🥀SATU 🥀

49.8K 2.3K 24
                                    

Hujan deras mengguyur suasana alam semesta

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hujan deras mengguyur suasana alam semesta. Sebuah mobil melaju kencang menembus jalanan licin dan hujan deras. Mobil tersebut berbelok dan memasuki kawasan perumahan sederhana.

Seorang perempuan keluar dari dalam mobil dan berlari masuk ke dalam rumah. Bahkan mobilnya dibiarkan berhujan di halaman.

Perempuan dengan tinggi semampai dan tubuh ramping yang berlekuk di tempat yang seharusnya itu membuka kunci rumahnya dan berlalu ke dalam.

Hal yang pertama di lihatnya adalah suasana rumah yang gelap dan sepi. Seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalamnya. Perempuan itu mendesah lirih dan memejamkan mata mengusir rasa gundah dan kesepian di hatinya.

Perempuan itu menekan saklar lampu sehingga ruangan tersebut menjadi terang benderang. Suasana ruang tamu nya tidak banyak perabotan. Hanya tersedia lemari hias, aquarium dan sofa yang menghadap tv yang terpajang di dinding.

Perempuan itu terus melangkah dan memasuki sebuah ruangan yang merupakan kamar tidur. Setelah melempar tas di atas sofa santai yang tersedia dalam kamar, perempuan itu langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket dan berkeringat karena aktifitas yang dilakukannya seharian.

Perempuan itu mematut dirinya di cermin. Seorang perempuan cantik idaman dan idola para  lelaki di luar sana. Bagaimana tidak terpikat jika wajah yang dihiasi hidung mancung, alis rapi dan mata sayu yang mampu menghipnotis siapa saja yang melihat ke arahnya. Jangan lupakan bibir sexy dan berlekuk yang menjadi candu untuk dinikmati namun tidak bisa dirasakan oleh para lelaki di luar sana. Kecuali, satu orang. Ya, hanya satu orang yang mampu dan boleh mencicipi bagaimana rasa dan nikmatnya benda kenyal nan sexy tersebut.

Perempuan itu menanggalkan bajunya sehingga terpampanglah bagaimana bentuk tubuh yang menggoda tersebut.

Namun bukannya bangga, perempuan itu malah tersenyum miris melihat pantulan dirinya.

" Bahkan tubuh ini pun tidak berguna ," bisik lirih perempuan itu. Perempuan itu menghapus air mata yang tanpa permisi mengaliri pipinya.

Perempuan itu segera menghapus air mata sialan itu.

Perempuan itu segera berbalik memunggungi cermin dan membilas tubuhnya dengan air dingin. Padahal di luar sedang turun hujan lebat. Namun, perempuan itu tidak menggigil sedikit pun.

***
Bunyi ketukan sepatu yang beradu dengan lantai membuat seorang wanita paruh baya berjalan cepat menuju sang empunya.

" Selamat malam, Tuan Sakti." Sapa Bibi Enah menunduk sedikit mengambil tas kerja Tuan nya.

Sakti mengangguk kemudian mengurai dasi yang terasa mencekik lehernya.

" Malam, Bi. Kok rumah sepi. Nyonya kemana?"

" Seperti biasa, Tuan. Pamitnya pergi bersama temannya," jawab Bibi cepat.
Sakti mendesah lelah sambil memijit keningnya sebentar. Bibi merasa kasian melihat majikannya.

"  Alesha, Bi?"

" Ada di kamar nya, Tuan."

" Yasudah. Saya keatas dulu, ya!"

Sakti mengangguk kemudian berderap meninggalkan Bibi sendiri. Sakti menaiki tangga menuju kamarnya. Sakti membuka kamar dan langsung menuju kamar mandi membersihkan dirinya.

Sedangkan di kamar lain seorang gadis kecil sedang asyik menggerakkan tubuhnya kesana kemari mengikuti iringan musik dan menonton panduan seorang perempuan di televisi.

Gadis kecil tersebut sangat enerjik dan semangat mengikuti gaya dance, padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Gadis itu bahkan tidak mempedulikan hujan deras di luar. Matanya fokus melihat gerakan di televisi.

" Tok...tok...tok,"

Bunyi pintu kamar bahkan tidak terdengar oleh gadis kecil tersebut.

Badannya masih asyik bergerak.

Sedangkan di luar, Sakti mengerutkan keningnya.

" Apa sudah tidur ya?" gumam Sakti pelan.

Sakti membuka kenop pintu. Ketika pintu sudah terbuka bunyi musik keras langsung terdengar. Kamar nya memang di design kedap suara, jadi tidak terdengar suara apapun keluar.

Sakti masuk ke dalam kamar dan melihat gadis kecil itu sedang bergoyang.

Sakti menggelengkan kepalanya. Sakti memperhatikan tubuh anaknya yang bergerak lincah. Sakti juga ikut melihat tampilan di televisi yang menayangkan seorang perempuan cantik dan sexy sedang melakukan gerakan yang ditiru oleh anaknya.

Sakti memperhatikan perempuan tersebut dengan pandangan yang sulit di artikan. Matanya tidak lepas barang sedetikpun dari layar berinchi tersebut.

Sakti tergagap ketika layar tersebut berubah menjadi hitam. Sakti berdehem kemudian menatap gadis kecil yang sedang berkacak pinggang menatap dirinya.

Gadis kecil itu memicing kearah Sakti. Sakti melangkah lebih ke dalam dan duduk di tepi ranjang Sambil tersenyum tipis.

" Kenapa kok lihat Ayah kayak gitu. Seram ih. Ayah takut," ucap Sakti dengan nada bercanda. Sakti menarik tangan gadis kecil tersebut dan mengangkat tubuh anaknya lalu di dudukkan diatas pahanya.

" Ayah kenapa menatap idola Ale kayak gitu? Ayah suka ya sama Ratu?" tuduh Alesha tanpa tedeng aling-aling.

Sakti mengangkat alisnya.

" Ratu?" ulang Sakti memastikan pendengarannya. Setahunya perempuan itu bukan Ratu.

Alesha mengangguk dengan mata berbinar.

" Ale manggilnya Ratu kayak fans-fans  diluar sana loh, Yah. Ratu itu banyak penggemarnya. Ratu cantik kan, Yah?" tanya Alesha tersenyum manis.

" Ale kayak ngerasa wajah Ale ada miripnya loh sama Ratu. Tapi Ale suka. Nanti kalau besar Ale mau seperti Ratu, Yah. Jadi idola." Alesha menatap Sakti dengan wajah lugunya. Padahal umurnya masih lima tahun tapi sudah seperti anak dewasa saja. Maklum zaman sekarang anak-anak lebih cepat dewasa dibandingkan umurnya.

Tubuh sakti menegang kemudian berangsur rileks sembari tersenyum tipis.

Sakti baru tahu kalau perempuan itu dijuluki Ratu diluar sana. Sakti memang sengaja menutup dirinya untuk mendengar segala pemberitaan di luar sana. Terlebih mengenai sosok yang dibilang Alesha, gadis kecilnya.

" Nanti ketahuan Mama loh Ale muji perempuan lain." goda Sakti merapikan rambut anak nya yang berkeringat.

Alesha mengerucutkan bibirnya kemudian menautkan jari telunjuknya di bibir Sakti.

" Ssttt..., Jangan bilang-bilang Yah. Ratu memang lebih cantik dari pada Mama." Jawab Alesha berbisik lirih.

Sakti sontak saja tertawa gemas. Sakti langsung memeluk tubuh anaknya dengan erat.

Sakti memejamkan matanya.

Maafkan Ayah, sayang.

Tbc!!

09/03/21

Hai hai...., Kembali lagi kit bertemu dengan cerita yang baru gaes...🤣🤣🤣. Padahal yang My Dudos belum selesai yakk.. maafkan kakci gaes..., Karena mungkin lama nggak update nggak dapat lagi feel nya.hehee...

Nah yang ini lagi ngalir inspirasi nya gaess...., ..

Bab pertama aja udah bikin penasaran yahh🤣🤣.

Ayo siapaa yang kepooo nihh??? Apa yang terjadi gerangann???

Vote vote dan comennt ya gaess!!

Uuhh tengkyuu😘😘😘

Istri KeduaWhere stories live. Discover now