bisa sembuh total kata dokter. Hanya itu, setelah dilakukan pemeriksaan total terhadap Nanda. Ayah yang meminta, me-minimalisir adanya kemungkinan cedera di masa depan.

Sejak dinyatakan sadar, teman-teman sekelas, teman lain kelas bahkan guru datang menjenguk Nanda sepulang sekolah. Nanda di perbolehkan belajar dirumah sampai keadaannya benar-benar pulih.

Kali ini yang menjenguk adalah 2 dara kembar, Iky,pandu,dan Dhika. Sebenarnya mereka selalu kemari setelah mendengar sahabat baik mereka mengalami kecelakaan. Bahkan Iky sampai menangis saat tau. Sedangkan dua dara dan Dhika sangat geram. Mereka yakin tidak mungkin ada pot yang jatuh sendiri dari lantai dua bila pot itu di letakan di bawah pagar pembatas atau malah selalu dimasukan kedalam kelas oleh anak yang piket pada hari itu. Kejadian ini pasti disengaja. Begitu pikir mereka.

"Liat aja kalo gue tau pelakunya, bakal gue beliin pot tuh orang?" Ucap Jenny kesal.

"Lah buat apaan?" Tanya saudarinya.

"Buat nimpukin kepalanya! Enak aja bikin anak cantik gue  kesakitan macam gini!" Gadis itu mencak-mencak.

"Gue bantuin ntar." Sahut Dhika.

"Pandu nanti aku jga mau dibeliin pot kalo gitu ya? Yang keras,terus yang tebel juga." Iky

Pandu yang emang dasarnya Buchen cuma ngangguk sambil usapin kepala Iky. Dahlah.

Nando yang juga ikut gk berangkat sekolah cuma karena pengen jagain Nanda cuma geleng kepala. Sedangkan Nanda cuma bisa cengengesan.

Gak lama pintu ruangan itu kebuka. Nampilin Axel,Dian,Raya,Indra sama Laks. Mereka juga kesini terus sedari kemarin.

Mereka deketin Nanda. Axel ngasih Nanda bouquet stroberi ke Nanda. Iya dia bawa itu setelah kemarin diomelin sama Nanda. Katanya waktu itu.

"Jenguk orang sakit kok gak bawa apa-apa"

Ngomong gitu cuma ke Axel aja.

"Yang lain gak bawa apa-apa gak lu omelin tuh."

"Mereka beda. Kita belum baikan jadi lu harus bawa sesaji."

"Sesaji? Dikata lu demit apa dikasih sesaji?! Baru sehari sadar udah bikin orang spaning aja lu. Otak lu bener-bener gak kenapa-napa kan?"

Lalu Axel mendapat geplakan dari Nando.

Nanda cengengesan mendengar gerutuan Axel setelah mendapat geplakan dari Nando.

"Yaudah mau apa?"

"Bouquet buah stroberi yang banyak dan guede." Ucap Nanda ceria.

Axel melongo lalu menghela nafas."Untung sayang."

Lalu muka Nanda jadi Semerah buah stroberi.

Nanda Nerima bouquet stroberi dari Axel jadi senyum lebar lagi. Ngucap makasih yang cuma dibalas deheman dari Axel. Anak itu meninggalkan ranjang itu dengan kuping merah.

Yang lain dehem-dehem jaim buat godain Axel dan di beri pelototan oleh Axel.

Gak lama dari itu ponsel axel bunyi. Nampilin nama Angga di layarnya. Mereka ngobrol sebentar sebelum Axel matikan sambungan dan ajak Dian,Laks,dan Indra buat keluar. Katanya ke kantin buat beli makan.

Dikantin rumah sakit, mereka bisa liat teman-teman axel yang duduk di pojokan. Lagi ngobrol serius kayanya.

"Jadi Bagaimana hasil penyelidikan kalian?" Axel langsung buka percakapan. Udah gak ada waktu buat nunda.

Enemy? Seriously?Where stories live. Discover now