33. Into Your Arms

7.7K 617 46
                                    

Halo, apa kabar? Semoga baik-baik ae! Selamat datang di part terakhir cerita ini. Iya, ini endingnya. Tapi seperti biasa, seperti cerita aku yang lain, akan ada epilogue. Kali ini out of plot. Epiloguenya semacam flashback. Spoiler, wkwk.

Oh, ya. Incase ada yang gak lihat tulisan aku di wall, aku mau ingatin disini. Jangan lupa jaga kesehatan. Pakai masker tiap keluar rumah, sedia hand sanitizer, jangan ada physical contact sama orang lain. Patuhi protokol kesehatan yang ada, ya. Semoga kita selalu diberi kesehatan.

Oke, langsung saja ke cerita. Happy reading, x.

"Taehyung!" Suara Da In kembali menggema dari kamarnya. Sudah ketiga kali nama yang sama terucap, belum juga muncul si pemilik nama. Da In geram sendiri. Tangannya kesulitan meraih resleting untuk menutup dress yang digunakan.

"Aku datang," seru Taehyung lantang, sesaat memasuki kamar wanitanya.

Kedua alis Da In tampak menukik. Kesal. Terlihat jelas dari refleksi wajahnya di depan cermin. Taehyung yang tengah berjalan mendekat terkekeh kecil melihat kekasihnya bersungut. "Bantu aku memasang ini!"

Taehyung menurut, selalu begitu. Salah satu hal yang Da In suka dari kekasihnya, selalu menempatkan Da In pada skala prioritas. Namun Da In pikir, setelah hubungannya dan Taehyung mengalami kemajuan, semua akan menjadi semakin baik. Jadi sering bertemu, tidak banyak berselisih, menghabiskan akhir pekan dengan melakukan piknik ke suatu tempat yang indah. Nyatanya, semua hanya sekadar ekspektasi. Mereka jarang bertemu, seringkali berselisih karena hal-hal kecil, jangankan melakukan piknik—Da In terlalu sibuk dengan pekerjaan barunya.

Tiga bulan terakhir, Da In menghabiskan waktu menjadi pegawai magang di salah satu perusahaan pengiklan. Keinginannya untuk menempatkan galeri Future berada pada list teratas tempatnya melamar bekerja sudah tidak berlaku lagi. Mengingat hubungannya dan Taehyung sudah memiliki status resmi, Da In tidak ingin lagi bergabung dengan galeri kenamaan itu. Dia mengutamakan profesionalitas. Tidak ingin menggunakan privilege untuk memudahkan kehidupannya. Meski Da In yakin ia memiliki potensi untuk bergabung tanpa bantuan siapapun, kualifikasinya juga mumpuni, tapi tetap saja Taehyung pasti ikut campur tangan untuknya. Tidak mungkin membiarkan Da In kesulitan. Tidak tega. Maka Da In memutuskan untuk tidak mengaplikasikan resume pada galeri Future.

Masih berdiri di tempat sebelumnya, Da In menatap refleksi Taehyung dari cermin yang tengah membantu menarik resleting dipunggungnya. Seutas senyum terbit kala melihat betapa tulus Taehyung mencintainya. Tergambar jelas dari tatapan Taehyung yang selalu memandangnya dengan cara berbeda. Menyadari hal itu, Taehyung balas menatap hazel Da In dari cermin. Tangannya menyibak seluruh rambut Da In pada satu sisi. Membuat leher jenjang itu terbuka. Diciumnya leher Da In hingga membuat gadis itu terpejam sesaat. Taehyung menghirup dalam-dalam feromon yang menyeruak dari leher itu. Sementara Da In merasakan hangatnya sentuhan bibir Taehyung pada permukaan kulitnya yang lembab.

Sesaat, mereka sudah bersiap untuk pergi ke acara ulang tahun Hoseok di kelab milik pemuda Jung. Pesta tertutup dengan beberapa undangan untuk orang-orang terdekat saja. Da In juga mendengar kakak Taehyung akan hadir pada acara itu—merupakan salah satu teman Hoseok pula. Menjadi kesempatan bagi Da In untuk memperkenalkan diri, sebab belum pernah sekalipun bertemu dengan calon kakak iparnya.

Fakta yang diketahui Da In baru-baru ini, Taehyung memiliki seorang kakak laki-laki. Sebelum kepindahan Taehyung ke apartemen yang sama dengannya, Taehyung dan kakaknya hanya tinggal berdua. Da In mengerti, Taehyung tidak terlalu suka membahas tentang keluargnya. Itu sebabnya Da In tidak pernah bertanya dan menunggu Taehyung untuk menceritakan sendiri. Pun Da In tahu Taehyung sudah mulai terbuka padanya. Menceritakan banyak hal tanpa harus ditanya terlebih dahulu. Meski sungguh, semua yang Taehyung ceritakan adalah hal-hal yang membuat Da In penasaran. Seperti keluarga, mantan kekasih, teman dekat dan hal pribadi lain.

Make It RightWhere stories live. Discover now