🥀 DUA🥀

26.3K 1.8K 32
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Sakti masih terjaga. Sakti sedang fokus mengerjakan sesuatu di laptop. Tiba-tiba handphone nya berbunyi. Sakti melihat id caller yang ternyata istrinya.

" Hallo," sapa Sakti.

" Hallo Sak. Aku mau ngabarin kalau hari ini aku nggak pulang. Aku nginap di tempat teman. Dahh."

Tut...tut...tut.

Sakti mendesah pelan untuk kesekian kalinya. Bahkan istrinya tidak membiarkan dirinya untuk berbicara sedikitpun.

Ini sudah yang kesekian kalinya hal ini terjadi. Sakti bangkit dan menyibak gorden jendela ruang kerjanya. Hujan masih turun dengan deras, tidak berhenti sejak tadi.

Sakti kembali melihat jam dinding dengan pandangan misterius. Sakti bergegas mengambil dompet dan kunci mobilnya. Sakti keluar menuju garasi untuk menghidupkan mobil.

Tak lama mobil sakti keluar dari garasi dan mengklason satpam yang berjaga di pos gerbang.

Tin...tin...tin.

Satpam tersebut berlari menerobos hujan membuka kan pintu gerbang untuk Sakti. Sakti mengklason sekali sebagai ucapan terima kasih. Sakti mengendarai mobilnya dengan laju kencang.

Tidak ada kendaraan yang berlalu lalang tengah malam ini apalagi keadaan cuaca yang hujan deras. Orang-orang pasti lebih memilih untuk bergelung dalam selimut dari pada keluar.

Sakti menggenggam erat setir kemudinya. Dadanya berdegup kencang saat mobilnya memasuki komplek perumahan. Sakti memberhentikan mobilnya di samping mobil yang punya rumah. Sakti mengernyit kenapa mobilnya dibiarkan berhujanan, padahal garasi sudah tersedia di samping rumah.

Namun, Sakti tidak mau pusing berpikir. Sakti berlari menuju teras rumah dan mencoba membuka pintu yang ternyata terkunci.

Sakti segera merogoh saku celananya dan mengambil kunci serapan. Sakti bersyukur karena dia sempat mengambil kunci rumah ini terlebih dahulu.

Sakti tersenyum tipis ketika pintu sudah bisa dibuka. Sakti melangkah masuk ke dalam rumah yang gelap. Tidak ada penerangan di ruang tamu sedikitpun. Namun, tidak masalah. Sakti sudah hafal sudut-sudut rumah ini.

Sakti segera berderap menuju kamar yang merupakan tempat orang yang sedang di carinya. Sakti membuka kenop pintu. Hal yang pertama dilihatnya suasana kamar yang temaram. Cahaya lampu tidur.

Sakti melarikan matanya kepada sosok yang sedang tidur nyenyak di atas ranjang. Sakti mendekat dan berdiri di tepi ranjang. Sakti menelusuri tubuh yang sangat di dambanya tersebut.

Tanpa aba-aba, Sakti segera menanggalkan pakaiannya hingga menyisakan cd saja, hingga tampak tak ada memakai apapun. Bajunya basah sedikit karena kena hujan tadi. Namun, Sakti tidak nyaman memakai baju yang basah.

Sakti segera melesatkan tubuhnya ke atas ranjang tersebut. Sakti berusaha sepelan mungkin untuk mengangkat kepala perempuan yang di dambanya tersebut. Sakti merentangkan tangannya dan memeluk tubuh sexy itu.

Sebentar Sakti menelusuri wajah cantiknya. Sakti menyelipkan rambut kebelakang telinga sehingga  menampakkan keseluruhan wajah cantik sang empunya.

Sebelum ikut memejamkan mata, Sakti mengecup sekilas kening nya dengan kasih sayang yang tulus.

" Sweetdream, Sayang," ujar Sakti lirih yang di balas pelukan erat oleh perempuan tersebut.

Setelah itu, Sakti menutup matanya dan ikut menyusul ke alam mimpi yang ditemani suasana temaram dan musik air hujan di luar. Sepertinya malam ini tidur mereka nyenyak sekali.

***

Cahaya matahari seperti nya masih tampak malu-malu menunjukkan sinarnya. Jalanan masih basah akibat hujan semalam. Daun-daun pun masih basah dan berembun.

Tiba-tiba Alea terusik oleh tidurnya sehingga Alea membuka mata perlahan.

" Eeuunghh..,"

Alea mengerang pelan, lalu menutup mulut akibat menguap. Alea memicing melihat waktu yang menunjukkan pukul enam pagi.

Alea bangkit dan duduk bersandar di kepala ranjang.

" Rasanya enak banget tidur semalam. Hangat. Apa karena hujan ya?" gumam Alea lirih dan serak.

Alea kemudian berpikir dan tersentak. Alea membungkuk dan mencium bantal nya. Alea membulatkan mata lalu memandang bantal tersebut dengan sedih.

Alea menelusuri bantal tersebut dengan jemarinya. Pandangan Alea berkaca-kaca. Pagi-pagi hati nya sudah melow.

Alea menatap nanar ke arah bantal.

" Bahkan untuk sekedar bertatap muka dan menyapaku saja kamu tidak mau, Mas." bisik Alea perih.

Alea mendekap bantal tersebut dan menyembunyikan wajah nya di sana. Tidak lama bahunya bergetar. Kesedihan mengambil alih tubuhnya. Badan Alea berguncang dan terisak karena menangis.

" Aku benci kamu, Mas. Hikks, " ujar Alea dengan suara yang teredam.

Alea benar-benar merasa sakit di dadanya. Alea mencengkram dadanya dengan kuat menahan perih.

Setelah merasa diri nya tenang. Alea kembali seperti semula. Alea menghapus jejak air matanya.

" Kamu tidak boleh lemah, Alea. Kamu harus tunjukkan kepada dia bahkan dunia ini kalau kamu kuat." ucap Alea penuh tekad.

Alea mencengkram tangannya dengan kuat. Alea menghirup nafas untuk mengisi rongga-rongga dadanya.

Alea tersentak ketika bunyi ponsel ya berdering.

Alea langsung mengangkat panggilan tersebut yang merupakan dari manager nya.

" Ya, Hallo."

" Hallo Boss. Loe dimana?" Suara seberang sana terdengar cepat mengalun.

" Di rumah. Kenapa Mak?" tanya Alea balik. Namanya Renggas. Tapi, Alea memanggil nya Mak. Karena Renggas sering berbicara seperti Mak-mak.

" Ya ampun, Alea. Loe itu ada acara pagi ini. Loe nggak ingat, huh?" cerca Renggas terdengar frustasi.

Alea terdiam kemudian kembali mengingat jadwal nya pagi ini. Alea membola.

" Oh iya, lupa Mak. Oke aku siap-siap bentar, deh." jawab Alea santai sambil bangkit dari ranjang. Terdengar hembusan nafas Renggas. 

"Oke. Buruan!"

" Iya,"

Setelah itu, Alea mematikan  teleponnya dan langsung masuk kamar mandi segera bersiap-siap sebelum Renggas kembali menyerocos dan mengomelinya.

Tbc!

10/03/21

Nahh...., Hayo tebak siapaa perempuann yang di datangi Saktii...

Pasti udah ketebak kalii ya??

Mudahh sangat untuk mengetahui siapa orangnya.

Ayo VOTE VOTE VOTE DAN KOMENTAR YA GAESSS..

Istri KeduaTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon