🌹Empat🌹

22.4K 1.6K 53
                                    

Selamat pagi gaess..., Maaf banget yaa. Aku hampir sebulan nggak update nih..., Nggak tau kenapa bawaannya nggak bisa nulis. Nggak mood juga.

Semoga tulisan ini nggak amburadul karena terlalu lama nggk update gaes..

Siapa yang kangen sama akuu???? Ayoo angkat tangannya???

Hehehe.....

Happy reading ya gaess!!!

Miss youu all🥰🥰😘😘

***

Alea memasuki restoran miliknya dengan langkah anggun. Hari ini sepertinya Restoran sedang ramai-ramainya karena bertepatan dengan waktu makan jam siang.

" Selamat siang Mba," sapa salah satu karyawan Alea.

" Siang juga, Bel. Gimana restoran lancar, kan?"

" Alhamdulillah lancar, Mba. Seperti yang Mba lihat restoran kita selalu rame seperti ini kalau sudah masuk waktu makan siang Mba."

Alea mengangguk puas. Alea menepuk pelan bahu Bella yang merupakan manager restoran ini.

" Yaudah, Mba ke atas dulu, ya?"

" Mau di siapin minun sama makanan, Mba?" tanya Bella cepat.

" Boleh, Bel. Seperti biasa, ya!" jawab Alea tersenyum. Bella dengan sigap hormat ala-ala tentara.

" Baik, Bu Bos."

Alea tertawa pelan melihat tingkah Bella. Bella memang orang yang riang. Siapapun yang berteman dengan Bella, percayalah hidupmu penuh dengan ketawa, walaupun Bella dalam keadaan sedih dan terluka dia tetap tersenyum dan menjalani kehidupan seperti yang lain. Bella selalu menganggap setiap masalah yang datang merupakan ujian untuk mencapai kebahagian.

Terkadang Alea merasa malu jika ia sering mengeluh tentang kehidupannya dibandingkan Bella. Alea juga sering mencontoh sifat Bella  yang selalu tampak baik-baik saja dalam keadaan apapun. Sesunggunya Alea sangat mengetahui bagaimana kehidupan asli seorang Bella Madina. Sosok perempuan yang pernah di tolongnya beberapa tahun yang lalu

" Yaudah, Mba ke atas dulu ya, Bel."

" Baik, Mba. Pesanan nya mohon di tunggu ya Mba!" Bella menunduk hormat.

Alea tertawa pelan sambil geleng-geleng kepala. Alea berlalu dari hadapan Bella dan menaiki  tangga menuju ruangannya yang memang terletak di lantai dua.

Di lantai dua juga terdapat meja dan kursi untuk pengunjung yang ingin menikmati view. Ale memang sengaja mendesign lantai dua ini hanya untuk kalangan atas saja atau yang mau membooking tempat. Karena Alea juga termasuk orang yang menghormati privasi.

Alea suka melihat pemandangan dari lantai dua restorannya. Baik itu pemandangan lalu lalang mobil dan motor di jalan raya ataupun pohon-pohon dan taman bunga yang di sengaja dibuat Alea di belakang restoran.

Apalagi sekarang bunga-bunga yang di tanam Alea sedang tumbuh mekar-mekarnya sehingga membuat mata pengunjung tidak bis beralih dari taman bunga tersebut khususnya bagi perempuan.

Alea merasa dirinya ada yang memandangi. Saat Alea hendak berbelok menuju ruangannya Alea berhenti dan mengedarkan pandangan mengitari meja dan kursi yang penuh dengan pengunjung.

Saat hendak membalik badan, gerakan Alea terhenti ketika matanya tak sengaja berpapasan dengan mata elang seorang laki-laki. Alea menahan nafas. Matanya tak berkedip melihat sosok di depannya. Alea mengeratkan pegangannya pada tas tangan. Mereka seolah berada di suatu tempat yang hanya di isi oleh mereka berdua. Mereka saling bertatap-tatapan. Tidak ada yang ingin memutus pandangan mereka.

Jantung Alea berdebar keras di dalam sana. Hari ini ia kembali di pertemukan dengan sosok laki-laki yang beberapa bulan ini tidak di temuinya. Walaupun kerap sekali malam-malam Alea merasakan kehadiran laki-laki itu tidur di sampingnya. Tapi, mereka tidak pernah bertemu langsung dan saling bertegur sapa.

Alea berkedip untuk menghalau genangan sungai di matanya. Alea mengepalkan tangan dengan kuat. Sungguh hatinya tidak ada yang tau bagaimana rasanya saat ini.

Alea segera berbalik badan dan melangkah cepat menuju ruangannya. Alea membuka dan menutup pintu dengan kencang. Alea menyandarkan tubuhnya di pintu sembari mencengkram baju nya di dada menahan sesak yang menggumpal di dada.

Alea melangkah tertatih menuju sofa yang tersedia dalam ruangannya. Segera Alea mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Alea memejamkan mata sembari pikiran nya mengawang.

Alea tersentak saat pintu ruangannya di ketuk. Jantung Alea kembali berdebar takut yang mengetuk pintu sosok laki-laki yang sama di lihatnya barusan.

Alea tidak sadar menghembuskan nafas lega yang ditahannya sejak tadi ketika mendengar suara Bella.

" Mba, aku masuk, ya!" terdengar suara Bella di luar.  Alea segera menjawab kencang.

" Masuk aja, Bel,"

Pintu terbuka, lalu masuklah Bella membawa nampan di tangannya.

Bella mendekat, " Aku taruh di sini, Mba,"

" Iya, nggak papa. Di sini aja, Bel. Makasih, ya!"

" Sama-sama Bu Bos. Saat Bella menegakkan tubuhnya setelah meletakkan nampan di atas meja. Bella melihat raut pucat wajah Alea.

" Mba sakit?"

" Hah?" Bella tergagap kemudian memegang wajahnya.

" Iya, muka Mba pucat banget." ujar Bella cemas.

" Hah. Nggak papa kok, Bell. Mungkin karena belum makan kali ya," jawab Alea mengalihkan.

Bella mengangguk.

" Yaudah, Mba. Segera makan. Lain kali jangan sampai terlambat makan, Mba. Kalau ada masalah pun kesampingkan sebentar, buat kesehatan yang penting, Mba. Mba itu publik figur, jadwalnya padat. Jangan sampai kecapekkan ya, Mba."

Alea terharu mendengar ucapan berisi nasehat dari Bella. Alea mengangguk dan tersenyum tulus.

" Makasih ya Bel. Udah perhatian banget sama, Mba."

" Iya Mba. Mba itu udah aku anggap sebagai kakakku sendiri. Malaikat penolong ku. Jadi, Mba harus sehat-sehat terus biar aku bahagia juga lihat Mbakku bahagia."

" Iya, sayang. Mba paham. Mba akan selalu bahagia dan jaga kesehatan." Alea menggenggam tangan Bella.

" Yasudah. Bella keluar dulu, Mba. Kasian karyawan lain. Pengunjung lagi rame-rame nya."

Alea mengangguk pelan. Kemudian Bella berlalu dari ruangan Alea.

" Kamu baik sekali, Bel. Semoga kebahagian juga selalu menyertai kamu."ujar Alea tulus dengan nada lirih.

***

Hallo gaes....., Jangan lupa VOTE DAN KOMENTARNYA YAAHHH.🥰🥰🥰

Coba tebak siapa laki-laki ituuu ???

Ada yang tauu???

2/04/21

Istri KeduaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora