-15-

806 110 20
                                    

Nanda sembunyi dari Axel.

Itu yang diketahui oleh anak satu sekolah. Terlihat dari sikap Nanda yang akan menghindar atau kabur bila melihat penampakan Axel dari radius 15 meter.

Nanda akan lari, bersembunyi,atau apapun agar pandangan pemuda itu tidak menangkap eksistensi Nanda.

Kalau Nanda sibuk menghindar maka Axel sibuk uring-uringan. Mendatangi rumah rumah Nanda tiap pagi dan sepulang sekolah. Mencari di sekeliling sekolah. Mendatangi kelas. Pokoknya dimana pun sekiranya dia menemukan Nanda maka Axel akan mendatangi tempat itu.

Teman-teman mereka hanya bisa geleng kepala dan tertawa melihat kedua orang yang dianggap sebagai musuh bebuyutan saling cari dan sembunyi.

"Emang apa yang lu lakuin sampe Rena takut sama lu?" Tanya Raffa yang saat ini sedang mengunyah bakso dimulutnya.

Mereka jengah sendiri melihat Axel yang seperti anak kelinci tidak diberi makan itu. Sungguh lemah,letih,lesu,dan tidak bertenaga.

Axel menghela nafas. Nasi uduk di piringnya sudah bercampur menjadi satu. Persis seperti pakan ayam.

"Gue gak tau."

"Masa sih? Coba ingat-ingat lagi. Udah seminggu lebih 2 hari 10 jam 14 menit 20 detik loh Nanda cuekin elu." Reza menyahut. Tangannya aktif mencomot minuman Dimas. Dibalas keplakan dikepalanya.

"2 Minggu ya?"

Dian mengusap dagunya tanda sok berpikir.

"Itu bukanya setelah Nanda keluar dari rumah sakitkan?"

"Oh iya! Waktu itu lu nginep kan?!" Angga mengebrak meja.

"Santai Ngga, roboh ntar ni meja. Di denda bude murni tau rasa lu."

Angga nyengir. Aduh malu dia jadi tontonan anak-anak yang sedang makan di kantin.

Axel diam. Memikirkan apa yang mungkin telah ia perbuat sehingga Nanda menjauhinya. Mengabaikan tawaran adu mulutnya.

Tidak ada yang aneh kok. Waktu itu kan cuma izin nginep ke ayah bunda, berantem sama Nando, terus ditendang Nanda.

Axel meringis teringat betapa sadisnya Nanda menendang dia sampai Axel terjungkal dari kasur.

Oh, Axel ingat sekarang!

Anak itu mengusap wajahnya kasar.

Pantas saja. Ternyata perkara itu. Haduhhh... tapi gimana dong? Axel tidak menyesal jika perkara yang membuat Nanda sembunyi itu adalah perkara diatas ranjang.

Habis mengingat kembali kejadian itu bukannya menyesal tapi Axel malah pengen lagi. Kangen sama yupi kenyal itu.

Melihat Axel yang cengengesan teman-temannya sepertinya tau hal bodoh apa yang dilakukan Axel.

"GOBLOK!"

Lalu dengan kompak memberi kotakan di kepala Axel. Dan dibalas tawa oleh anak itu.

hadehhhh...🤦

🍂🍂🍂

"Mbul nanti pulang sekolah jadi ke dokter kan ya? Mau dianter siapa?" Nando bertanya.

Tangannya sibuk menyalin jawaban. Lagi-lagi karena ulah Nanda yang tanpa sengaja menumpahkan minuman ke buku tugas Nando. Untung guru mau mengerti setelah Nando menunjukkan bukunya yang sudah basah kuyup serta penjelasan dari Nanda.

Nanda mengangguk."Huum, nanti mau diantar kak Laks sama kak Indra. Tadi udah janji."

"Mau ikut boleh?" Tanya Lisa. Dan di angguki Jenny.

Enemy? Seriously?Onde as histórias ganham vida. Descobre agora