🌹 Tiga Puluh Dua🌹

15K 1.3K 188
                                    

Sesuai janjii yaaa.. walaupun telatt update.

Siapkan hatiiiii!!!

Sakti memasuki rumah bersama Eca dengan wajah yang masih tersisa kebahagian.

" Ah akhirnya kita sampai juga, sayang."

" Iya, Ayah. Eca mau bobok. Eca capek." Eca menyandarkan kepalanya di bahu Sakti.

" Iya. Tapi mandi dulu sayang. Habis itu baru bobok, paham?"

" Paham, Ayah."

" Masih ingatkan apa yang Ayah bilang di atas pesawat tadi. Rahasia."

Eca kemudian mengangguk setelah mengingat.

" Aye-aye captain!" Eca meletakkan tangannya di kening. Layaknya prajurit yang sedang hormat.

" Heheheh...," Sakti tertawa. Sakti mengecup wajah Alea hingga Alea tertawa.

Mereka tidak menyadari kalau sepasang mata menatap mereka lekat dengan wajah marah.

" Asyik ya yang pergi liburan."

Sakti dan Eca sontak berhenti tertawa. Eca tersenyum lebar.

" Mama," teriak Eca kesenangan.

Eca berlari menuju Sarah setelah setelah minta di turunkan. Eca tidak sampai memeluk tubuh Sarah karena Sarah duluan mendorong dan menepis badan Eca hingga anak itu terduduk di lantai.

Sakti terkesiap. Sakti segera berlari menuju anaknya. Wajah Sakti menggelap. Sarah menelan ludah. Sungguh bukan ini yang sebenarnya di rencanakan Sarah. Ia spontan mendorong tubuh Eca barusan. Sarah terlanjur marah dan kesal hingga melampiaskannya kepada Eca.

Eca terdiam. Eca menatap nanar ke arah Sarah. Matanya berkaca-kaca.

" Mama," lirih Eca tidak percaya. Hatinya sakit dan pedih mendapat perlakuan dari sarah. Eca berharap ia akan mendapat pelukan. Ternyata Mama nya malah mendorongnya hingga terjatuh.

Apakah Mama nya benar tidak menyayanginya?

Kenapa Mamanya bersikap seperti itu?

Bukankah Mama sudah berubah? Bahkan kemaren itu Eca di suapi makan, ditemani mandi, dan di temani bobok. Walaupun hanya dua hari. Tetapi, Eca sangat senang.

Lalu, sekarang kenapa Mamanya kembali menjadi Mama nya yang jahat dan cuek seperti dulu?

Apakah Mama pura-pura selama ini?

Menyadari itu dada Eca sesak. Eca tidak kuat. Eca menangis hebat. Sakti meraup tubuh Eca dan membawanya ke dalam pelukan.

Sakti menatap tajam Sarah. Tatapan Sakti membuat nyali Sarah menciut. Sakti menggertak giginya. Urat-urat lehernya menonjol. Ia baru pulang dan ini yang di dapatnya.

Lihatkan Sarah hanya berputa-pura berubah. Sekarang sudah terbongkar. Sakti tidak akan membiarkan Sarah.

" Eca..., Maafkan Mama sayang. Tadi itu Mama tidak sengaja, Nak." Sarah mendekat. Sarah berniat mengambil tubuh Eca. Namun, Sakti dengan kuat menepis tangan Sarah.

" Aaw..., Sakit Mas," pekik Sarah.

" Sakit mana sama anak kecil kamu tepis dan dorong tubuhnya. Ia menyongsongmu dengan senyum ceria karena kangen. Tetapi, kamu malah menolaknya. Dimana hati nurani kamu?" Sakti berbicar mendesis.

Tangisan Eca semakin keras.

" Dada Eca sakit, Ayah. Hiks...Ayah."

Sakti mendekap tubuh Eca dan membawanya ke kamar. Sebelum itu Sakti masih sempat menatap Sarah dengan tatapan nyalang nya.

***

Sakti menutup tubuh Eca dengan selimut. Sakti mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu panas.

" Ayah sayang Eca. Jangan menangis lagi, Nak. Hati Ayah sakit melihat kamu menangis seperti ini. Maafkan Ayah sayang. Ini semua salah Ayah." Sakti mengecup kening Eca. Setelah kelelahan menangis akhirnya Eca tertidur.

Sakti segera keluar dari kamar Eca dan masuk ke kamarnya. Hatinya kembali mendidih melihat Sarah yang asyik merias muka di depan cermin. Sakti marah. Sarah tidak menyesali perbuatannya.

Dengan Langkah lebar, Sakti menyentak lengan Sarah sampai perempuan itu berdiri. Sarah memegang lengannya dan menatap marah Sakti balik.

" Kamu kasar, Mas." bentak Sarah. Matanya menatap nyalang. Sungguh tarikan Sakti barusan benar-benar sakit dan membekas. Lihatlah lengannya yang tidak tertutup langsung memerah.

" Aku tidak peduli. Hati anakku lebih sakit." ucap tajam Sakti menggema.

" Semua ini salahmu. Kamu meninggalkanku di sini demi si jalang itu kan?" tunjuk Sarah.

Plak

Sakti menampar wajah Sarah. Matanya menggelap.

Sarah memegang pipinya. Matanya berkaca-kaca. Ia tidak menyangka akan dapat tamparan sekeras ini.

" Lihat kamu sudah berani menampar aku, Mas. Benar kan apa yang ku bilang. Kamu lebih memilih istri kedua kamu itu."

" Tamparan itu pantas untuk kamu dapatkan mengingat perlakuan mu selama ini. Dan satu lagi---," Sakti mencengkram dagu Sarah.

" Jangan pernah mengatakan hal yang buruk tentang Ibu dari anakku. Bahkan ia lebih baik dari kamu."

Tes

Air mata Sarah menitik. Hatinya sakit mendengar ucapan dan pembelaan Sakti untuk orang yang tidak diketahuinya. Yang jelas ia adalah seorang jalang bagi Sarah.

" KAMU JAHATT, MASSS!"
Sarah berteriak. Ia mendorong tubuh Sakti. Sarah memukuk dada Sakti.

" KAMU LEBIH MEMILIH PEREMPUAN ITU DI BANDING AKU. AKU INI ISTRI SAH KAMU, MAS."

Air mata Sarah sudah berurai. Sakti tidak luluh. Sakti mengepalkan tangannya.

Sakti mendorong tubuh Sarah sampai perempuan itu mundur ke belakang.

Sarah kembali menatap nanar wajah Sakti. Suaminya.

" Kamu tidak mencintaiku lagi, Mas?" tanya Sarah dengan suara parau. Sakti tidak menjawab dan memalingkan mukanya.

Sarah terkekeh. Ia masih berharap. Dan ia yakin.

" Lihat, kamu masih mencintaiku, Mas. Kamu memang hanya untukku."

Sarah semakin berani. Ia mendekat. Ia mengangkat tangan hendak menyentuh wajah Sakti. Lagi dan lagi Sakti menepisnya. Sarah tergugu dan kembali marah.

" Cintaku sudah hilang seiring dengan perubahan kamu,"

Sarah terkejut. Sarah menggeleng tidak percaya. Sarah tertawa bak orang gila.

" Nggak. Kamu bohong kan, Mas? KATAKAN KALAU KAMU BOHONG, MAS!!!"

Sarah mengamuk. Wajahnya berantakan. Sarah menjambak rambutnya. Sarah membanting senua peralatan make up-nya hingga berceceran dan berserakan.

" KAMU PEMBOHONG, MAS. KAMU MASIH CINTA AKU KAN , MAS?"

Sarah menangis histeris. Sakti tidak bergeming.

" Sebaiknya kita bercerai dan menjalani hidup masing-masing!"

"TIDAKKKKK!"

Sakti meninggalkan Sarah sendiri dalam kamar. Sarah mengamuk. Sakti memilih ke ruang kerjanya. Ia tidak mau sekamar dengan Sarah.

Tbc!

31/05/21

Apa yang kalian rasakan gaess????

Satu kata buat episode inii???

Vote dan komentar ditunggu yahhh

Istri KeduaWhere stories live. Discover now